7th Memory

5.3K 343 10
                                    

Warning! Danger! Danger!

Yang masih belum cukup umur, lewati bagian ini! (kecuali pada penasaran wkwkwkw... :D)

Pesta Bunga Perawan dimulai. Semua bangsawan yang diundang sudah berkumpul. Remaja dan pemuda yang belum cukup umur boleh menonton tapi tak boleh menawar. Yong Goo duduk di kelompok remaja dan pemuda itu. Matanya mencari-cari sosok kakaknya yang tidak terlihat di antara bangku pejabat. Yang ada hanya ayahnya yang juga diundang. Tetapi tak lama kemudian, dia bisa bernapas lega, karena Yong Han muncul.

"Wah, Menteri Pendidikan Lee, akhirnya kau hadir di acara ini! Ah, sudah kuduga, namanya juga laki-laki, secinta-cintanya pada istri, pasti suatu saat akan mencari wanita lain yang lebih muda," ejek salah satu menteri yang sejak dulu memang tidak suka pada Yong Han.

Yong Han mengepalkan tangannya kuat-kuat. Namun demi adiknya, dia menahan diri.

Tak lama kemudian, para gisaeng yang cantik-cantik pun masuk. Tidak hanya gisaeng junior, gisaeng senior pun berdandan secantik mungkin, berusaha menggaet para bangsawan itu untuk bersedia menjadi gibu bagi mereka. Tidak hanya dari Gibang Bu Yong, gisaeng dari gibang lain di seluruh Joseon pun berkumpul dan menampilkan bakat mereka, di mulai dari tiap gibang, lalu tiap orang, bergantian sesuai undian.

Gibang Bu Yong menampilkan tarian bunga lotus yang sudah turun temurun hanya diajarkan pada para gisaeng di Gibang Bu Yong. Beberapa gisaeng menari memutari sebuah kuncup bunga lotus dari kertas yg sangat besar. Saat mereka berpencar, bunga lotus itu terbuka. Biasanya isinya cuma satu orang, yang biasanya adalah gisaeng paling terkenal. Tapi kali ini ada dua orang, Eon Hwa dan Myung Geum, karena di ibukota santer terdengar bahwa mereka berdua ini adalah calon gisaeng top. Eon Hwa kesannya lebih dingin dan misterius, membuat para pria tertantang untuk menaklukannya, tapi beberapa pria lebih suka yang kalem dan tampak polos, tapi susah juga ditaklukan seperti Myung Geum.

Setelah tarian tiap gibang, kini bakat per orang. Eon Hwa memainkan gayageum milik mendiang ibunya. Lagu yang dia mainkan, belum pernah ada yang mendengarnya. Lagu itu bernada sedih, seperti lahir dari sebuah kerinduan yang mendalam, hingga membuat siapapun yang mendengarnya menangis.

"Apa itu lagu ciptaannya sendiri? Hebat! Dia benar-benar gisaeng berbakat," bisik Hong Ran kepada Haengsu Baek, namun Haengsu tidak menjawab. Dia hanya tersenyum sambil mengusap matanya yang basah.

~~~

"Ini lagu-lagu ciptaan ibumu," kata Haengsu Baek ketika menyerahkan sebuah buku kepada Eon Hwa, beberapa hari setelah Hye Mi dikuburkan. "Lagu-lagu ini tidak pernah dimainkan di depan umum. Di lembar-lembar pertama, biasanya dimainkan Hye Mi di depan ayah kandungmu. Sisanya dia ciptakan setelah dia dicampakkan."

Eon Hwa memeluk buku itu dan menangis. Haengsu menyentuh jemari Eon Hwa yang dibebat perban, setelah Eon Hwa sempat berusaha melukai diri sendiri.

"Jangan pernah menyakiti dirimu sendiri lagi, Ah Reum. Jari-jarimu ini harus kau gunakan untuk mencari ayah kandungmu, dengan memainkan lagu-lagu gubahan ibumu. Mungkin pria itu akan mengenali lagu itu ketika mendengarnya..."

~~~

Kening Lee Yong Sook-Gun mengernyit. Dia seperti pernah mendengar lagu itu, tetapi lupa kapan dan di mana.

Orang-orang pun mulai menawar begitu lagu Eon Hwa selesai. Seperti yang telah diduga, Eon Hwa jadi rebutan. Dan yang menang adalah Lee Yong Sook-Gun.

"Cih, dia selalu memenangkan gisaeng-gisaeng terbaik," cibir menteri Ha, yang tadi mengejek Yong Han.

Sementara itu Myung Geum muncul dengan tarian Merak yang memukau. Yong Goo harap-harap cemas sang kakak akan menawarnya, tetapi Yong Han diam saja saat orang-orang mulai menawar. Menteri Ha ikut menawar hingga harga tertinggi. Tapi sebelum penawaran ditutup, Yong Han tiba-tiba angkat suara, menawar Myung Geum dengan harga dua kali lipat harga terakhir. Yong Han pun berhasil mendapatkan Myung Geum. Dan harga Myung Geum ternyata lebih tinggi daripada harga Eon Hwa. Diam-diam Myung Geum bernapas lega, karena yang mendapatkan dirinya adalah pria yang masih cukup muda, daripada bapak menteri sebelumnya yang sudah kakek-kakek.

Memories of Gisaeng ✔Where stories live. Discover now