5. Love, Simon (2018)

5.1K 190 55
                                    

Jangan lupa tekan
VOTE & COMMENT
sehabis membaca ulasan berikut. Beritahu juga pada teman-teman kalian jika ulasan ini menarik untuk dibagikan :)

Genre: Drama, Romance, Family, Coming of Age (Gay)

Genre: Drama, Romance, Family, Coming of Age (Gay)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di awal tahun 2018 film bromance coming of age ini jadi yang paling aku tunggu-tunggu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di awal tahun 2018 film bromance coming of age ini jadi yang paling aku tunggu-tunggu. Film ini diadaptasi dari novel dewasa muda berjudul Simon & The Homosapiens Agenda karya Becky Albertalli yang menceritakan seorang remaja SMA bernama Simon Spier (Nick Robinson) yang hidupnya berjalan sempurna, memiliki keluarga yang harmonis, sahabat yang selalu bersama namun ia menyimpan satu rahasia besar bahwa dirinya adalah seorang gay. Suatu hari seorang sahabatnya memberitahu sebuah kabar bahwa ada seorang di sekolah mereka yang menceritakan kisah dirinya seorang gay di internet namun dengan identitas palsu. Orang itu menggunakan nama samaran; Blue. Simon pun sering berkirim E-Mail dengan Blue tanpa ia ketahui siapa orang di balik nama tersebut. Karena itu Simon mencari-cari identitas Blue yang asli di dunia nyata.

Di saat yang sama, Simon ragu untuk melela pada orang tua dan teman-temannya karena ia takut hal itu akan merusak kehidupannya. Ketakutannya itu pun menjadi nyata kala seorang teman sekolahnya mengancamnya akan membongkar rahasianya itu jika Simon tak bisa memenuhi permintaannya.

Yang membuat Love, Simon menarik untuk aku adalah kisah yang diangkat begitu ringan dan segar. Film ini layak dijadikan tontonan keluarga yang terbuka terhadap isu homoseksualitas. Dari film ini kita bisa melihat karakter seorang Simon yang bisa saja terjadi dalam kehidupan nyata seorang remaja yang bergelut dengan jati dirinya sebab perbedaan orientasi seksualnya dari orang-orang di sekelilingnya. Contohnya author sendiri, aku pernah merasakan seperti yang Simon hadapi. Rasa takut, berkecil hati sampai frustrasi semua itu membuat aku menarik diri dari ruang lingkup pergaulan. Tapi, pada akhirnya keinginan untuk diakui semakin kuat, berujung pada munculnya keberanian dalam diri untuk lebih terbuka dengan identitas seksual aku sendiri.

Bukan hanya itu, dari Simon aku juga belajar cara menghadapi keterpurukan saat orang lain memandang rendah harga diri kita hanya karena perbedaan orientasi seksual kita dengan mereka. Tapi, mungkin itu lebih mudah untuk karakter seorang Simon yang tinggal di negara yang menjunjung kesetaraan. Kita yang tinggal di negara demokrasi mengawang ini gimana? Oh, tentu saja tidak semudah itu Alejandro, kau melangkah satu jengkal saja sudah ada homophobic di depanmu, haha. But, setiap orang layak untuk menjadi dirinya sendiri, 'kan?

RAINBOW CINEMASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang