14. Tragedy

287 52 24
                                    

Jungkook terlihat begitu frustasi sekarang. Air matanya tidak berhenti mengalir. Menangis dengan sesenggukan memikirkan bagaimana keadaan Yoonbi sekarang.

Entah karena ia terlalu panik atau apa sampai ia lupa jika ia bisa melacak keberadaan Yoonbi melalui ponsel pintarnya karena beberapa waktu yang lalu Jungkook sengaja menyambungkan gps ponsel Yoonbi dengan miliknya.

Jungkook baru teringat ketika ia melihat wallpaper ponselnya yang terpasang wajah cantik Yoonbi disana.

Pun Jungkook segera melajukan mobilnya mengikuti petunjuk dari GPS-nya.

****

Berkali-kali Yoonbi mengerjapkan matanya berusaha mencari kesadarannya. Ia sedang berbaring di sebuah kamar besar yang sangat asing baginya. Kepalanya pusing bahkan untuk bergerak saja ia sedikit kesulitan.

Disinilah Kim Yoonbi berada setelah dipukul pamannya dibagian kepala belakang hingga tak sadarkan diri dan dibawa kabur oleh sang paman. Di sebuah mansion yang berada di tengah hutan dan jauh sekali dari pusat kota.

Pastinya tidak ada yang akan menyangka di tengah hutan itu ada mansion mewah. Mansion itu milik pamannya, tempat persembunyian tepatnya.

Yoonbi masih tak ingat apa-apa. Kepalanya pusing sekali tapi ia memaksa bergerak ke luar kamar.

"Kau sudah bangun?" Tanya sang paman setelah mendapati Yoonbi yang berjalan gontai ke arah ruang tamu. Tempat sang paman berada.

"Dimana kita sekarang?" Tanya Yoonbi

Pamannya tertawa lalu bertepuk tangan dengan riang seperti orang gila.

"Ini semua karena kau"

Sang paman berjalan mendekati Yoonbi.

"Kau pasti mengaduh pada Jungkook bukan?"

"Apa yang kau bicarakan?"

"Mereka sudah mengerti rencana kita, pasti kau yang telah mengaduh pada Jungkook"

Yoonbi menggeleng. Bersih keras ia mengatakan jika ia tidak pernah mengatakan apapun tentang rencana sang paman pada Jungkook. Ia saja tidak mengerti bagaimana sang paman yang tiba-tiba marah tidak jelas dan menuduh dirinya sembarangan.

"Paman aku tidak pernah mengatakan apapun pada Jungkook"

Yoonbi menjerit ketika rambutnya ditarik dengan kencang sampai membuatnya menengadah menghadap ke atas.

"Kau dan bayimu pasti ingin menikmati harta itu tanpa ku kan?"

Sang paman sudah mengetahui jika Yoonbi tengah mengandung karena sebelum Yoonbi tidak sadarkan diri ia sudah berbicara kepada pamannya jika ia tengah mengandung.

Pamannya menggila. Memukul Yoonbi dengan begitu kasar. Menampar, menarik rambutnya bahkan menendang sampai Yoonbi terkulai tak berdaya di lantai.

Yoonbi hanya bisa menangis dan berusaha melindungi perutnya. Jika ia berteriak sang paman akan semakin menjadi-jadi, memukulnya lebih kasar.

Sekujur tubuhnya penuh lebam. Tubuhnya kacau sekali. Rambutnya acak-acakan. Darah sudah mengalir di sudut bibirnya. Berkali-kali ia memohon pada sang paman tapi percuma pamannya tak mendengar sama sekali.

Puas sekali yang dirasakan sang paman. Ia tersenyum menyeringai dan perlahan mengeluarkan pistol dari balik bajunya.

Ia mengarahkan pistol itu tepat di dada Yoonbi. Darah Yoonbi berdesir hebat. Membeku di tempat.

"Mari kita mati bersama-sama sayang. Mati disini dan mayat kita tak akan pernah ditemukan" ujar sang paman dengan tersenyum smirk ke arah Yoonbi.

