#09 Empty

4.6K 422 57
                                    

Jinhwan membuka matanya ketika merasakan sinar mentari memasuki celah-celah gorden kamarnya, begitu mengusik pikirnya. "Mianhae.. Hayi-ya, jebal mianhae.." Si mungil menoleh kesebelah kirinya, hanbin masih tertidur. Namun hal yang paling menyita perhatian pria manis ini adalah, hanbin tengah menangis dan mengigau dalam tidurnya. "Bin-ah.." gumam jinhwan pelan, dia benar-benar pria jahat.

"Andwe! Hayi-ya, jebal hajima.. Mianhae, jebal mianhae.." Racauan hanbin membuat jinhwan menggigit bibir bawahnya, menahan perih diulu hatinya. "Apakah, aku sejahat itu? Mianhae bin-ah, jeongmal mianhae.."












(Tidak masalah, bahkan jika kau melupakan aku. Aku akan baik-baik saja setelah beberapa hari.)









Hayi menyandarkan kepalanya pada penyangga kayu yang terdapat diteras belakang rumah bibi Yoo. Tatapannya begitu kosong, kedua matanya terlihat benar-benar begitu redup. Tangan kanannya memainkan cincin yang terdapat dijari manis tangan kirinya. Dia benar-benar tersakiti dalam sekejap.

"Eomma!" Jio memeluk leher hayi dari belakang, membuatnya ini terkejut. "Aigo~ Apa kau ingin membuat eomma terkena serangan jantung eoh? Dasar anak nakal!" Hayi meraih anaknya dan mendekapnya.

"Mianhae eomma.. Jio tidak bermaksud mengejutkan eomma, dari tadi jio memanggil eomma, tapi eomma tidak menjawab panggilan jio."

"Mian eoh~" hayi tersenyum dan mengecup pipi chubby sang anak, membuat pria cilik ini tersenyum dan mengangguk.

"Oh ne eomma, bibi yoo kemana?" tanya jio dan mengalungkan tangannya pada leher hayi. "Bibi yoo pergi kerumah, untuk mengambil pakaian kita."

Terlihat jelas akan raut kebingungan diwajah pria cilik itu, "memang kita mau kemana eomma? Apa kita akan pindah?"

"Eum, kita akan pindah ke tempat yang jauh. Kita juga akan memulai hidup yang baru disana."

"Lalu appa?"

"....................."

"Eomma.."

"Hanya kita sayang. Appamu akan tetap disini, dia tidak akan ikut bersama kita. Dan eomma ingatkan, jangan pernah menanyakan ataupun menyebut 'appamu' itu. Apa kau mengerti?"

"Wae eomma? Apa-"

"Jio, eomma sudah memperingatkanmu."

"Ne.."

.

.

.

"Kalian bawa kemana koper jio dan hayi?" Hanbin bertanya bingung saat melihat bibi yoo dan paman ahn tengah membawa koper sang istri dan anaknya, terlebih saat ini dia baru saja bangun karena jinhwan yang membangunkannya.

"Bibi hanya melaksanakan perintah, kajja Ahn." Bibi yoo menjawab datar, kedua kakinya melangkah diikuti oleh paman ahn. Namun terhenti ketika suara hanbin terdengar, "Dimana mereka?"

"Molla." jawab bibi yoo singkat dan tetap melangkah keluar rumah. Hanbin berdesis dan berlari mengambil kunci mobilnya yang berada di kamar jinhwan.

"Apa kau akan menjemput hayi?" tanya jinhwan saat hanbin telah kembali. "Ne."

(Untukmu aku akan bahagia walaupun kehilangan segalanya.)

"Apa kau yakin dengan keputusanmu? Mungkin kau akan menyesal." Jiwon berkata dan memberikan sebuah map putih pada hayi.

Yeoja ini tersenyum tipis dan meraihnya, "Mungkin ini adalah keputusan yang tepat. Aku juga akan memulai hidup yang baru bersama jio di Jerman."

"Aku pasti akan merindukanmu." ucap jiwon tulus. "Begitupula denganku, kuharap kau mau berkunjung kesana."

Baby Sitter || BinHwan ✔Where stories live. Discover now