Sembilan Belas

105 16 10
                                    


*Taehyung POV*

"Perempuan itu..sepertinya aku tidak asing lagi dengan pakaiannya" gumamku perlahan ketika melihat bayangan seorang perempuan dengan 3 lelaki di sebuah lorong.

"JOOHYUN?" Sontak aku membulatkan mataku sambil berlari ke arahnya.

*BHUKK*

Aku memukul lelaki tersebut.Kemudian menghajarnya hingga mereka lari terbirit-birit.Sepertinya jurus memukul orang yang pernah diajarkan Jungkook tidak sia-sia.Heol..setelah ini aku harus berterimakasih banyak pada bocah itu.

"Gwaenchana?" tanyaku pada Joohyun yang sedari tadi menunduk.Apa dia menangis?

"Tae..." ujarnya sambil menangis kemudian memelukku.Aku bisa merasakan tetesan air mata yang membahasi pundakku.Tapi tidak apa,setidaknya aku bisa membuatnya merasa aman.

"Tenanglah..aku ada disini" ujarku perlahan sambil sesekali mengelus rambutnya.

"Jangan tinggalkan aku" kata-kata itu mampu membuatku membeku.Aku tidak bisa memberinya jawaban 'IYA' ketika mungkin esok aku tak bisa bernafas lagi,kan? Tapi aku juga tidak bisa memberinya jawaban 'TIDAK' ketika hatiku tak ingin meninggalkannya.

"Nde,aku tak akan meninggalkanmu" ujarku perlahan.Aku tak mampu melihatnya terus menangis seperti ini.Entah berapa kali aku sudah membohonginya.Tapi mungkin kebohonganku ini mampu membuatnya sedikit lebih tenang.

Joohyun mulai melepaskan pelukanmu sambil sesekali terisak.

"Kenapa kau pulang sendirian?" tanyaku.Aku tau bahwa malam ini dia akan pergi berkencan dengan Junmyeon.Tapi kenapa sekarang dia justru pulang sendirian? Namun nihil,dia tak menjawab pertanyaanku itu dan terus terisak.

"Sudahlah..jangan menangis,sudah ada aku disini" jawabku sambil menenangkannya.

"Kau mau pulang?" tanyaku.Dia hanya mengangguk memberi jawaban padaku.Aku hanya bisa tersenyum melihatnya.

Mianhe Joohyun,mungkin sekarang akulah yang menjadi penenangmu disaat kau menangis.Tapi kelak aku juga yang akan menjadi alasanmu untuk menangis lebih keras dari ini.

.

.

Setelah mengantarkannya pulang,aku pun juga harus segera pulang.Karena angin malam tidaklah baik untuk seorang sepertiku.Aku melewati toko-toko yang mulai tutup karena larutnya malam.

Tapi wajah itu seperti tidak asing lagi bagiku.Seseorang di dalam bar.Bersama beberapa wanita.

"KIM JUNMYEON?" ujarku sambil segera masuk ke dalam bar tersebut.

*BHUKK* 

Aku dengan spontan memukul wajahnya hingga membuatnya terjatuh.Rasanya aku sangat kesal padanya sekarang.

"Yah,kenapa kau memukulku tanpa alasan,eoh?" ujarnya padaku sambil mengelus pipinya.

"Tanpa alasan katamu?" jawabku sambil tersenyum smirk padanya.

"Kau membiarkan seorang perempuan pulang sendirian larut malam,sedangkan kau bersenang-senang dengan perempuan lain,apakah itu bukan sebuah alasan menurutmu?" tanyaku kasar padanya.Tapi aku tak menyesali perbuatanku itu sama sekali.Lelaki sepertinya pantas mendapatkan hal itu.

"Bukan aku yang menyuruhnya pulang,dia yang memutuskannya sendiri,jadi itu bukan salahku,kan?" jawabnya santai sambil mulai berdiri.Aish...lelaki ini,apa dia tidak punya rasa bersalah sama sekali? Bahkan dia dengan santainya menjawab pertanyaanku barusan.

Let Go [COMPLETED]Where stories live. Discover now