Chapter 7 || M R . D E V I L

109K 2.8K 35
                                    

Elena Smith

"Aku tidak mau." Pekik ku.

"Tapi kau harus mau." Ujar Leon kukuh.

Ya kami sudah mulai berteman sejak sehari Leon tinggal di mansion Lucero, jadi kau tak malas tinggal di rumah.

"Kita sudah memeriksa mataku, ku rasa itu sudah cukup." Balas ku.

"Tidak, itu tidak cukup, kita akan memperbaharui penampilan kuno mu." Aku tersenyum lalu melepaskan tangan Leon dari ku, mata ku mulai berkaca kaca.

Beberapa hari yang lalu kami selalu memeriksa mataku setiap siang hari dan dokter kata, mataku akan baik baik saja jika tak memakai kacamata, dan dokter memberiku beberapa obat agar mengurangi min pada mata ku.

"Dengarkan aku Leon, aku tidak perduli Damian bersama wanita lain aku sungguh tidak perduli, biarkan dia." Kata ku.

"Kita sudah membicarakan ini, ingat kau kalah main catur dengan ku. Dan ingat ini tak ada sangkut pautnya dengan Damian, percayalah dia akan segera sadar." Ucap Leon.

Leon pernah memberi tahu ku tentang bagaimana Damian dan Laura yang masih menjalani kasih nya.

Dan selama 3 hari ini pun Damian tidak pulang ke mansion, terakhir dia bilang pada mommy katanya ada beberapa pekerjaan yang menuntutnya sehingga ia harus menginap di apartemen miliknya yang berada di dekat kantor, tapi Leon kata Damian tinggal di apartemen Laura, aku tidak tahu mana yang benar sebenarnya.

"Baiklah, ini hanya karena aku kalah." Leon lalu tersenyum dan membuka kan pintu mobil untuk ku.

Memang Leon sangat keras kepala aku yakin ini adalah penyakit keturunannya.

Kami mulai memasuki sebuah salon yang menurutku sangat di kenal oleh masyarakat kota, karena yang ku tahu hanya orang orang tertentu yang akan mempercantik dirinya di salon ini mengingat bagaimana hasil dari salon ini sendiri.

Aku mulai duduk di salah satu kursi dan menghadap ke arah cermin berukuran besar.

Rambut panjang ku mulai di rapikan dan pegawai itu memotongnya hingga sepunggung. Tangan pegawai itu terus berbelit belit memperbaiki rambutku.

Dan aku tenggelam dalam lamunan ku.

* * *

Mataku mulai bisa melihat pantulan wajah seorang wanita yang sangat cantik dengan mata birunya di hiasi dengan bulu mata lentik dan bibir merah menawan, astaga apa itu diriku.

Dan aku kembali beralih melihat rambut yang tadinya selalu aku gulung rapi kini terurai dengan perpaduan warna coklat dan hitam di puncuk kepalaku, sangat cocok dengan kulit putihku. Astaga aku mulai memuji dirku.

"Nona ini pakailah." Ucap pegawai tadi menyodorkan sebuah paper bag berlogo butik terkenal. Aku mengangkat satu alis ku, seolah tahu apa yang aku pikirkan lalu dia kembali berucap. "Ini dari tuan Leon."

Aku hanya menganggukan kepalaku dan membawa paper bag itu ke sebuah ruang ganti yang sudah pegawai itu siapkan hanya untuku.

Sebuah dres berwarna putih tanpa lengan dengan corak bunga merah muda, dres itu mengembang di daerah pinggul ke bawah samapi lutut ku menampilkan betis bersih ku.

Lalu aku beralih memakai hig hills putih yang sangat sederhana dan aku menukainya ini sangat pas dan nyaman.

Lalu aku beralih memakai hig hills putih yang sangat sederhana dan aku menukainya ini sangat pas dan nyaman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mr. Devil (TAMAT)☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang