#01 Jinanie

6.5K 745 128
                                    

Hanbin melirik kearah Jinhwan yang tengah menunduk, jantungnya berdegup abnormal. "B-baiklah. Jinhwan, suapi aku juga."












#01











Jinhwam mendongak kaget dengan ucapan hanbin. Ini, bagaikan bom bunuh diri namanya. "Tapi-"

"-Aaaa.." Ucapan jinhwan terpotong lagi ketika hanbin sudah membuka mulutnya. "Palli Jinan hyung, suapi appa.." Jio memekik dengan antusias. Berbeda halnya dengan hanbin yang merasa jantungnya akan melompat keluar.

Jinhwan berjalan kearah hanbin dengan gugup, mengarahkan tangannya yang tengah memegang sendok kearah mulut sang empu dengan gemetar. Hanbin yang melihat itu segera memegang tangan jinhwan yang gemetar. Menyunggingkan senyuman dan memasukkan sesuap makanan kedalam mulut.

Kedua mata sipit bulan sabit jinhwan tak pernah lepas dari kedua mata hanbin, mereka saling tatap. Seolah hanyalah mereka di dalam bumi ini. "Appa, bagaimana? Enakkan?" Jio bertanya dengan bahagia.

Hanbin mengangguk mengiyakan, namun kedua matanya masih tetap menatap kedua mata sipit jinhwan. Baginya, tatapan namja manis didepannya ini membuat suasana menjadi tenang dan- "Eum, kau benar Jio, sangat enak dan......"

"Manis..."

Blush...

Ada sesuatu yang hangat menjalar di kedua pipi chubby jinhwan, untuk sekarang jantungnya tak bisa berdetak secara normal. "Sekarang appa percayakan pada jio." Bocah kecil itu berkata dengan PD seperti sang appa.

Hanbin mengangguk mengiyakan dan menatap kearah sang anak sembari tersenyum, "Kau harus makan sendiri jagoan, karena jinan hyung harus bersiap-siap." Hanbin berucap dengan aksen bicara jio, sembari mencubit gemas pipi anaknya.

"Ne appa! Jinan hyung, jio akan makan sendiri. Berikan makanan jio sekarang, palli palli." Jio mulai merengek.

Jinhwan meletakkan makanan jio ke atas meja, tepat didepan anak asuhannya. Baby sitter ini mengerutkan keningnya, dan menatap hanbin yang tengah lahap makan. "Apa maksud tuan tadi?"

Hanbin mendongak dan memiringkan kepalanya, "Bukankah tadi sudah kubilang, panggil aku hanbin."

"Tapi-"

"Apa kau menentang majikanmu, Jinanie?"

Jinhwan mendesah pelan, "Arraseo hanbin-ssi. Bisakah anda jelaskan pada saya maksud anda tadi?"

"Jangan bicara formal seperti itu padaku, itu membuatku geli mendengarnya. Kau anggap saja sedang berbicara dengan eng dengan-"

"Kekasih, itukan maksud appa." Jio menyela dengan mulut penuh nasi.

"Siapa yang mengajarimu tentang kata itu?!" Hanbin nampak kesal, karena otak anaknya dalam keadaan darurat.

"Jiwon hyung," jio menjawab dengan polos. Membuat hanbin mendelikkan kedua matanya setelah mendengar jawaban anaknya. Mungkin jika hanbin bertemu dengan jiwon, maka hanbin akan menendang jiwon ke Samudera Hindia dengan halus.

"Dengar jio, jika jiwon hyung berkata yang aneh-aneh, jangan dengarkan. Termasuk kata Kekasih, arraseo?"

"Waeyo appa? Apa jio salah?" Jio bertanya dengan polos, "Kau masih kecil, jadi tidak seharusnya kau mengetahui itu."

"Arraseo appa. Lalu appa dan jinan hyung, hanya teman?"

"Jio, appamu ini adalah ma-"

"Ne, kami teman." Hanbin segera memotong ucapan jinhwan dan tersenyum kearah anaknya, membuat jinhwan terhenyak, "Hanbin-"

Baby Sitter || BinHwan ✔Where stories live. Discover now