Yoonbi semakin menangis. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya. Do'a sudah sedari tadi ia panjatkan agar ia bisa selamat. Tidak, dia ingin setidaknya bayinya bisa hidup dan bertemu dengan ayahnya.

"Paman. Kau bisa membunuhku tapi tolong jangan bunuh bayiku" mohon Yoonbi pada sang paman. Ia bahkan berlutut dan menangis di kaki pamannya.

"Tidak akan. Aku, kau dan bayimu. Mari kita akhiri semua"

Pamannya mensejajarkan tubuhnya dengan Yoonbi yang duduk di lantai. Ia semakin mengarahkan pistolnya ke dada Yoonbi.

Yoonbi masih terus memohon pada sang paman.

Ia berniat menyingkirkan pistolnya dari tangan sang paman. Tapi pamannya mengimbangi gerakan tangan Yoonbi. Pertikaian terjadi. Satu ingin menjatuhkan senjata dan satunya ingin mempertahankan agar peluru pistol itu menembus dada targetnya.

Darr...

Pistol itu mengeluarkan asap sebagai tanda satu amunisi telah meluncur dari tempatnya.

.
.

Mata Yoonbi membulat sempurna. Mulutnya menganga. Paman dan Yoonbi, keduanya membeku di tempat. Darah sudah mengalir di lantai. Memberi bercak merah pada lantai yang berwarna putih.

Tak lama kemudian sang paman ambruk tergeletak di lantai dengan darah yang mengalir dari dadanya.

Pistol itu menembak tuannya sendiri. Yoonbi tidak menyangka jika pamannya akan tertembak. Ia hanya berniat menyingkirkan pistol itu dari tangan sang paman. Tapi tidak disangka pistol itu membalik tepat ketika sang tuan berniat menembak. Dan ya pistol itu menembak pemiliknya sendiri.

Tubuh Yoonbi bergetar dengan hebat melihat sang paman yang mungkin sudah mati. Ia semakin menangis menjadi-jadi.

"Aku pembunuh. Aku pembunuh. Maafkan aku paman maafkan aku"

Yoonbi berteriak menangisi tubuh pamannya yang penuh darah.

"Noona"

suara tak asing bagi Yoonbi terdengar. Entah itu halusinasi atau apa. Jungkook tengah berdiri di ujung pintu.

"J- Jung. Aku membunuhnya aku membunuhnya Jung"

Yoonbi bergetar mengatakannya. Menangis sampai sesenggukan.

Jungkook melihat semuanya. Ia telah disana saat pertikaian tangan antara Yoonbi dan pamannya terjadi sampai pada akhirnya pistol itu menembak pemiliknya sendiri.

Jungkook tahu Jungkook melihatnya Yoonbi tidak membunuh pamannya. Tangan Yoonbi tak pernah menarik pelatuknya. Jungkook melihatnya dengan jelas.

"Aku membunuhnya Jungkook. Kau pergilah dari sini" kata Yoonbi.

"Tidak noona kau tidak membunuhnya. Aku melihatnya. Kau tidak membunuhnya"

Jungkook berlari menuju Yoonbi. Memeluknya erat mencoba menenangkan Yoonbi yang tubuhnya bergetar hebat.

"Noona kau tidak membunuhnya. Percayalah. Ayo kita pergi dari sini oke" ucap Jungkook meyakinkan.

Pun akhirnya Jungkook membawa pergi Yoonbi dari sana sebelum polisi datang karena sang ayah telah menghubungi polisi dan berhasil melacak keberadaan paman Yoonbi.

Jungkook berniat menghanguskan bukti jika Yoonbi berada disana. Jika begitu, maka paman Yoonbi akan dikira bunuh diri karena pistolnya masih berada ditangannya.

Jungkook cepat-cepat membawa Yoonbi pergi dari sana.

***

SERENDIPITY ✔Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora