PART 1 - CHEATING

4.8K 237 12
                                    

Hai, How's your day?

Panggil aku Kak jaja,jaja atau ja aja ya jangan Author hehe.

Thankyou

Jangan lupa Vote dan Coment

Have a greatful day! 🌻

****

Perasaan ale campur aduk saat melihat devan pacarnya yang sedang berduaan dengan perempuan lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Perasaan ale campur aduk saat melihat devan pacarnya yang sedang berduaan dengan perempuan lain. Rasanya seperti ditusuk benda tajam secara perlahan, karena faktanya menjalin hubungan selama dua tahun tidak membuktikan keseriusan devan.

Abin memarkirkan mobil hitamnya didepan halte tempat ale duduk dan menagis.

Abin memeluk ale dari samping, tubuh gadis itu seperti tenggelam saat badan abin memeluk tubuhnya seperti benteng yang akan melindungi.

“Devan jahat bin,”

Abin diam saja, mengelus punggung ale pelan.

“Gue kurangnya dimana ya bin? Gue kurang cantik ya bin?”

“Atau gue kurang menarik buat dipamerin ke temen temennya? Gue tau bin, gue ngerti kalau gue gak bisa ngasih apa yang dia mau. Tapi selingkuh itu bukan jalan keluar karena gue gak bisa ngasih itu kan?”

Spontan abin melepaskan pelukannya, tidak suka saat ale mengatakan demikian. Menurutnya yang namanya selingkuh tetap salah dan tidak bisa ditoleransi.

Saat hubungan dua orang diterpa masalah, maka selingkuh adalah hal yang paling tidak masuk akal untuk memperbaiki semuanya.

“Le, dia yang bakal rugi karena kehilangan perempuan setulus lo!”
“Sakit bin, dada gue sakit banget.” Ucap ale memegang dadanya.

Abin memegang dagu ale agar gadis itu dapat berhadapan dengannya, “Bukan gak ada kata maaf untuk orang yang selingkuh, kata maaf itu pasti ada. Tapi untuk kesempatan kedua itu gak akan ada!”

“Dua tahun bin gue sama dia. Gue kira dia tulus bin, gue kira dia sayang sama gue bin. Gue kira gue dunianya bin, gue segalanya buat dia. Tapi kayaknya itu bukan realitanya, karena sebenernya gue dan ekpetasi gue yang sedang menjalani hubungan, bukan gue sama dia.”

Tenggorokan abin tercekat saat ale mengatakan demikian. Seperti tidak bisa mengatakan apa apa lagi. Abin menggengam tangan ale.

“Gue traktir Starbucks deh hari ini, udah jangan nangis!”

Ale sedikit tersenyum, mencoba menghapus sisa air mata yang membekas. Mengikuti abin dari belakang dan masuk ke dalam mobilnya. Seperti katanya bahwa laki laki itu akan mentraktir strabucks sekarang.

AbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang