19. Change

240 40 12
                                    

Jeon Sian. Nama yang Jungkook berikan untuk bayi kecilnya. Penerus dirinya― Jungkook junior. Wajah mereka berdua sangatlah mirip. Mata bulat dan bibir tipis. Jungkook sekali pokoknya.

Tiga bulan usia bayi itu. Ia bahkan sudah bisa melihat karena sekarang bayi itu sedang tersenyum riang karena sang ayah yang sedang menggodanya.

Kehidupan Jungkook menjadi berubah semenjak kehadiran Sian. Sering terbangun di malam hari menemani Yoonbi yang menyusui Sian ketika malam. Bahkan Jungkook sudah bisa mengganti popok bayinya itu. Terkadang juga ia menyuruh Yoonbi untuk tidur ketika Sian masih terbangun di malam hari, bergantian untuk menjaganya. Semenjak ada Sian juga ia sering pulang lebih awal dari kantor. Bahkan ia membawa berkas-berkas pentingnya pulang ke rumah. ah dan juga ia akan datang terlambat ke kantor karena selalu ingin masih berada di sisi anaknya.

Seperti sekarang Jungkook sengaja berangkat terlambat untuk menemani Sian. Padahal ia sudah memakai pakaian dengan rapi tapi ia sengaja tidak berangkat. Malah menciumi anaknya tiada henti, mengajaknya berbicara dan menggodanya sampai ia tertawa dengan gemas.

Yoonbi yang baru saja keluar dari kamar mandi tersenyum elok ke arah ayah dan anak yang berada di tengah kasur. Hatinya senang sekali melihatnya. Sungguh kehadiran Sian memang sangat mempengaruhi Jungkook.

"Jung apa hari ini kau ada urusan penting di kantor?" tanya Yoonbi sambil menghampiri Jungkook

Jungkook mengarahkan bola matanya ke atas, berusaha mengingat.

"sepertinya tidak. Lagipula Jin hyung pasti akan menanganinya. Ada apa?"

"aku ingin jalan-jalan bersamamu dan Sian"

Tentu saja Jungkook langsung mengiyakan. Lagipula jarang sekali ia bisa jalan-jalan dengan Yoonbi.

-

-

Disinilah ketiga orang itu berada. Di sebuah taman yang tidak cukup ramai. Duduk di kursi sambil menggoda bayinya.

"noona biar aku yang menggendongnya" kata Jungkook

Jungkook mengambil alih Sian dari Yoonbi. Sian itu bisa dibilang hyperaktif karena baru berusia tiga bulan saja tingkahnya begitu banyak. Jungkook mencium anaknya itu gemas.

"Jung.. aku senang sekali" Ujar Yoonbi tiba-tiba

Jungkook menatap Yoonbi dalam. Tidak biasanya Yoonbi mengatakan sesuatu seperti itu. Bahkan ia bergelayut manja pada Jungkook.

"aku harap kau akan terus mencintai Sian dan menjaganya"

"tentu saja. dia anakku noona, tanpa kau minta aku pasti akan menjaganya dan ku pastikan aku juga akan melindungimu. Keluarga kecil kita"

Jungkook mengarahkan tangan Yoonbi agar memeluknya. Jungkook mencium kening Yoonbi dan juga anaknya secara bergantian.

"berjanjilah Jung"

"Kau, aku dan Sian. Ku pastikan kita akan bahagia" Kata Jungkook

Yoonbi tersenyum sekali lagi. Memperhatikan Jungkook yang sedang berbicara dengan Sian. Tiba-tiba saja matanya memanas ia mengerjapkan matanya berkali-kali berusaha menjaga agar air bening itu tidak meleset keluar dari tempatnya.

Dia..

Tidak ingin Sian mempunyai ibu pembunuh sepertinya. Ia tidak ingin Sian mempunyai ibu yang sangat buruk. Mantan wanita jalang sampai menjadi seorang pembunuh. Ia tidak ingin Sian mempunyai ibu sepertinya.

Sore itu, di taman. Jungkook dan Yoonbi benar-benar seperti pasangan yang bahagia sekali. Apalagi Jungkook, ia begitu bahagia melihat keluarga kecilnya. Tertawa bersama dan juga mengabadikan moment tawa mereka. Sungguh begini saja sudah cukup bagi Jungkook.

***

Jeon Sian sudah tertidur pulas setelah mendapatkan asinya. Sama seperti Sian, Jungkook juga sudah terpejam bahkan anak dan ayah itu mirip sekali. Tidur dengan mulut yang sedikit terbuka. Menggemaskan.

Yoonbi bergeser sedikit untuk mencium bibir Jungkook. Tentu saja Jungkook kaget dan membuka mata.

"noona ku pikir aku sedang bermimpi tadi" ujar Jungkook yang disambut oleh tawa Yoonbi.

