[16] Succed.

2.3K 109 6
                                    

heart, feelings, and situasion can change everything.

***

Dimas pov

Bruk!!

Kami berdua terpeleset. Gue berada diatasnya, dan bibir kami pun bertautan.

Gue hanya menatapnya, begitupun sebaliknya.

"Demas!" Giesele mendorong tubuh gue dengan kuat. Ia memegangi bibirnya dan meninggalkan gue, seragamnya sedikit basah. Ini gila. Benar-benar sangat gila.

Apa gue, mengambil ciuman pertamanya?

***

Giesele pov

"Ini gila. Sumpah gila.
Baju gue basah kuyup and end then
Ini benar benar gila." Umpat gue dalam hati.

Gue berjalan menuju kelas. Setelah sesampainya di kelas. Gue melihat keadaan kelas dan ternyata sudah ada guru yang mengajar di dalam kelas.

"Btw baju gue basah. Dan ini dingin." Gumam gue.

Dengan kesal gue berjalan ke wc sambil menunduk. Meratapi nasib.

Tiba tiba gue merasa ada switer yang bertengger di leher gue. Gue berbalik ingin melihat siapa yang menaruhnya dan...
Terlihatlah Demas dengan wajahnya yang membuat gue berdecak kesal.

"Pake." Ucapnya dan sekarang dia mengubah posisi tubuhnya di depan gue.

"Gausah." Kata gue sambil menyerahkan switernya.

Dia diam. Diam tetapi matanya tetap menatap mata gue seakan membujuk gue membuat gue mengalihkan padangan.

"Oke gue pake." Kataku sambil memakai switer yang diberi olehnya.

Gue mencoba memakainya. Bau rokok seketika menyeruak di penciuman gue.
Dan sekarang switernya udah menempel di tubuh gue.

"Bau rokok." Bisik gue pelan.

"Bau rokok ya?" Sahutnya membuat gue kaget.

"O-o.. engga kok."

Kring!!Kring!!

Bel pelajaran kedua berbunyi. Tanda gue sudah boleh memasuki kelas. Dengan teriakan senang dalam hati, gue meninggalkan cowok ini lalu berjalan menuju kelas.

Ketika sampai di depan kelas gue sangat ragu buat masuk. "Oh iya. Tas gue." Kata gue sambil menepuk dahi pelan.

Gue berlari menuju ruang olahraga. Berlari sekuat tenaga agar bisa sampai ke ruang olahraga dengan cepat.

Di perjalanan ke ruang olahraga gue harus melewati kelas 12-dua. Kelas dimana Rio, Adit, Bungadkk dan jangan lupa, Demas belajar disana.

Gue memelankan jalan sambil menunduk. Sadar akan pakaian yang gue pakai.

Tiba tiba gue mendengar seruan;

"Woy dit mantan lu lewat tuh."

"Dit mantan lewaaat."

"Woy adit sapa dong mantan loo."

Kira kira seperti itu seruannya.

Gue mencepatkan jalan. Lalu menuruni anak tangga dengan cepat tak sadar tali sepatu gue lepas dan...

Bruk!!

Kepala gue terasa sangat pusing. Pandangan pun mulai gelap. Bau anyir darah menyeruak di penciuaman gue. Dan seketika semuanya benar benar gelap.

BERSAMBUNG...

BrokenestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang