Prolog

371K 4.5K 56
                                    

Namaku Elena Smith, Elena artinya terang bercahaya dan kalian tahu bercahaya itu cantik tapi aku tak cantik seperti namaku. Aku bekerja menjadi seorang karyawan di salah satu perusahaan ternama di New York, dan penghasilan ku cukup besar untuk membiayai ayahku dan ibuku yang sudah menua.

Adik pertama ku bernama Elina Smith, Elina artinya cerdas, namun dia tak memilikinya dia bersikap konyol seperti orang bodoh dan selalu membuat kami sekeluarga tertawa membuatku sangat menyayanginya. Dia juga cantik dan manis ku rasa nama kami memang tertukar. Dia bekerja menjadi seorang model yang akan merangkak ke dunia perfilman kami sekeluarga selalu mendukung nya namun kami juga memberi syarat padanya agar mempertahankan kesuciannya.

Dan adik terakhir ku bernama Elvina Smith, Elvina artinya ramah dan bijak dan dia memilikinya hanya dia yang memiliki anugrah sama seperti namanya, dia pendiam namun sangat sopan suaranya sangat manis juga bagus, dia kesayangan ayah, cita citanya juga kemauan ayah yaitu menjadi seorang Dokter.

Pagi memang selalu menjadi acara favorit kami karena teriakan, kemanjaan, juga curahan kami ada di pagi hari.

Nasehat ayah, susu dari ibu, celetohan Elina dan pertanyaan yang selalu Elvina ajukan pada kami semua, semuanya ada di pagi hari di mana kami akan tertawa lalu berbicara dengan terus terang.

"Ele, bisakah bacakan berita ini untuku," Kata ayah sambil meliriku, aku segera berdiri dan membenarkan kacamata minus ku dan membacanya.

Aku membacakan jadwal pertandingan bola yang akan di adakan di salah satu stasiun tv nanti petang dan itu jadwal di mana tim yang ayah dukung akan bermain.

"Ibu, bisakah ambilkan roti untuku," Kata Elina dengan suara manjanya.

"Mengapa tidak ambil sendiri," Kata ibuku yang sedang sibuk meladeni Elvina, dan beralih membawa tas ku dari kamar.

"Ya tuhan tak ada yang benar benar menyangiku di sini mereka mempunyai anak kesayangan sendiri, ayah dengan si calon dokternya dan ibu dengan anak kesayangannya," Ujar Elina pura pura sedih.

"Ya tuhan anak manis ini," Kata ibuku lalu mencium puncuk kepala Elina dan memberikan dua lembar roti bakar padanya.

"Aku menyangi mu ibu," Kata Elina setelah mendapatkan rotinya.

Ibu dan ayah selalu mengutamakan aku dan Elvina bukan karena mereka lebih menyayangi kami dari Elina tapi karena memang aku dan Elvina akan berangkat pukul 7 sedangkan Elina dia akan berangkat pukul 9, karena pekerjaan kami memang berbeda dan si bungsu yang sekolah.

"Ibu aku sudah selesai," Kataku lalu membenahi rambut sanggul ku dan kacamata minus ku, dan merapikan blazer kebesaran mlikku.

"Aku juga," Kata Elvina dengan suara rendahnya.

"Baiklah ayo berangkat," Kataku.

"Belajarlah yang rajin calon dokter dan kau kakak yang rajin cari uang," Kata Elina sedikit berteriak, sambil tertawa

Ya tuhan anak itu memang benar_benar.

Aku selalu naik bus khusus karyawan yang di sediakan langsung oleh perusahaan kami mengantar jemput setiap karyawan yang bekerja di Lucero Corp.

Elvina juga ia naik bus sekolah yang di sediakan olah layanan sekolah miliknya.

Setelah beberapa lama di perjalanan akhirnya semua karyawan yang menaiki bus sudah sampai dan segera mengambil alih tempat masing masing.

"Ya Mr. Lucero akan mulai memimpin lusa," Kata Kate, dia adalah teman ku namun kami tak benar benar dekat.

"Benarkah?" Tanya lawan bicaranya.

"Ya," jawab Kate.

* * *

Pukul delapan malam aku baru tiba di rumah dengan badan yang pegal setelah beberapa jam aku duduk di depan komputer membuat beberapa dokumen yang akan di periksa lusa oleh Mr.Lucero.

Lucero Corp sebelumnya di pimpin oleh tuan Mario yang merupakan kepercayaan dari keluarga Lucero karena anak semata wayang dari Lucero sangat sibuk dengan perusahaannya di Los Angeles.

"Kau sudah pulang, nak," Kata ayahku.

"Ibu sudah menyiapkan makanan untuk mu," Ibuku mulai melangkah ke arah ku.

"Aku sudah makan ibu, sekarang aku sangat lelah," Kata ku.

"Ayah ingin bicara dengan mu, nak, kemarilah!"

Aku duduk di sofa dekat ayah, aku rasa ini adalah pembicaan yang tak akan bagus untuk ku, aku membuka kacamataku dan menyimpannya di atas meja.

"Besok mintalah ijin untuk tidak masuk, karena besok akan ada tamu," Kata ayahku.

"Ayah," Kataku dengan suara yang lemah.

"Percayalah, ini takdirmu nak," Bisik ayaku.

TBC

Akhirnya Ns publish untuk yang pertama kalinya di akun ini.

Semoga suka, vote + voment nya jangan lupa!!!!

Salam manis
Peluk hangat
Dari Ns_

Kamis, 21 Juni, 2018
Tasikmalaya

Mr. Devil (TAMAT)☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang