Angry Billionaire - 20 - Pertemuan Kembali

Mulai dari awal
                                    

Pertanyaan demi pertanyaan terus berkelebat di benak wanita itu. Mysha tak paham perasaannya sendiri. Ataukah sebenarnya dia mengerti, tapi menolak untuk memahami?

William merasa darahnya mendidih dan kepalanya berdentam-dentam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

William merasa darahnya mendidih dan kepalanya berdentam-dentam. Permintaan Mysha untuk berkata jujur bergaung di kepala, berulang, dan semakin memancing amarahnya meledak.

Suara pintu yang seolah didobrak paksa membuat pria berambut pirang yang sedang tiduran di atas kasurnya tersentak. Derap langkah tegas dan cepat terdengar sebelum pintu kamarnya terbuka lebar.

William Davis datang dengan sorot mata tajam yang hampir tak pernah diperlihatkannya.

"Aku tak peduli kau tak mau mendengarku, tapi ini sudah sangat keterlauan!" Sebuah kalimat panjang yang membuat Axel kehabisan kata-kata.

William tak ingin duduk. Ia berdiri dengan bersedekap di sebelah ranjang. Matanya menatap nyalang. Ia toh sudah meminta agar perawat Axel menunggu di luar agar ia bisa bicara empat mata.

"Tadi Mysha memintaku untuk tidak berbohong." Nada dingin William terdengar menyerang.

Axel dengan susah payah bangkit perlahan dari posisinya. "Why?"

"Kurasa ia mengingat bagaimana kau menghilang sejak aku kerap membatalkan janjiku secara mendadak karena harus datang ke sini." Kali ini debasan terdengar. "Dia memintaku untuk tak pernah berbohong padanya. Namun, kurasa kata-kata itu harusnya ditujukan kepadamu."

Rahang Axel mengeras. Mata sendunya terlihat semakin berduka. "Aku tak pernah menyuruhmu untuk datang!"

"Apa kau mau terus memainkan peran jahatmu sampai mati?! Apa kau tak punya hati untuk melihat kenyataan?!" Nada William meninggi dengan tatapan yang semakin menusuk.

Mendengar kalimat terakhir dari William, Axel hilang akal. Tangannya yang bebas dari infus menghantam ranjang. "Memang kau tahu apa tentang perasaanku?"

William masih tak berekspresi kala memandang Axel yang justru terengah-engah seolah kalimatnya tadi sudah menggunakan seluruh kemampuannya.

"Aku tidak tahu, karena kau selalu menutup dirimu."

Axel tertawa terbahak-bahak. "Lihat siapa yang berani bilang kalau ada seseorang menutup dirinya? Apa kau tidak pernah bercermin, Will?"

William tak mengacuhkannya. "Apa kau pernah berpikir apa yang terjadi pada Mysha kalau kau sampai meninggal?"

Axel tersenyum miring. "Aku sudah menulis surat wasiat untuknya. Kurasa itu cukup!"

William menengadahkan kepalanya ke atas sembari menarik napas panjang menyabarkan dirinya. Menghitung mundur sepuluh hitungan sebelum kembali bicara. "Kau egois kalau mengira sepucuk surat cukup untuk menyelesaikan kekacauan yang kau buat."

Axel kembali mengentak kasurnya. "Ia pasti akan melupakanku dan segera berbahagia denganmu! Apa kau belum juga puas?!"

William menelengkan kepalanya. "Kau yakin atau kau hanya menghibur dirimu sendiri?"

END The Cold Billionaire x Rasa Membara dalam DadaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang