"Kau yang salah pendek, kau yang menabrakku!" Ucap Sasuke penuh penekanan.

"Aku tidak melihatmu tadi! Kenapa kau tidak menghindar jika kau tau aku akan menabrak mu?"

"Kalian berdualah yang salah tidak memperhatikan langkah kalian. Ayok sekarang waktunya istirahat." Ucap Obito sambil menarik Sasuke menjauh.

"Pendek jelek." Ejek Sasuke saat berbalik dan pergi.

"Sialan!" Sakura melemparkan kaleng jus tepat mengenai belakang kepala Sasuke dan kabur dengan tawa puasnya.

"Rasakan itu!"


Adegan demi adegan telah diselesaikan oleh Sakura dan Sasuke meskipun lebih lama dari yang biasanya, tetapi mereka masih belum menunjukan tanda-tanda kelelahan terutama Uchiha Sasuke yang sudah memiliki niatnya sendiri. Sakura sudah bersiap untuk meninggalkan tempat syuting tiba-tiba sebuah benda berbentuk kaleng terbang ke arah wajah Sakura. Sakura memekik kaget karena tidak melihat kabel didepannya kakinya terjerat dan terjatuh. Sakura menahan sakit saat lututnya menyentuh lantai dengan kasar dan jangan lupakan isi kaleng yang keluar dan mengenai bajunya menandakan betapa kerasnya benda kaleng itu mengenai wajah Sakura tadi. Semua orang yang mendengarnya langsung menghampiri lokasi.

"Sakura kau tidak apa-apa?! Ya tuhan hidung mu berdarah" panik Rin. Dengan sigap mengelap hidungnya..

"Kau! Kau musibah! Kau membidik kearahku dengan sengajakan? Dasar Brengsek!" Maki Sakura di sela-sela rasa sakit di hidung dan lututnya.

"Bukankah kau melakukan hal yang sama tadi? Sekarang kita impas." Ucapnya dengan santai tanpa rasa bersalah yang memang disengaja. Sakura sudah tidak bisa menahan emosinya ia melempar kembali kaleng ke arah wajah Sasuke dan mengenai jidatnya dengan keras.

"Kau!" Sasuke langsung menarik kerah baju Sakura dan menariknya dengan mudah mengingat perbedaan tubuh dari keduanya.

"Apa?! Kau ingin memukulku? Pukul saja! Dan aku akan membalasmu berkali-kali lipat!" Tantang sakura termakan emosi. Sasuke menatap tajam mata Sakura sambil menahan emosi.

"Ayolah. Kalian berhenti bertengkar!" Ucap Rin sambil mencoba melepaskan tangan Sasuke dari kerah baju Sakura.

"Pisahkan mereka. Rin bawa sakura kedalam." Teriak Obito manager Sasuke.

Bukan Rin yang menarik Sakura kedalam tapi Utakata, dia memanggul Sakura kedalam layaknya sebuah karung yang di pikul bahunya. Refleks Sakura meronta-ronta.

"Turunkan aku turunkannn!" Jeritnya sampai di dalam ruangan dapur. Utakata menurunkannya di atas meja makan. Tanpa diminta dia langsung bergegas mengambil air mineral di lemari pendingin.

"Jernikan pikiran mu, cepat minum ini." Sambil menyodorkan botol yang sudah dibuka. Sambil menatap matanya, Sakura mulai menenangkan diri.

"Ayo minum ini." Paksanya.

Sakura menandaskan minuman yang diberi Utakata lalu melempar botolnya ke tong sampah. Utakata mengelap darah di hidung dengan sapu tangan miliknya dengan lembut. Di saat itu Sakura merasa tidak bisa bergerak sedikitpun. Merasakan sensasi sengatan saat tangan Utakata menyentuh area wajah dengan lembut. Mata Sakura tidak bisa lepas dari matanya meskipun ia meringis sakit saat bagian yang terluka tersentuh tanganya. Ya tuhan jangan sampai aku terjatuh lagi kepada pesonanya. Tiba-tiba aku merindukan perhatian yang dia berikan dulu. Inernya.

"Kau itu perempuan sakura, Sasuke itu laki-laki. Kau tidak bisa melawan kekuatan laki-laki meskipun kau punya tenaga besar di tangan ini." Ucapnya sambil menggenggam tangan. Matanya tersirat rasa khawatir. Mata Sakura tidak bisa lepas dari matanya. Semuanya seperti sihir seolah di dunia ini hanya ada ia dan Utakata. Harus aku akui aku memang masih mencintai lelaki ini meskipun rasa benci dan kecewa masih menghalangi. Isi hatinya menjerit.

"Kenapa kau meninggalkanku dulu?" Ucap Sakura tanpa sadar. Utakata tersenyum kecut seperti ada rasa bersalah di wajahnya.

"Kau ingin aku menceritakan kebohongan atau kejujuran? Aku takut kau tidak akan mempercayaiku." Kepalanya menunduk, ucapnya begitu lemah. Sakura tidak bisa merespon maksud perkataan Utakata dengan baik.

"Ceritakan." Ucap Sakura menuntut.

"Aku.. aku cemburu saat itu. Aku kira kau meninggalkanku terlebih dahulu dengan si kepala merah."

"Apa maksudmu? Aku tidak mengerti."

"Kau masih ingat saat kau tampil dan bernyanyi bersama Akasuna. Kau begitu dekat dengannya seperti sepasang kekasih. Kukira kau berselingkuh."

"Tapi Sasori adalah saudara jauhku bukankah kau tau itu?"

"Ya aku tau itu. Dan aku mengetahui kenyataan itu saat aku sudah pergi meninggalakan mu. Dan aku menyesal."

"Kenapa kau tidak bertanya tentang kedekatanku dengan Sasori? Malah mengambil keputusan sepihak." Sakura menatap kecewa ke arah matanya dan menatapnya semakin dalam.

"Aku ingin memperbaikinya dari awal lagi, bolehkah?" Ucap Utakata. Dengan lembut dia menyentuh pipi Sakura. Terbuai oleh sentuannya Utakata mengikis jarak membuat mata Sakura refleks terpejam menunggu. Nafasnya terasa di hidung bertanda dia sudah sangat dekat jantung Sakura berdetak tidak karuan dilema antara menginginkan dan menolaknya. sebentar lagi. Jerit inernya.

BRAKKK!!!

Tiba-tiba suara benturan terdengar keras. Keduanya terlonjak kaget saat di samping meja makan yang mereka duduki terdapat kursi terbalik mengarah ke lemari pendingin dengn kondisi yang tidak sangat bagus kursinya patah lemari pendingan penyok parah di bagian terbentur kursi tadi.

"Jika kau ingin bercumbu. Cari tempat yang lebih tertutup kawan, ini bukan rumahmu." Ucap si pelaku bernada dingin. Sakura merinding mendengarnya. Merasa kenal dengan suara pelaku ia memberanikan diri menengok ke arah suara.

Uchiha sasuke dia terlihat lebih mengerikan saat ini. Apakah dia yang melakukannya? Isi kepalanya menebak-nebak. Sekali lagi orang-orang mulai berkumpul penasaran dengan suara keributan barusan.

TBC

ScriptWhere stories live. Discover now