chapter 10

6 7 0
                                    

-Cellin Afsheen POV-

Aku sangat gugup ketika Noah mengajakku pulang bersamanya, tak ada alasan yang tepat untuk menolaknya saat ini, mau tak mau aku naik ke mobilnya saat dia membukakan pintu mobil untukku.

“Sudah makan Cell?” tanya Noah sambil fokus menyetir, aku benar-benar sangat salah tingkah saat ini, aku menyadari hal itu. Sebelumnya aku tak pernah berduaan didalam mobil dengan seorang cowok selain dengan abang dan ayahku.

“Udah No” jawabku akhirnya, aku hanya pura-pura santai menikmati alunan musik band  Muse yang berjudul Unintended itu, untungnya aku sangat hapal dengan lagu itu, membuatku dapat menguikuti liriknya sambil menyanyi pelan dan mencoba mengabaikan kegugupanku.

“Suka lagu ini?” tanyanya lagi, aku mengangguk sekali, aku memang tidak tahu banyak tentang band luar itu, tetapi aku suka dengan lagu ini.

“Aku juga” sambungnya tersenyum.

“Cellin...”

“Ya?”  aku mengarahkan pandanganku kearahnya ketika dia memanggil namaku, untuk beberapa saat tatapan kami bertemu, lalu dengan cepat aku mengalihkan mataku ke depan melihat jalanan.

“Ternyata dari dekat kau terlihat lebih manis” lanjutnya.

Sial! Jantungku hampir copot mendengar kalimat itu, dan aku membentuk segaris senyum dibibirku, apa-apaan ini? aku benar-benar tak bisa untuk tak tersenyum.

Aku mengutuk diriku karena yang kulakukan hanya diam dan tersenyum tanpa berkata apapun, tak mungkin aku katakan padanya jika dia juga sangat tampan terlihat dari dekat seperti ini.

Untuk beberapa saat kami saling diam dan mendengar lagu-lagu yang terputar acak dari radio mobilnya. Tak bisa kupungkiri, Noah adalah salah satu tipe pria idamanku, semua dari dirinya termasuk dalam kategori seleraku, tetapi terkadang sifatnya yang terlalu jelas memperlihatkan rasa sukanya pada diriku kadang membuatku kesal, walau terkadang juga aku senang dengan semua perhatiannya padaku.

“Cellin, apakah kau tahu aku sudah lama sekali menyukaimu? Atau kau pura-pura tidak mengetahuinya?”

“Hah? Eh..” Hanya kata-kata tak jelas yang terdengar dari mulutku, dengan cepat aku menutup mulutku, dasar Cellin bego! Aku melihat dia menaikkan alisnya heran melihat ekspresiku.

“Kenapa”

“Ka..ka..kau? suka? Padaku” tanyaku pura-pura terkejut, dengan cepat dan bersemangat dia mengangguk.

“Kau mau tidak menjadi pacarku?” lanjutnya, aku menutup mataku mendengar kalimat itu, akhirnya pria ini mengatakan kalimat itu juga, kalimat yang aku sadari bahwa itu membuat jantungku berdebar keras, aku tak bisa menjawab, aku tak tahu Noah, aku bingung!

Stop!” ujarku tiba-tiba, dengan cepat dia memberhentikan mobilnya.

“Ini rumahku” ujarku dengan cepat menyadari kami sudah tiba didepan rumahku, dia menghela napas, dan tersenyum.

“Ya ampun Cellin, ku pikir ada apa” Aku melihat senyumannya yang terarah padaku, dengan jarak sedekat ini. Seyumnya, ya Tuhan.. aku membalas tersenyum, kupikir-pikir aku memang konyol tiba-tiba bertindak seperti itu.

“Makasih ya Noah” Aku membuka pintu mobil, dia menahan tanganku agar aku tak turun dari mobilnya.

“Jawab dulu pertanyaanku Cell”

“Jawab apa?” tanyaku bodoh, pertanyaan bodoh Cellin!

“Kau mau jadi pacarku atau tidak?” Aku diam dan berpikir.

“Kasih aku waktu untuk berpikir” Dia tersenyum lagi dan mengangguk, aku membuka pintu mobil dan kali ini ia tak mencegah, aku melambaikan tangan dan masuk kerumahku.

SHARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang