[39] Purpose

807 28 3
                                    

Kalau tuhan sudah mengatur takdir bahwa kau denganku, aku bisa apa?

***

Kring!! Kring!! Kring!!!

Bel sudah berbunyi tiga kali. Tanda aktifitas belajar disekolah harus dibubarkan.

Giesele merapikan bukunya yang berada di atas meja dan memasukannya kedalam tas.

"Gis, temenin gue makan es krim yuk! Bm banget sumpah. Yayaya?" Ajak Rachel ketika Giesele sedang berjalan keluar kelas.

"Dimana?" Tanya Giesele.

"Di caffe cf. Temenin ya?" Pinta Rachel.

"Di depan sekolah kan ada eskrim." Ucap Giesele.

"Ya gue maunya di CF. Soalnya tuh ada menu baru katanya. Kayaknya enakk." Kata Rachel meyakinkan.

"Hm yaudah ayo." Giesele memasukan tangannya ke saku jaket yang ia pakai.

"Yes!" Rachel bersorak senang.

***

Sesampainya di Cafe CF.

Rachel memesan dua eskrim untuk dirinya dan Giesele. Setelah memesan, dia menuju ke salah satu tempat duduk yang sudah diduduki Giesele.

"Eh astaga, gue lupa. ASTAGAAA!!" Rachel tiba-tiba heboh sendiri.

"Kenapa?" Tanya Giesele bingung.

"Gue ke toilet dulu sebentar." Dengan terburu-buru Rachel berjalan ke toilet.

Giesele hanya diam, tidak tahu harus bagaimana menanggapinya.

Beberapa menit lamanya, Rachel tidak juga kembali.

Dia memutuskan untuk menchat Rachel.

Giesele: lo tenggelem dalam kloset?

Namun ia tidak mendapat jawaban.

"Giesele." Suara itu, Giesele tahu jelas. Dia menengok ke sumber suara dan melihat sosok Dimas berdiri di depannya.

"Damn Rachel!" Umpat Giesele dalam hati. Dia akhirnya tau apa maksud dan tujuan sahabatnya itu mengajaknya kesini.

Untuk mempertemukannya dengan Dimas.

"Ck." Decak Giesele, lalu meraih tas ranselnya yang ia taruh di kursi sebelahnya.

"Gis dengerin aku dulu." Dimas memegang tangan Giesele. Menahannya agar tidak pergi.

Giesele menggeleng.

"Lepas." Ucapnya singkat. Matanya menatap tajam ke Dimas.

"Gak." Dimas menatap Giesele.

"Aku udah kasih kamu waktu, kali ini aku gak bakal lepasin kamu. Please dengerin ya?" Pinta Dimas.

"Gue gak pernah ada waktu buat ngurusin lo."

"Please?"

Giesele menatap mata Dimas kembali. Dan saat itu pula, air matanya jatuh.

Dia kembali duduk ke kursinya. Lalu menutup wajahnya mengunakan telapak tangannya.

"Aku minta maaf." Ucap Dimas.

"Gue juga. Maaf banget. Kita putus aja." Giesele menghapus air matanya.

BrokenestWhere stories live. Discover now