29. Bussy

3.7K 161 0
                                    

Sebulan setelah berbicara empat mata dengan Devan, baik Devan ataupun aku sendiri belum merealisasikan penyelesaian dari masalah tersebut. OSIS akan mengadakan promnight untuk kelas 12 yang barusan lulus tahun kemarin, jadi Devan sangat sibuk mengingat dirinya adalah ketua OSIS.

Bagaimana dengan Shanti? Tentu saja dia sedang menjalani masa skorsnya bulan ini. Keadaan juga sudah berbalik, kini Shanti menjadi sorotan dan bahan bullyan atas perilakunya yang memang keterlaluan. Dan hubunganku dengan Shanti belum ada tanda-tanda membaik mengingat dirinya sangat keterlaluan.

Siang ini, aku akan menemui Devan untuk segera menyelesaikan masalah yang sedang kami hadapi.

"Van."panggilku pada Devan saat dirinya hendak masuk ke ruang OSIS.
"Aku ada rapat OSIS bahas soal prom, kita bicaranya nanti ya?"kata Devan.
"Van kita udah Nunda buat nyelesaiin ini lama banget."kataku.
"Tapi aku masih sibuk mau ngurusin prom dulu,..Zein ngertiin aku sekali ini aja, aku ada rapat, oke?"tanyanya.

Kemudian dia meninggalkanku masuk ke ruang OSIS. Dengan wajah setengah kesal aku pergi menuju gerbang depan, dan ada mobil yang menghampiriku. Kaca mobil itu diturunkan perlahan dan aku melihat sosok Adhita di sana.

"Adhita?"sapaku.
"Ayo masuk, aku udah izin Papa kamu buat anterin kamu pulang."kata Adhita.

Aku pun masuk ke dalam mobilnya, dan kami melaju.

"Kamu ngapain di Jogja?"tanyaku.
"Jengukin nenek."jawabnya.

Kemudian aku terdiam tak membalas pernyataan Devan karena hatiku sedang ruwet.

"Kamu kenapa? Lagi ada masalah ya?"tebak Adhita.
"Udah cerita aja."kata Adhita.
"Jadi gue ada masalah sama Devan."jelasku.
"Devan yang pernah ketemu di toko buku kan?tanya Adhita.
"Iya,"
"Udah jadian?tanya Adhita.
"Em,.,belum."jawabku.
"Terus masalah lo apa?"Tanya Adhita.
"Dia tu sibuk banget sama organisasinya padahal gue sama dia punya masalah yang harus diselesaiin juga. Ya gue kesel aja Dhit."jelasku.

Adhita terkekeh,

"Yaudah lo sebagai cewek juga harus paham, jangan egois gitu. Devan itu tipe-tipe prioritas kerjaan. Lagian dia kerja buat orang banyak dan di situ relasinya dia nggak cuman lo aja, tapi sama temen-temennya, dan Devan punya tanggung jawab yang nggak bias dia tinggal. Lo harus paham. Kadang-kadang lo yang punya cowok sibuk organisasi harus bisa maklum. Dirinya dan otaknya dia udah terikat yang namanya organisasi. Devan ketuanya?"

Aku mengangguk.

"Nah apalagi kan dia juga seorang ketua, pastilah yang dipikir dia nggak cuman lo aja."tambah Adhita.
'Tapi gue suka kesel, dia tu kayak mengabaikan gue."
"Dia prioritas kerjaan bukan berarti lo itu nggak penting di hidupnya dia, Bukan berarti lo bukan prioritasnya dia. Lo tetep prioritasnya dia dalam hal perasaan tapi dia punya tanggung jawab yang besar dan itu tanggung jawab dia ke orang banyak, jadi lo harus ngertiin dia."kata Adhita.

"Ya emang ada baiknya ketika lo ngrasa nggak nyaman terhdap sikapnya lo bilang ke dia, tapi lo juga harus mikirin kapan waktu yang pas buat ngomong ke dia."tambahnya.

Aku mengangguk paham.

"Banyak yang harus gue perbaikin, hubungan gue sama yang lain juga."kataku.
"Kalau ada masalah pikirin pake kepala dingin dan jangan gegabah."

Kemudian, kami sampai.

"Thanks ya tumpangannya?"kataku.
"Oke, aku duluan ya?"kata Adhita lalu pergi.

Kemudian Adhita melambaikan tangan dan pergi.

jangan lupa vote ya?..Jangan biasakan jadi silent reader.Thnks udah mengikuti sampe part ini

Rebrrica [COMPLETED]Where stories live. Discover now