chapter 2

38 7 0
                                    

Kau tahu aku selalu menyesali setiap hal yang pernah terjadi diantara kita, kau tahu karena hal itu rasa bersalah pun muncul dalam diriku, sudah lima bulan berlalu Ar, tapi bayangmu tak luput dari pikiranku, tangisan terakhirmu masih sangat menusuk batinku, dan begitu melukai perasaanku, jadi aku mohon, bantulah aku, untuk mendapat dan menjaga senyummu itu. Kau tahu ini bukan sepenuhnya salahku

Membaca pesan itu membuat moodku berantakan, terbayang jelas wajahnya dan kejadian lima bulan lalu, kejadian paling menyakitkan dalam hidupku, aku tahu ini bukan salahnya, tetapi entah mengapa aku tak bisa memulai lagi, sialnya hati ini tak kunjung menghapus namanya.

Aku hanya bisa diam, hanya dapat mengeluarkan emosiku dalam setiap tulisan-tulisanku, bahkan tanpa kusadari setiap tulisanku mengarah padanya, aku hanya berani melepas rindu lewat tulisan-tulisanku, jika ditanya apa yang kupikirkan sebelum menulis cerita, jawaban yang paling tepat adalah ‘memikirkannya’ aku selalu menangis bersama setiap kata yang kurangkai menjadi sebuah kalimat, dan aku juga selalu tertawa dalam tulisanku, hanya dengan cara itu agar aku tak harus mengeluarkan semua perasaanku, rasa penyesalanku, rasa sakitku, penderitaan batinku, kejadian lima bulan itu benar-benar menyiksa dan merubahku, percayalah aku sudah berusaha menjadi Shara yang normal seperti tak pernah terjadi apa-apa.

Aku tak pernah menghapus setiap pesan-pesan yang selalu dikirimnya padaku, selalu tersimpan dengan aman diponselku, kuhargai setiap perasaan dan rasa penyesalannya, walauku tahu ini bukan salahnya, mungkin aku yang tak bisa menerima.

Aku simpan ponselku itu disaku kantong rok sekolah yang kupakai saat ini, lalu menghabiskan sarapanku, otakku sedang penat, aku butuh cepat-cepat kesekolah hari ini, bertemu ketiga sahabatku, hanya mereka yang bisa menenangkanku saat aku penat seperti ini, kusebut mereka ‘My Crazy Friends’ hanya mereka yang selalu tahu bagaimana cara membuatku melupakan semua beban pikiran ini, ya begitulah, aku sangat mencintai mereka.

Aku duduk dibangku kelasku, tak lama Kairav datang, dan duduk dibangkunya tepat disampingku, seperti biasa aku sibuk mencatat catatan yang belum kuselesaikan untuk tugas praktikum pelajaran biologi nanti.

“Ara!!!” teriak Kairav
“Hmm” jawabku masa bodo
“Araaaaa” teriaknya lagi, “Iya sayang, kenapaa?”

aku masih sibuk dengan catatanku.

“Ara! Kau benar-benar menyebalkan, aku sedang bicara padamu, bisa kah kau arahkan wajahmu ke arahku sebentar saja?” bentak Kairav kesal dan mengguncang-guncang bahuku, “Bentar Kai, ku selesaikan dulu catatan ini, sebentar lagi selesai kok”

Aku tahu wajah Kairav sudah sangat kesal karena aku tak kunjung berpaling ke arahnya, biar sajalah lagipula aku tahu apa yang ingin dibicarakannya, cowok itu pasti menghubungi Kairav, seperti biasa dia sudah pasti meminta bantuan Kairav dan sahabatku yang lain agar aku mau berbicara dengannya, menyebalkan.

***

“Kita ingin berbicara padamu Ar, nanti pulang sekolah kita jalan ya” Cellin berbisik dari bangku belakang,

“Malas! Aku ingin dirumah saja hari ini, lagipula aku tidak bawa duit Cell” jawabku asal, aku sama sekali tak tertarik dengan ajakan mereka, karena aku tahu apa yang ingin mereka bicarakan padaku,

SHARAWhere stories live. Discover now