17th Memory

3.5K 259 9
                                    

Sinar mentari pagi menembus pintu kertas, menyinari kelopak mata Myung Geum yang tertutup rapat. Mata indah itu terbuka perlahan, langsung tertuju kepada sebuah bantal di sampingnya. Dia membelai bantal itu, kemudian memeluknya erat. Matanya terpejam lagi, dengan bibir yang menyunggingkan senyum tipis.

Sementara itu, berkilo-kilo meter jauhnya, tepatnya di dalam sebuah kamar di istana, Yong Goo juga melakukan hal yang sama.

~~~

Beberapa jam sebelum pagi menjelang…

Ciuman lembut di dekat pintu gerbang gibang itu dilanjutkan sampai ke kamar Myung Geum. Untuk pertama kali setelah tiga tahun berpisah, mereka bercinta lagi. Tetapi Yong Goo tidak bisa bersama Myung Geum terlalu lama. Dia harus segera menyelinap pulang ke istana, agar kaburnya hari ini tidak ketahuan. Namun dia berjanji, dia akan berusaha bagaimana caranya untuk bertemu dan bercinta dengan Myung Geum seperti dulu.

Kini hubungan mereka menjadi lebih rumit. Mereka harus makin ekstra hati-hati jika ingin bertemu. Yong Goo sudah jadi putera mahkota yang harus menjaga wibawa dan nama baik. Apa kata dunia, kalau putera mahkota yang akan jadi raja, mencintai seorang gisaeng? Sementara Myung Geum sudah punya gibu. Meskipun memang tidak ada aturan resmi bahwa gisaeng yang sudah dibeli gibu tidak boleh melayani tamu lagi, tapi gisaeng itu telah dipandang sebagai milik sang gibu.

Meskipun hubungan itu makin berbahaya, tapi adrenalin mereka malah tambah terpacu. Rasanya seru dan menggebu, ketika diam-diam menyelinap untuk bertemu. Mereka bercinta di mana saja, asal tidak ketahuan. Dan ketika berhari-hari hingga berminggu-minggu tak bertemu, mereka malah makin merindu. Cinta mereka semakin dalam.

***

Selama hampir tiga bulan Yong Goo dan Myung Geum berhubungan secara sembunyi-sembunyi. Meski selama ini tidak pernah ketahuan, tetapi selalu ada masanya sebuah rahasia itu terbongkar. Raja mulai melihat gelagat aneh putranya. Dia pun menyuruh salah satu orang kepercayaannya untuk menyelidiki dengan menyamar sebagai kasim baru yang melayani Yong Goo. Ketika pada malam bulan purnama, Yong Goo menyelinap ke luar istana, kasim itu melapor kepada Raja. Dengan murka, Raja sendiri pergi menyusul putranya, bersama beberapa pengawal.

***

  Myung Geum berdiri di atas jembatan sambil memandang bulan yang bundar penuh tergantung di atas langit. Tiba-tiba sepasang tangan menutup mata indahnya. Myung Geum terkekeh, “Putera Mahkota…”

Sepasang tangan itu beralih memeluk pinggang Myung Geum dari belakang. Pria itu meletakkan dagu di bahu Myung Geum. Wanita itu mengelus lengan kokoh Yong Goo. Air danau memantulkan pemandangan mesra di bawah bulan purnama itu.

“Apa yang kau lihat?” tanya Yong Goo.

“Rembulan,” jawab Myung Geum sambil mengalihkan pandangan dari bulan ke samping kirinya, kepada pria yang sedari tadi memandangnya.

“Apa yang anda lihat?”

“Sesuatu yang lebih indah dari rembulan purnama.”

Myung Geum tertawa, “Anda masih pandai merayu, Putera Mahkota.”

“Hanya statusku yang berganti, tapi tidak sifatku. Juga cintaku.”

Yong Goo melepas pelukannya, kemudian menggandeng Myung Geum menuju sebuah pondok tertutup dan gelap. Hanya ada sinar bulan purnama yang menerangi kegelapan pondok itu. Meski tempatnya gelap dan banyak tumpukan jerami yang menggelitik kulit yang sudah tak berbalut kain sehelaipun, tidak menyurutkan api hasrat mereka yang membara, bahkan mungkin bisa membakar tumpukan jerami itu.

Tanpa mereka sadari, Raja dan beberapa pengawal datang dengan langkah berderap. Raja berhenti di depan pintu pondok, geram dengan tangan terkepal ketika mendengar suara cekikikan dari dalamnya.

“Dobrak!” perintah Raja.

Salah seorang pengawal mendobrak pintu itu. Sejoli yang asyik bergulat di atas tumpukan jerami empuk tanpa pakaian, terkejut bukan kepalang. Namun tak hanya mereka, Raja seribu kali lebih terkejut dan tidak percaya, putra mahkotanya melakukan hal selaknat ini.

“Tangkap mereka berdua! Jebloskan ke dalam penjara bawah tanah yang paling dalam! Kepala mereka akan segera kupenggal!!!”

To Be Continue…

Maap, dikit banget yah hahaha…

Memories of Gisaeng ✔Where stories live. Discover now