7. Sepertinya, Kamu Selalu Berada di Tempat yang (Tidak) Salah

28.1K 3.3K 98
                                    

7. Sepertinya, Kamu Selalu Berada di Tempat yang (Tidak) Salah

____________________________

Runaya Khandra Wimala
iMessage
3 Jun, 03:30

Hi, are you busy? Can you answer my call for a moment? It's really important. Thanks

____________________________

Kening Aksa berkerut, pikirannya seketika tertuju pada perempuan yang mengirim pesan itu padanya. Tadinya Aksa hendak mematikan iPhone nya karena getarannya yang menggangu, tetapi begitu dia melihat nama Runaya terpampang di layarnya, niat itu mendadak lenyap.

Nama Runaya akhir-akhir ini sering sekali muncul di kepalanya, dan sejujurnya, Aksa tidak tahu harus merasa bagaimana mengenai hal itu.

Meeting yang sedang berjalan sebenarnya merupakan urusan yang membutuhkan seluruh perhatiannya. Tetapi panggilan masuk dari perempuan itu tidak lama kemudian membuatnya menginterupsi penjelasan yang sedang dilakukan oleh pihak partner mereka.

"Sorry, I need to take this call. Let's continue in five," tuturnya menunda meeting. Aksa lantas bergegas menekan tombol hijau dan berjalan menuju pintu sebelum lima menit yang dia pinta berakhir.

"Aksa speaking," jawabnya setelah panggilan tersambung.

"Halo, Aksa? Ini Runaya. Maaf, saya ganggu kamu. Saya kehilangan cincin, semalem kan saya pakai, trus kayaknya cincin itu ketinggalan di jas kamu yang kemarin. Saya juga nggak yakin sih, tapi bisa coba kamu cariin nggak? Soalnya saya udah cari di apartemen saya di mana-mana dan nggak ada. Tolong ya? Eh, sorry, kamu sekarang lagi di mana?" Balas Runaya tanpa jeda nafas, dan dia seketika mencerna makna penting yang dimaksud perempuan itu.

Aksa lantas teringat pada cincin berkilau di tangan kiri Runaya yang kemarin sempat dia perhatikan karena tidak biasanya perempuan itu memakai sesuatu yang mencolok. Dari dalam ruang meeting, Dimas menatapnya dengan alis terangkat yang menuntut jawaban. "Is it diamond, your ring?" Tanyanya sembari melengos pada Dimas.

"Emh... iya, it's... white gold, and diamond." balas Runaya bernada suram, dan dia jadi tertular kekhawatiran perempuan itu.

"Hmm... sekarang saya lagi di luar, mungkin..." Aksa mengangkat lengan kiri untuk mengecek jam. "Satu jam lagi baru saya bisa bantu kamu. Is that okay?"

"Iya, nggak apa, thank you, thank you. Eh, eh, apa kamu lagi di city?" Tanya perempuan itu memburu.

"Iya, saya... di.. Pitt Street, center. Kenapa?"

"Saya ke sana ya? I mean... sorry, I just," Runaya mendesah. Perempuan itu terdengar begitu bingung dan putus asa di saat yang bersamaan, Aksa seakan merasakan hal yang sama.

"Meeting saya di gedung JP. Morgan," balasnya mengerti maksud perempuan itu. "If you don't mind wandering around, kita bi-"

"Saya tunggu boleh?"

"I'll message you when I'm done okay?" Balas Aksa sebelum mengakhiri panggilan mereka.

Dia lantas segera kembali memasuki ruangan meeting karena semua orang di sana sedang menunggunya. Pembicara yang tadi pun bahkan masih setia berdiri di tempatnya. Aksa jadi sungkan menyaksikan pemandangan tersebut.

"Udah?" tanya Dimas menyindir.

"Hm," balas Aksa singkat. Dia ingin segera pergi dari tempat itu. "Sorry for the interruption, please continue."

Sepertinya, CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang