Chap 14 Resent something

9.1K 276 11
                                    

Woy diem diem bae, vote nya napa biar nggk gilaa gue ..😂😂😂😂

Oke lah, Happy reading...😘😘

****

  Semenjak kejadian tadi malam, Laurent semakin tidak karuan dengan sikap Gabriel, ntah apa yang membuatnya benci pada seorang pria tampan dan baik sepertinya, dasar keras kepala.

Semakin Laurent memikirkannya dia semakin mengumpat kesal.
"Shit!!!dia sangat menyebalkan!! Kenapa dia selicik itu.!!" Umpat Laurent sambil tangannya dia kepalkan diatas pahanya.

"Hey, kau kenapa? Akhir-akhir ini aku sering sekali melihatmu marah-marah." komentar Siena yang sekarang sedang berada disamping nya menyetir mobil menuju kearah Club.

"Diaa..." ucapan Laurent terpotong, ntah apa yang dia pikirkan.

"Kemarin apa kau yang memberi alamat Auntie pada Gabriel??" Tanya Laurent , tatapannya seperti sedang mengintrogasi.

Siena melihatnya menggidik ngeri dia dengan cepat menggelengkan kepalanya kasar.
"Tidak. Aku tidak tau." Jawab Siena, matanya tetap fokus kearah jalanan.

"Lalu....? Apa kau tau Gabriellino??" Tanya Laurent penasaran.

"Oo dia.. dia seorang pengusaha termuda dan tertampan dikota ini, bukannya kalian sudah saling kenal?" Tanya Siena dengan bodohnya.

Laurent menyeringai, Laurent sebelumnya tidak pernah bercerita bahwa dirinya kenal dengan seorang Gabriel.
"Benarkah?" Tanya Laurent.

"Benar, aku tau kalian saling mengenal karna kemarin Gabriel menemuiku dia..." tiba-tiba ucapannya terpotong , dapat Laurent sadari raut wajahnya seperti orang sedang tertangkap basah karna mencuri.

"Dia apa?" Tanya Laurent, menahan tawanya, karna dia tau Siena sedang berbohong padanya.

"Diiiaaa,,,,," tenggorokan Siena seperti tercekat.
Laurent semakin menajamkan matanya kearah Siena.

"Hmmm????" Tanya Laurent dengan sebelah alis terangkat.

"Baiklah baiklah! Ya! Kemarin dia datang menemuiku, aku juga yang memberikan alamat Miya pada nya." Jelas Siena pasrah,

Kemudian tawa Laurent pecah menggelegar didalam mobil, membuat Siena Melebarkan matanya kearah Laurent,yang sekarang sedang diam sambil kedua tangannya menutup mulut nya (menahan tawa).

"Kau menyebalkan Rent." Kesal Siena,
Saat Laurent hendak membalas tiba-tiba ponselnya berdering tanda ada panggilan masuk.

Laurent mengernyitkan keningnya saat melihat layar ponselnya.

"Siapa?" Tanya Siena yang menyadari raut wajah bingung sahabatnya.

Laurent hanya menaikan bahunya tanda tidak tau.

"Hallo?" Sapa Laurent.

"Apa kau sibuk?" Tanya suara seorang lelaki dari seberang line.

Laurent membulatkan matanya, dia tau suara siapa dari seberang itu.
"Ekhemm!! Kau!!!" Kesal Laurent.

"Apa?"

"Aku tidak memberi mu nomor ponselku!" Kesal Laurent lagi.

"Apa kau lupa siapa aku??"

"Apa!!! Arrogant!! Ada apa?" Tanya Laurent mengalah.

"Apa kau sibuk??" Ulangnya lagi.

"Ya."

"Aku akan menjemputmu malam ini."

"Apa!!! " kesal Laurent Lagi.

Kemudian sambungan terputus.

"Diaaa!!! Sangat menyebalkan!!! Astaga!!!!" Marah Laurent.

"Siapa! Kau sangat berisik sekali Rent!" Komentar Siena.

"Aku ..?ah lupakan!"
Laurent lebih memilih diam melamun kearah jalanan. Dipikirannya tergiang-giang sosok Gabriel yang berhasil mencuri perhatian Laurent saat ini.

Mobil berhenti tandanya mereka sudah sampai ketempat yang menurut Laurent menjijikan.

Gabriell, sedang duduk menghadap kaca jendela yang memperlihatkan gedung-gedung menjulang tinggi Kota Manhattan, New york.
Sambil sesekali bibirnya tersenyum tipis.

"Dia sangat menarik. Berbeda dengan wanita lain." Gumam Gabriel.

Yah, pasalnya setiap wanita tergila-gila padanya, yang memiliki wajah bak dewa, seorang pengusaha , baik pula.

Yah, pasalnya setiap wanita tergila-gila padanya, yang memiliki wajah bak dewa, seorang pengusaha , baik pula

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Gabriel mengernyitkan keningnya saat dia teringat akan Hans.

Tiba-tiba pintu terbuka, Gabriel tidak menghiraukan.

"Apa kau menginginkan Laurent, dia milikku.!"ucap suara seorang laki-laki.

Tatapan Gabriel seperti sedang menerawang, dia tau siapa pemilik suara itu.
Kemudian bibirnya menyeringai.

"Apa kau tidak mendengarku?" Ucapnya lagi.

Kemudian Gabriel berdiri, kedua tangannya dia masukan kedalam saku celana.

"Milikmu?? Apa kau yakin?" Tanya Gabriell
Dengan senyuman miringnya.

Hans menaikan sebelah alisnya dan mendengus kesal.
"Apa kau yakin akan merebut wanita yang sahabatmu sukai?" Tanya Hans balik.

"Benarkah kau menyukainya? Sejak kapan?" Tanya Gabriel,mengerutkan dahinya.

"Sejak dia menjadi Sekertarisku." Jawab Hans.

"Oooh, sudah ku duga. Aku masih banyak kerjaan, apa kau kemari hanya untuk membicara hal kekanak-anakan seperti ini?" Ucap Gabriel.

"Tidak. Aku hanya memperingatkanmu! Jauhi dia!" Jawab Hans singkat, kemudian pergi meninggalkan Gabriel diruang kerjanya.

Gabriel hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
  "Dia mengancamku? Benar kau sahabatku, cinta akan menjadi sangat egois, aku tidak perduli, aku hanya ingin memilikinya untukku." Gumam Gabriel.

Kemudian kembali berkutit dengan berkas-berkas diatas meja kerja yang luas itu.

Hans menyetir mobil nya dengan kecepatan tinggi, ntah apa yang dia pikirkan saat melihat dan mendengar semua itu dari mulut Gabriel, dia hanya seorang pengusaha biasa, mana mungkin berani menetang atau semacamnya pada Gabriel.
Bahkan tadi dia beraninya mengancam.

Sejenak termenung dan terlintas dipikirannya ide-ide buruk yang akan terjadi ntah besok atau sekarang, bibir Hans menyeringai kejam dan tatapan matanya tajam. (setajam silet) 😂

Wkwkwkwk.
TBC oke.
Maaf aku baru apdet sekarang-sekarang, maklum orang sibuk.HAHAHAHA sibuk pacaran sama Gabriel..
😂😂😜😜😜

The bad girl ✔ CompletedWhere stories live. Discover now