"kenapa belum tidur?" tanya Jungkook sambil membelai surai gadis itu lembut.

"aku ingin tidur di pelukanmu"

Jungkook tertawa lebar. Sungguh seriuskah Yoonbi ingin tidur di peluknya? Tumben sekali, biasanya dia yang memaksa tubuh Yoonbi merapat padanya dan Yoonbi akan pasrah. tapi kali ini ia benar-benar tak menyangka Yoonbi yang meminta.

Sejak kehadiran Sian, Jungkook memang tidak pernah tidur dengan memeluk gadis itu karena kehadiran Sian yang tidur diantara mereka. Pun sekarang Jungkook berpindah, tertidur disamping Yoonbi dengan dirinya yang berada di ujung ranjang. Yoonbi hanya menggeser sedikit tubuhnya lebih dekat dengan Sian agar Jungkook mempunyai space untuk berbaring disampingnya.

Yoonbi menghirup aroma tubuh Jungkook. Wangi maskulin Jungkook bercampur degan wangi vanila membuatnya menjadi tenang. Suka sekali bau Jungkook. Menenangkan yang juga candu baginya.

Jungkook berhasil merubah paradigmanya tentang cinta.

Hidup bersama Jungkook, merasakan cinta dan kasih sayang Jungkook membuatnya merasa begitu dicintai. Jeon Jungkook membuatnya jatuh cinta. Ia mengerti sekarang, ia mencintai Jungkook, ingin hidup bersamanya selamanya. Saling membahagiakan. Tapi ia merasa dirinya tidak cukup pantas untuk seorang Jeon Jungkook dan juga ibu dari Jeon Sian.

"Jung terimakasih" kata Yoonbi yang berada di pelukan Jungkook

"untuk?"

"karena sudah membuatku jatuh cinta. Aku mencintaimu Jeon Jungkook"

Yoonbi mencium bibir Jungkook. Melumatnya dengan lembut. Jungkook pun membalasnya. Ciuman mereka tidak terburu-buru. Hanya lumatan-lumatan lembut. Tidak menuntut. Jungkook menekan tengkuk Yoonbi memperdalam ciumannya. Tapi ciuman Jungkook terhenti setelah ia merasakan rasa asin yang menyusur di lidahnya. Ia membuka matanya dan mendapati air mata Yoonbi yang mengalir. tapi gadis itu masih melumat bibir Jungkook.

Jungkook melepas tautannya. Menghapus air mata Yoonbi yang mengalir dengan deras menelusuri pipinya.

"kau kenapa noona?" tanya Jungkook heran. Raut mukanya berubah menjadi rasa khawatir.

"tidak apa-apa. Dengarkan aku Jeon Jungkook. Aku mencintaimu dan juga anak kita Jeon Sian"

Yoonbi memeluk Jungkook dengan erat sebelum dia berpindah tidur disamping kiri Sian, tempat Jungkook tidur pada awalnya. Sekarang mereka benar-benar diantara Sian. menjadi pelindung untuk anaknya.

Tentu saja Jungkook ingin berpindah tidur, ingin berdekatan dengan Yoonbi tapi Yoonbi melarangnya dan menyuruh Jungkook tetap berada di posisinya.

Sesungguhnya hari ini Jungkook lelah sekali. Memang benar ia sangat bahagia malam ini. tapi entah kenapa ia begitu lelah. Ia melirik kearah Yoonbi yang sudah terpejam dengan hidung yang memerah karena menangis. Tapi melihat Yoonbi sudah terlelap membuatnya juga ikut memejamkan matanya sampai larut dalam mimpinya.

Tengah malam sudah terlewati, sekitar pukul satu dini hari. Yoonbi terbangun kemudian mencium Sian dengan begitu lembut agar tak membangunkannya. Air mata lolos melesat dari sudut matanya.

"maafkan ibu Sian, ibu mencintaimu sayang"

Yoonbi bergerak dengan sangat hati-hati menuju Jungkook yang tertidur pulas. Bisa dipastikan sekarang, Jungkook benar-benar lenyap dalam mimpinya karena suara dengkuran terdengar darinya. Yoonbi mengumpulkan keberaniannya untuk mencium kening Jungkook. Ia bahkan menahan isakan tangisnya. Ia ingin mencium Jungkook, mengalirkan rasa cintanya. Ia mencintai Jungkook sangat dan juga ia mencintai Sian. Tapi Yoonbi menganggap dirinya terlalu buruk untuk bersanding dengan mereka. Maka itu Yoonbi mencium kening Jungkook...












Untuk yang terakhir kalinya

***

Waaahhh.. bentar lagi mau ending yeorobun :(

SERENDIPITY ✔Место, где живут истории. Откройте их для себя