19(a). Ingin bertemu...

270 40 17
                                    


Thank you for the patience :) Chap 19 sesungguhnya belum rampung, tapi saya selesaikan setengahnya dulu menjadi 19A. Yang sudah lupa tokoh/jalan cerita, bisa tanya langsung ke saya loh ^^ Kalo ada typo, tegur saya. Ngedit sy agak ngantuk. 

Kritik saran ditunggu~

Lets go! Bismillah~

**

**

**

"Ngapain kau kemari?"

Daehyun terkejut melihat satu tangan terentang menghalangi jalan masuknya ke mobil. Ia kira seorang fans , ternyata lebih dari itu.

"Aku rasa aku perlu penjelasan kenapa kau kemari membawa temanmu yang melakukan hal gila di depan sekolahku?"

Di balik masker itu, Daehyun sedang tersenyum lebar. Ia gelagapan menghadapi tatap mata yang cukup tajam terlempar kepadanya. Meskipun telah lama ia tak bertemu pandang, mata itu tetap terasa mengancam, serta bikin rindu.

"A—aku tak mengenalnya, sungguh. Aku tidak duga dia kemari," tampangnya sok polos. Sebuah pernyataan konyol yang tidak akan bisa diterima Youngjae karena jelas hal itu bersebrangan pada fakta. Siapa yang tidak kenal partnernya sepanggungnya sendiri? Memangnya dia amnesia?

"Dan kau kemari untuk membuntutiku?"

Daehyun meneguk ludah. Kenapa hasil menguntitnya yang kedua kali malah berakhir jadi begitu kacau hanya karena Jongup terlibat begitu saja. Ia terdiam saja. Sedang mencari alasan yang paling pas.

Youngjae tidak bisa membairkan keheningan dari keduanya dibalik kebisingan teriak-teriak heboh para fangirl dari beberapa langkah mereka , berjalan terus sampai kehadiran mereka ketahuan. Ia mendesah nafas, "Kau ingin mendengar semua kata memuakkan dariku setelah membaca semua pesanmu?"

Mata Daehyun terbelakak. Sampai dirinya tergagap. "K-K-Kau jadi membaca pesanku!?"

Daehyun berteriak, dan suaranya yang memang khas itu sontak jadi perhatian beberapa orang yang masih berkumpul. Youngjae terkesiap, dan langsung mendesak tubuh Daehyun masuk ke belakang kemudi. Youngjae entah kenapa ikut duduk di sampingnya. Itu atas ketidak sadarannya. Tapi setidaknya lebih baik daripada para fangirl semakin merepotkan mengejar Daehyun pula.

"Jadi kau membacanya!?" pekik Daehyun kedua kalinya setelah membuka kembali maskernya. Kali ini ia tidak perlu khawatir sampai ketahuan oleh orang-orang.

"SSSSSTTTT.. bodoh! Bagaimana jika ada yang melihatmu?!"

"Terima kasih Tuhan! Youngjae ternyata membacanya!" Daehyun mendelik ke Youngjae. Mengabaikan keresahan yang muncul hingga Youngjae sampai kalang kabut memperhatikan sekitar. "Lalu kenapa kau tidak menjawabnya!? Barang 1 pun!"

"Untuk apa aku membalas orang yang membuatku marah seumur aku jadi fanboy?" Youngjae mendengus. Ia terlihat tidak senang diajak mengobrol. "Kau masih benci padaku?" bibir Daehyun mengerut kecewa. "Aku minta maaf."

Kepala pemuda itu terfokus memperhatikan Daehyun. Ada rasa yang terlampau menyesal ketika mengingat ucapan Diana tentang Daehyun yang tidak ia sadari. Daehyun hanyalah pemuda baik yang mau menolongnya, juga selalu menempatkan ruang kosong untuk Youngjae disana.

Bahkan sampai saat ini.

"Tidak juga," nada Youngjae melembut. Ia memelintir baju seragamnya dengan malu-malu. "Aku sudah tau beberapa hal dari Diana." Daehyun terperangah menatap Youngjae. Ekspresinya bertanya-tanya penasaran.

"Aku tidak percaya, akan berakhir sekejam ini,"

"Maksudmu?"

Youngjae tersenyum miris. Tampak sesal di wajahnya mungkin memalukan. Apalagi selama ini ia menjauh karena ingin membuktikan dirinya tidak kalah ditaklukkan Daehyun si penganggu, atau segala sebutan jelek di otaknya.

My Idol, My BoyfriendWhere stories live. Discover now