Part 31

4.6K 488 10
                                    


Aku terdiam menatap kearah Jake yang masih tidak sadarkan diri. Dan aku menundukkan kepalaku karena jujur melihat kondisi sahabatku sejak kecil itu dalam kondisi seperti ini bukanlah hal yang menyenangkan.

"Istirahatlah. Jake akan baik-baik saja." Ucap Eli berusaha mengusirku yang sudah sejak tadi hanya terduduk serta menatap kearah Jake dalam diam dan Ia menyuruhku untuk beristirahat serta tidak khawatir akan Jake, tapi aku tahu bahwa ucapan Eli akan kondisi Jake adalah bohong.

Saat ini kita berada di Wilayah Vampire jadi sudah jelas disini tidak mungkin ada Pack Doctor dan itu berarti Jake tidak dapat dirawat untuk beberapa waktu kedepan. Joziah memang sudah melakukan pertolongan sebisanya tapi itu tidak akan mungkin seakurat jika Pack Doctor yang melakukan perawatan itu.

"Ella –" ucap Eli lagi dan mendengar nada bicaranya aku sudah bisa menyadari bahwa Ia benar-benar serius menyuruhku untuk istirahat sebab aku sama sekali tidak tidur sejak pelatihan terakhir – dan ini sudah 10 jam berlalu sejak kejadian yang menimpa Jake serta Steve.

"Aku akan mencari udara segar." Ucapku pelan,

"Jangan melakukan hal berbahaya seperti mendekati Hutan atau semacamnya." Ujar Eli sesaat sebelum aku melangkah keluar dari kamar tempat Jake dirawat.

Aiden dan Joziah saat ini sedang bersama Steve karena aku bisa melihat bahwa Steve sebenarnya juga tidak jauh berbeda kondisinya dengan Jake hanya saja pria itu bisa menahan sakitnya itu sedangkan Jake sepertinya mengalami serangan yang cukup fatal hingga Ia harus kehilangan kesadarannya seperti ini.

Aku berjalan kearah taman kecil yang berada di pekarangan rumah milik Ace ini karena jujur meski badanku lelah dan aku membutuhkan tidur – aku yakin bahwa aku tidak akan bisa tertidur saat ini – tidak dengan kondisi seperti ini.

Setelah mendudukkan diriku di salah satu kursi taman akupun menangkupkan kedua tanganku pada wajahku dan memejamkan mata.

"Kau tidak apa?" ucap seseorang yang membuatku langsung membuka kedua tanganku lalu menoleh kearah asal suara – dimana aku mendapati Ace sudah berdiri tidak jauh dari tempatku duduk saat ini.

"Wajahmu terlihat – buruk." Ujar pria itu sambil melangkah mendekatiku lalu mendudukkan dirinya disampingku.

"Kurasa kau seharusnya istirahat sekarang, dan bukannya duduk diam disini." Tambahnya dan aku menggeleng pelan untuk mewakiliku berkata 'tidak' pada ucapannya itu,

"Apa kau merasa bersalah akan Jake dan Steve?" tanya Ace yang membuatku menoleh kearahnya dan itu membuatku berpikir,

Apa – aku merasa 'kacau' seperti ini karena rasa bersalah?

Atau kalau bukan karena itu – maka apa alasan diriku merasa seperti ini?

Apa hanya karena Jake adalah sahabat dekatku maka aku merasa sedih Ia terluka?

"Entahlah." Jawabku jujur setelah beberapa waktu memikirkan hal terkait apa yang terjadi,

Ace terdiam seakan tenggelam dalam pikirannya sendiri sebelum memutuskan untuk berkata padaku, "Apapun alasannya – kau bukanlah penyebab semua ini terjadi. Jadi jangan penuhi dirimu dengan rasa bersalah atau apapun. Jika ada pihak yang harus disalahkan maka itu adalah aku."

Aku menarik nafas perlahan lalu menghembuskannya seakan berharap dengan melakukan itu semua beban yang ada padaku ikut menghilang bersama hembusan angin secara perlahan.

Tapi – sudah jelas itu tidak mungkin terjadi.

Dan untuk beberapa waktu tidak ada satupun diantara diriku maupun Ace yang mengatakan sepatah katapun hingga tiba-tiba ingatan akan masa kecilku terputar begitu saja dalam memoriku. Dimana itu membuatku memikirkan kejadian ini lebih mendalam,

Sacrifices | ✓Место, где живут истории. Откройте их для себя