#3 Ba!

6.3K 550 83
                                    

Mentaripun datang menyinsing, kicauan burung terdengar diluar sana. Jinhwan membuka matanya yang berat, kepalanya terasa pening. Kedua matanya melirik ke sebelahnya untuk melihat keberadaan hanbin. Namun dia tidak mendapati tuannya disana. Dia tersenyum getir dengan tangan yang meremas selimut tebalnya. Entah kenapa hatinya terasa nyeri saat menyadari betapa bodoh dirinya. Memberikan sesuatu yang dia miliki pada seorang pria yang notabene adalah majikannya, terlebih, dia adalah pria yang telah menikah.

Jinhwan melirik jam dinding yang ada dikamarnya, jam sudah menunjukkan pukul 09.01 . Namja manis ini segera bangkit dari duduknya dan berjalan kearah kamar mandi dengan tubuh polosnya, toh dikamar hanya ada dia seorang.







Jinhwan keluar kamarnya dan berjalan kearah dapur, kedua matanya mendapati Hanbin dan Jio yang tengah sarapan dengan kehangatan yang menyelimuti mereka. "Oh jinan hyung! Apa tidur hyung nyenyak?" Tanya jio ketika mendapati baby sitternya berjalan kearah mereka.

Hanbin tersenyum penuh arti ketika melihat jinhwan, "Apa kau sakit nan? Kenapa jalanmu terseok-seok seperti itu?" Godanya.

Jinhwan hanya berdesis dan berjalan pelan kearah jio, menuangkan air mineral kegelas anak asuhannya yang sudah habis. "Tidur hyung sangat nyenyak, dan maaf jika hyung bangun kesiangan." jinhwan menjawab pelan.

Jio tersenyum dan menggeleng kecil, "Gwenchana hyung.."

"Nan, kau sakit? Wajahmu terlihat pucat sekali." hanbin sudah berniat bangkit dari duduknya untuk menghampiri jinhwan, namun terhenti ketika namja manis ini tersenyum kearahnya, "Aku baik-baik saja.. Aku akan merapikan kamar jio dan kamarmu sekarang."

Jinhwan melangkahkan kakinya pelan menaiki anak tangga, tangan kanannya memegang kepalanya yang semakin berdenyut, "Huh!" desisnya.

Tangannya terulur, memutar knop pintu kamar jio. Tangannya meremas knop pintu erat, sebelum sepenuhnya dia masuk untuk merapikan kamar anak asuhannya.

Jinhwan merapikan seprai bermotif mobil itu agar terlihat rapi, menata bantal yang sudah berada tak ditempatnya. Hingga dia mendengar pintu kamar jio tertutup dibelakangnya yang semula terbuka,jinhwan sudah berniat menoleh saat sebuah pelukan dari belakang menghentikannya. Namja manis ini sudah dapat menebak jika pemilik tangan itu adalah hanbin.

Tangan jinhwan yang semula memegang selimut tebal jio, kini beralih ke-kedua tangan hanbin yang melingkar dipinggangnya. "Jangan begini.. Jika jio atau bibi yoo masuk bagaimana?" Dia bertanya pelan dan berusaha melepaskan tangan tuannya dari pinggangnya.

Namun bukan hanbin namanya jika melepaskan pelukannya pada jinhwan. Kini, hanbin menciumi leher jinhwan yang hangat dengan bertubi-tubi. "Bibi Yoo mengantar jio ke rumah Seojin, jadi sekarang hanya ada kau, aku dan paman Ahn (supir hanbin) kkkkk~"

Jinhwan menyandarkan kepala belakangnya, kebahu hanbin. Mendekatkan keningnya pada leher jenjang sang namja. "Nan, kau demam." Hanbin terlihat khawatir dan memegang kening jinhwan yang dipenuhi keringat dingin.

"Aku lelah sekali.." bisik jinhwan dan memeluk hanbin, melingkarkan kedua tangannya keleher jenjang hanbin. "Kita kerumah sakit eum." Ajak hanbin dan berusaha melepaskan pelukan jinhwan. namunnamja mungil itu malah mengeratkan pelukannya.

"Aku......" jinhwan menggantungkan ucapannya ketika pandangannya perlahan buram, "Menyukaimu......"

"Jinhwan!" Hanbin terlihat begitu khawatir ketika namjanya pingsan dipelukannya. "Aish!"













"Bagaimana dokter Park? Apa dia baik-baik saja?" Tanya hanbin setelah dokter pribadi keluarga Kim memeriksa jinhwan. Dokter Park itupun tersenyum dan meletakkan 2 tablet obat keatas nakas, "Dia baik-baik saja tuan Kim, dia hanya butuh istirahat dan ini obat penurun demam untuknya."

Baby Sitter || BinHwan ✔Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora