5th Memory

5.3K 314 2
                                    

16 tahun lalu…

Bunyi gayageum mengalun lembut di sebuah kediaman. Seorang pria bangsawan sedang melukis sambil menikmati alunan gayageum yang dipetik oleh Hye Mi, gisaeng yang terkenal pada masa itu. Lukisan yang sudah selesai itu diberikan kepada Hye Mi yang menerimanya dengan bahagia. Pria itu melukis dirinya yang sedang bermain gayageum.

Pria itu membelai wajah mulus Hye Mi dengan begitu hati-hati, seperti takut sentuhan ini akan merusak kecantikan wajah itu. Wajah pria itu mendekat perlahan hingga bibir mereka bersentuhan, diikuti dengan terlepasnya pita jeogori Hye Mi. Sembari menikmati, Hye Mi teringat akan peringatan Jin Hyang, sahabatnya, sebelum dia datang ke tempat ini.

“Mau ke mana malam-malam begini, Hye Mi?” tanya Jin Hyang yang melihatnya akan keluar gerbang sambil menenteng gayageum.

Hye Mi diam saja.

“Kau mau menemui seorang pria hari ini? Bukankah hari ini adalah masa suburmu? Aku tahu karena kita punya periode yang sama.”

“Tenang saja, Jin Hyang, aku tidak akan melakukan apapun selain bermain gayageum untuknya.”

Dan kekhawatiran Jin Hyang jadi nyata. Hye Mi berhubungan seks dengan pria itu. Beberapa minggu kemudian, Hye Mi mengunjungi kediaman pria itu lagi, tanpa membawa gayageum, melainkan membawa sesuatu yang membuat pria itu sangat terkejut.

“Kenapa… kenapa bisa begini? Kau…” pria itu menuding Hye Mi dalam kemarahan, “Kau menjebakku!”

Hye Mi terperangah, “Daegam, saya tidak…”

“Kau sengaja menggodaku pada masa suburmu, agar kau bisa mengandung dan mengikatku, benar kan?”

Hye Mi menggeleng kuat.

“Atau…” pria itu memicingkan mata, “Kau mengandung anak orang lain, tetapi melimpahkan tanggung jawabnya padaku.”

“Tidak! Saya tidak pernah berhubungan dengan pria lain. Sejak saya mengenal anda, hati dan tubuh saya hanya milik anda.”

Pria itu tertawa sinis, “Siapa yang akan percaya padamu, wanita murahan.”

Kalimat hinaan itu seketika menusuk hati Hye Mi. Air matanya meleleh perlahan.

Pria itu mengibaskan tangannya sambil memalingkan wajah, “Pergilah. Gugurkan saja anak itu.”

Hye Mi terhenyak.

 ~~~

Ah Reum menyisir rambut ibunya yang panjang dan kusut, kemudian dikepang dan digelung, sebelum menusukkan binyeo emas yang baru dibelinya di gelungan rambut itu. Wanita itu diam saja dari tadi, masih dengan pandangan menerawang.

Lima belas tahun yang lalu Hye Mi melahirkan seorang anak perempuan. Hye Mi sungguh kecewa. Dia berharap melahirkan anak laki-laki sehingga anak itu dapat diasuh oleh sang ayah. Karena jika anak perempuan, maka harus mengikuti jejak ibunya menjadi gisaeng. Namun Hye Mi tetap membawa bayinya kepada pria bangsawan itu. Seperti yang telah diduga, mereka diusir, tidak hanya oleh pria itu, tetapi juga oleh istri sah pria itu. Habislah sudah harapan Hye Mi.

Beberapa kali Hye Mi mencoba membunuh diri. Dia juga tidak mau makan dan minum, menyiksa diri. Anaknya tentu saja tidak diurus, bahkan dia tidak bisa mengurus dirinya sendiri. Hye Mi pun diasingkan di sebuah kuil di pinggir kota karena kewarasannya telah hilang. Jin Hyang yang telah disahkan sebagai Haengsu, mengasuh bayi Hye Mi, yang diberinya nama Jang Ah Reum.

Ah Reum memeluk punggung ibunya. Air mata menetes pelan dari manik matanya.

“Maaf, aku terlahir sebagai anak perempuan…”

Memories of Gisaeng ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang