part 2

14.8K 706 2
                                    

Pak Mario sudah tidak bisa menunggu ingin segera bertemu dengan calon menantunya. Menantu harapannya. Ia pergi mengunjungi Akbar,paman sekaligus wali dari calon mantunya itu sejak meninggalnya kedua orang tuanya karena kecelakaan.

Bila baru pulang dari luar kota saat sayup terdengar Pak Mario memperbincangkan masalah perjodohan bersama pamannya.

"Assalamualaikum." Sapanya pada seisi rumah. Ini adalah pertemuan kedua dengan Pak Mario seandainya beliau mengingat partemuan pertama mereka. Seketika jantungnya berdegup lebih kencang dari biasanya.

"Wa'alaikumsalam."Sahut semua yang berkumpul di ruang tamu.

"Alhamdulillah,panjang umur, yang dibicarakan sudah pulang." Dinda, istri dari pamannya itu langsung memeluk keponakannya yang juga adalah sahabat sejatinya.

Dinda adalah teman Bila dari kelas empat SD. Keduanya tak dapat terpisahkan. Dinda yang pemalu dan sering dibully memiliki pelindung seperti Bila yang pemberani. Menjelang remaja rasa kesepian di rumah mereka sebagai anak tunggal membuat mereka mencari keseruan di luar, di sekolah mereka ikut kegiatan pencinta alam, yang membuat mereka bebas, hanya ikut serta kegiatan di luar tapi tak pernah jadi anggota ekskul manapun. Jika ada kegiatan camping atau hiking mereka akan ikut, lebih tepatnya Dinda yang selalu dipaksa ikut oleh Bila.  Sementara aturan Ayah Bila yang ketat membuat Akbar yang selalu jadi sasaran kemarahan kakaknya itu.

Sejak Ayah Bila mengalami kecelakaan ia jadi over protective pada putri semata wayangnya itu. Akbar harus mengantar jemput sekolah bahkan menemani kegiatan Bila di luar sekolah sementara untuk kegiatan sekolah Akbar hanya bisa mengawasi dari kejauhan. Sebisa mungkin jadwalnya disesuaikan dengan jadwal kuliah yang ia lakukan sambil bekerja juga.

"Mohon maaf sebelumnya Pak Mario Bila kan baru saja pulang dari hutan, pasti kotor, sebaiknya bersih-bersih dulu, kami permisi ke belakang, Pak. Yuk!" Ajaknya pada Bila.

Dinda menemani Bila ke kamarnya.
Selesai mandi dan berpakaian rapi Bila enggan keluar. Sungguh ia bisa menebak apa yang ingin dibicarakan Pak Mario drngan paman juga dirinya.

"Ayo!"Dinda menggandeng tangan Bila.

"Kenapa nggak bilang bakalan ada tamu sih?"

"Mendadak Bila, aku juga gak tahu bakal ada tamu. Terakhir ketemu sama beliau bulan lalu itupun ngobrolnya sama paman kamu aja."

Bila masuk ruang tamu dan menyalami Pak Mario kemudian ia
duduk di samping pamannya.

"Bila ini Pak Mario?" Ujar Akbar.

Bila mengangguk dan menunjukkan senyum manisnya.

"Santai saja Nak jangan terlalu tegang!" Pak Mario mengatakan hal yang membuat Bila semakin tegang. Seperti dokter yang menyuruh pasien rileks untuk disuntik. Pasti ada apa-apa. Mungkinkah yang ia dengar tadi itu benar. Rasa terima kasih dan hormatnya tak akan pernah hilang pada Pak Mario karena dia adalah orang tua asuh yang telah membiayai sekolahnya, tapi jika benar apa yang di dengarnya tadi sungguh ia tidak mau kalau sampai di jodohkan dengan anaknya Pak Mario. Hal yang selama ini dia hindari.

Ah itu mungkin hanya ketakutannya saja atau ia sedang kegeeran?

Seperti apa Reno selama sepuluh tahun kami tidak bertemu.

💗💗💗

TBC

TasabilaWhere stories live. Discover now