Part 6

58 3 0
                                    

Mentukan sebuah keputusan itu sangatlah sulit, apalagi keputusan untuk menentukan masa depan kita.
#Zyfah_Hadhirah_Rushda

💗💗💗

"Wa'alaikumsalam." ucap mereka berbarengan.

Ternyata orang yang mengetuk pintu itu adalah Jafran.

Betapa terkejutnya Zyfah melihat keberadaan Jafran saat ini, dia tidak bisa berkata apa-apa, pikirannya sudah melayang entah kemana. Kejadian yang telah dia takuti sejak tadi pun sudah terjadi, jantungnya Zyfah terus berdetak kencang, kebingungannya semakin besar. Zyfah enggak tahu mau bilang apa pada abinya nanti.

Ummi Zyfah pun mempersilahkan Jafran untuk masuk. Karena keluarga Abinaya merasa tidak enak atas kedatangan Jafran akhirnya keluarga Abinaya berpamitan untuk pulang.

"Dul, kami pulang dulu ya, insya'allah lusa kami akan datang lagi untuk mengetahu jawabannya." ucap Agam pada Abdul sambil berjabat tangan.

Saat keluarga Abinaya sudah meninggalkan kediaman keluarga Abdul. Abdul bermaksud masuk kerumahnya dan meninggalkan Zyfah dengan Jafran di ruang tamu. Yang abdul tahu, kedatangan Jafran kemari mungkin hanya ingin berbicara dengan Zyfah sesuatu hal.

"Jafran, kami ke belakang dulu ya." ucap Abdul sambil mengajak Hayati.

Belum sempat mereka beranjak dari duduk mereka, Jafran sudah terlebih dahulu menghalangi mereka.

"Maaf om, saya ingin berbicara dengan om."

"Oh saya kira kamu ingin berbicara dengan Zyfah tentang suatu hal yang penting. Jadi, apa yang kamu ingin bicarakan dengan saya nak Jafran?" tanya Abdul serius.

Jantung Zyfah sekarang makin berdetak, pikirannya semakin kosong. Pandang Zyfah dari tadi hanya fokus pada abinya, dia takut abinya mengeluarkan ekspresi yang membuatnya sedih.

"Sebelumnya saya minta maaf dengan om, karena telah mengganggu waktu om." ucap Jafran

"Tidak papa Jafran." ucap Abdul sembari menampakan senyum tipisnya.

"Sebenarnya saya sudah memberitahu Zyfah atas kedatangan saya ke sini, tapi mungkin Zyfah tidak sempat mengatakannya kepada om." ucap Jafran santun.

Abdul melirik sekilas ke arah Zyfah,di melihat ekspresi Zyfah seperti orang cemas, wajah Zyfah pun sudah mulai pucat karena kecemasannya. Abdul merasa ada yang tidak beres, Abdul merasa ada yang ditutupi oleh Zyfah.

"Jadi kedatangan saya ke sini untuk meminta izin om menjadi kan Zyfah sebagai istri yang sah saya."

Seketika jam seperti berhenti berputar. Adul tidak menyangka anaknya telah dilamar 2 orang sekaligus dalam sehari. Walaupun Azka pria yang Abdul jodohi tapi Abdul tidak bisa berkata lain jika Zyfah memilih Jafran karena Allah telah merencanakan ini semua.
Begitu juga dengan Hayati Yang dari tadi berada di antara mereka, hayati merasakan apa yang dirasakan oleh Zyfah, hayati mengetahui ini adalah keputusan yang berat.

"Maaf nak Jafran saya tidak bisa menjawab lamaran Jafran, lebih baik kita tanya langsung dengan Zyfah apakah dia menerima ataukah menolak lamaran nak Jafran."

Zyfah masih tidak fokus, dia masih terlelap dalam lamunannya.

"Zyfah, jadi kamu menerima lamaran Jafran tidak?" tanya Abdul membuyarkan lamunan Zyfah.

"Em? Oh iya apa bi?"

"Jadi kamu terima gak lamaran jafran. "

"Maaf dokter Jafran, dokter minta waktu untuk menjawabnya."

"Oh ya sudah tidak papa Zyfah, saya akan menunggu jawaban kamu"

Setelah mendapat jawaban dari Zyfah akhirnya Jafran pamit pulang, sebenarnya hati Jafran sedikit merasa kecewa atas jawaban Zyfah, Jafra tahu ini keputusan yang berat buat Zyfah karena baru kemarin Jafran memberi tahu kepada Zyfah bahwasanya dia akan melamar Zyfah, makanya Jafran nggak ambil pusing saat Zyfah meminta waktu untuk memberikan jawaban, menurutnya itu hal yang wajar.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 12, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Muslimah PendampingWhere stories live. Discover now