Tujuh Belas

116 17 2
                                    


*AUTHOR POV*

"Jawab aku,apa ini? Kenapa ada namamu di amplop ini?" tanya Jimin sambil sedikit meninggikan suaranya.Sedangkan Taehyung hanya bisa diam mematung tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun.

"Kau tidak perlu tau" jawab Taehyung sambil berusaha merebut amplop tersebut dari genggaman Jimin.Tapi nihil,karena Jimin dapat menghindari tangan Taehyung dengan cepat.

"Sejak kapan kau menyembunyikan ini dariku"  perkataan Jimin tersebut mampu membuat Taehyung diam seketika.Mereka berdua memanglah sudah bersahabat sejak lama,dan mereka juga selalu bercerita pada satu sama lain jika ada sebuah masalah.Tapi hal inilah yang membuat Jimin kecewa pada Taehyung,karena selama ini Taehyung telah menyembunyikan suatu hal yang serius di hadapan Jimin dan semua orang.

"Kau boleh membukanya,lalu keluar dari kamarku" ujar Taehyung perlahan.Mungkin inilah waktunya Jimin untuk mengetahui semuanya.

Jimin pun membuka amplop itu dengan perlahan.Dapat dilihat ekspresi wajahnya yang nampak kaget ketika dia membaca surat beramplop tersebut.

"K..Kau,sejak kapan kau sakit?" ujar Jimin lirih pada Taehyung yang berdiri membelakanginya.

"Heol...mianhe,aku hanya tidak ingin mengkhawatirkanmu saja" jawab Taehyung sambil memandang jauh ke luar jendela.

"Aish...kau tidak boleh berpikiran seperti itu,apa yang lain sudah tau mengenai hal ini?" tanya Jimin yang hanya dibalas gelengan kepala oleh Taehyung.Taehyung pun segera meraih kertas tersebut dari tangan Jimin kemudian membakarnya.

"Yah,apa yang kau lakukan,kenapa kau malah membakarnya?" 

"Untuk apa aku membaca surat yang isinya selalu sama" jawab Taehyung santai

"Maksudmu?"

"Keluar" ujar Taehyung tiba-tiba.Jimin hanya menuruti perkataan Taehyung tersebut.Karena dia pikir,mungkin Taehyung butuh sedikit waktu untuk sendiri.

"Aku harap kau akan baik-baik saja,Tae" ujar Jimin lirih sambil melangkahkan kaki untuk pergi dari kamar Taehyung.

"Jangan beritahu siapapun tentang masalah ini" jawab Taehyung tanpa menatap wajah Jimin.Jimin hanya menghembuskan nafasnya dengan kasar sambil tetap melangkah meninggalkan Taehyung.Sedangkan Taehyung masih pada posisinya yang menatap keluar jendela sambil berusaha menahan air matanya yang sudah menggenang di matanya.

"Bukan,bukan ini yang aku inginkan.Membuat orang lain selalu mengkhawatirkan atau mengasihani karena kondisiku yang sekarang.Cukup aku yang menanggung semuanya.Sungguh aku tidak akan mengizinkan seorang pun terbebani olehku,baik Jimin maupun hyung-ku sendiri.Aku berjanji" batinnya.

.

*Irene POV*

Hari yang sangat indah.Heol...ini adalah hari terbaikku.Hari dimana aku dapat menghabiskan waktu bersama dengan Taehyung.Tidak,lebih tepatnya menghabiskan waktu dipelukan hangat Taehyung.Aku harap dia baik-baik saja.

"Unnie..." teriak Yeri yang terlihat melempar sepatu high heels-nya ke belakang pintu apartement.

"Yah,letakkan dengan baik" teriakku padanya.Dia hanya menuruti perintahku kemudian membanting tubuhnya di sofa ruang tamu.

"Heol..hari yang sangat melelahkan" ujarnya.

"Bagaimana? Berhasil?" tanyaku padanya untuk mengurangi rasa penasaranku.

"Tentu saja,siapa dulu...Kim Yerim.." ujarnya sombong.Aish...anak ini pasti selalu seperti itu.Tapi tidak apa-apa,karena tanpanya aku pasti tidak bisa merasakan pelukan hangat Taehyung hari ini.

Let Go [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang