Part 4

719 47 33
                                    

Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu'min:"Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Ahzab :59)

💗💗💗

Sekarang Azka sedang bersama Laura menuju ke rumah mamanya untuk memperkenalkan Laura kepada mamanya. Didalam perjalan menuju rumah mamanya Azka, Laura tidak hentinya memandang terang-terangan wajah Azka, dia terpesona akan ketampanan wajah Azka.

Ternyata Azka ganteng juga ya, kalau nanti gue jatuh cinta denganya gimana? Ah itu tidak boleh terjadi, gue mau menikah dengannya hanya karena hartanya saja titik!. Batin Laura berkata.

"Lo kenapa? Dari tadi gue lihat lo kok mandangi gue terus." Tanya Azka.

"Hehehe iya, lo ganteng juga ya." ceplos Laura.

"Baru nyadar dia, kalau Azka Aldric Abinaya ini adalah pria terganteng sedunia!" sombong Azka.

Laura hanya memperlihatkan wajah sinisnya.
Setelahnya suasana mobil senyap, tidak ada satu pun dari mereka yang bersuara hingga mereka sampai ke sebuah rumah yang sangat mewah. Rumah mewah itu adalah rumah milik keluarga Abinaya.

"Ayo turun! Sudah sampai." ajak Azka pada Laura.

Laura pun turun dari mobil Azka. Entah mengapa hati Laura deg-degan, jantungnya berdetak kencang karena ingin berjumpa calon mertuanya, walaupun mertua sementara saja sih, tapi kan tetap saja mertua.

"Tok tok tok." Azka mulai megetuk pintu rumah mamanya.

Pintu tersebut pun terbuka dan menampakan wanita paruh baya yang terlihat masih muda. Wanita paruh baya tersebut adalah Dian mamanya Azka, yang kebetulan dia sedang cuti hari ini untuk melihat calon mantunya.

"Selamat sore tante." sapa Laura sembari mencium tangan Dian. tapi entah mengapa Dian tidak suka dengan penampilan Laura yang tidak sopan.

"Ayo masuk!" ajak Dian.

Mereka pun langsung masuk dan duduk di sofa ruang tamu. Dian yang duduk pas berada di hadapan Laura, tak hentinya melihat Laura dengan tatapan sinis.

"Ma, papa mana?" tanya Azka

"Papa dia sedang ada rapat penting dengan kliennya, jadi nggak bisa cuti." jawab Dian.

"Ma, ini Laura calon istri Azka." Azka memperkenalkan Laura pada mamanya.

"Salam kenal tante." sapa Laura sembari menujukan senyum manisnya.

"Oh..., Ini calon istri kamu." ucap Dian sinis.

"Iya ma." jawab Azka.

"Kasihan ya calon istrimu, beli baju aja gak bisa, baju kekecilan aja masih dipakai." sindir mama.

"Mama!" tegur Azka.

"Kanapa? Kan memang betul. Kamu nggak risih apa punya istri yang makai baju kekecilan kaya gitu." ucap Dian sinis

"Ma, Laura bukan nggak bisa beli baju tapi... " ucap Azka mencoba membela Laura.

"Tapi apa? Kekurangan bahan." ucap Dian memotong pembelaan Azka.

Karena Laura merasa dirinya di kucilkan akhirnya dia angkat bicara.

"Maaf tante, walau pun pakaian saya begini, tapi saya punya harga diri!" seru Laura membela diri.

"Oh, situ punya harga diri ternyata. Tapi, pakaiannya kok tidak mencerminkan kamu punya harga diri ya?" ucap Dian.

"Dari pada tante menghina saya terus, lebih baik saya pamit permisi pulang." pamit Laura sembari beranjak dari sofa.

Muslimah PendampingWhere stories live. Discover now