Delapan

179 20 0
                                    


*Taehyung POV*

"Tae,kalau dia memang perempuan yang baik untukmu,dia tidak akan melihat bagaimana masa lalumu,karena yang terpenting adalah sekarang,masa depan,bukan masa lalu yang hanya akan menjadi kenangan,mengerti?" ucap Jimin sambil tersenyum menatapku.

Aku hanya membalas perkataan Jimin dengan senyuman dan terus memikirkannya.

"Wae? Kenapa kau tiba-tiba jadi diam?"

"Anniya,gwaenchanha"

"Itu hanya saranku saja,tidak perlu kau pikirkan terlalu serius jika tidak sesuai dengan pemikiranmu" ucap Jimin yang hanya kujawab dengan anggukan.

"Em...lalu bagaimana kelanjutan ceritamu? Apa dia juga sudah lama di Seoul?" tanya Jimin dengan raut penasaran.Aku tau dia menanyakan hal ini hanya untuk mencairkan suasana hatiku saja.

"Nde,sebenarnya aku sudah lama melihatnya,hanya saja aku tidak punya keberanian untuk menyapanya"

"Jjinja? Em..biar kutebak,dia sama dengan kita,bukan?Seorang artis?" tebak Jimin yang membuatku sedikit kaget.

"Kau ini punya indra ketujuh atau bagaimana? Kenapa kau bisa menebaknya dengan mudah?"

"Aigoo...Tae,kau lupa kita sudah berteman sejak lama,bagaimana mungkin aku tidak tau apa yang sedang terjadi dengan temanku ini,ha?" jawabnya santai sambil mulai membuka komiknya.

"K..Kau tau siapa orangnya?" tanyaku pada Jimin yang hanya dibalas gelengan kepalanya.Heol...untung dia tidak tau,apa jadinya kalau dia tau semuanya.

"Tenang saja,aku tidak akan memintamu memberi tauku,karena aku akan cari tau sendiri" ucapnya sambil tetap membaca komik disampingku.Aigoo..memang sudah nasibku mempunyai sahabat sepertinya.

"Lalu apa dia sudah berubah?" 

"Anniya,dia tetap teman kecilku dulu,hanya saja mungkin dia terlihat semakin cantik sekarang" jawabku sambil cengengesan.

"Ah...kau menyukainya?" tebak Jimin yang membuatku semakin membeku.Aigoo...Bahkan aku tidak tau bagaimana harus menjawab pertanyaannya.

"A..Anniya..bagaimana mungkin,dia temanku sendiri" jawabku sedikit gugup.

"Jangan membohongi perasaanmu sendiri,itu tidak baik" ucapnya sambil menutup komiknya lalu menaruhnya di atas meja.

"Yah...kenapa kita jadi membahas itu..sudahlah,hentikan obrolan ini" pintaku yang kemudian dibalas tawa oleh Jimin.

"Nde nde,mianhe,jadi kesimpulannya hari ini adalah kencan pertamamu secara kebetulan bersamanya,kan?" 

"Majja! Kalau saja tidak ada bocah itu pasti ini akan jadi sempurna"

"Bocah?" tanya Jimin spontan

"Ya...siapa lagi kalau bukan Jungkook" jawabku santai.Jimin hanya tertawa ketika aku menyebut nama Jungkook.

"Kau tau,tadi aku juga sudah mentraktirnya bersama semua teman-temannya"

"Mentraktir? Memangnya kau punya uang?" ucap Jimin meledekku.

"Yah...jangan meledekku seperti itu,paling tidak aku sudah bisa mencuri perhatiannya,kan,walaupun mentraktirnya tidak menggunakan uangku sendiri,sih"

"Lalu,kau menggunakan apa? Jangan bilang kau membayarnya dengan merayu pelayan restoran itu" 

"Aish...apa yang kau katakan? Tidak mungkin aku pakai cara itu lagi,lagipula ketampananku ini terlalu mahal untuk bisa ditukar dengan uang" ujarku sambil tersenyum.

"Lalu dengan apa?"

"Tentu saja dengan uang yang ada dalam ATM Suga Hyung,untung saja hari ini Suga Hyung tidak pergi keman-mana,jadi dia tidak bisa tau kalau uangnya berkurang karena ku pakai" jawabku santai.

"Kau ini sudah gila atau bagaimana,kau bisa mati ketika Suga Hyung mengetahuinya"

"Tenang saja...aku sudah memastikan semuanya,walaupun akhirnya Suga Hyung akan mengetahuinya,paling tidak hari ini aku tidak sedang berada dalam masalah"

"Aish...Tae,kau salah,justru sekarang kau sedang berada dalam masalah besar" ucap Jimin yang mengagetkanku.

"Karena tadi,Suga Hyung mengajak Namjoon Hyung untuk pergiminum kopi bersama"

"Mwo??Kapan??Bagaimana bisa??Aigoo...

"Tepat saat aku keluar dari kamar Namjoon Hyung"

"Ha??Kenapa kau tak mengatakannya dar tadi?Aigoo..eottoghe..sekarang aku harus mulai bersiap menghadapi kematianku ,Aigoo...Jimin-ah kalau aku mati.."

"Yah...apa yang kau katakan...cepat susul Suga Hyung dan katakan maaf padanya,ppalli.."

"Nde,kau benar sekali,tapi bagaimana aku bisa menyusulnya kalau aku tidak tau tempatnya?"

"Em...tadi sepertinya mereka pergi dengan jalan kaki,artinya.."

"Tempatnya dekat dari sini!"

"Majja!pergilah sekarang,cepat!"

"Nde,do'akan aku selamat,bye bye..sampai jumpa" ucapku sambil melambaikan tangan pada Jimin,siapa tau ini adalah pertemuanku yang terakhir dengannya,karena setelah ini hanya Tuhan yang tau bagaimana nasibku selanjutnya.

Let Go [COMPLETED]Where stories live. Discover now