18+
Bijaklah mencari bacaan.
Sekuel Passionate CEO.
BISA dibaca terpisah.
William Davis, lelaki tampan, kaya, cerdas, juga seorang presiden direktur sekaligus anak pemegang saham utama di Crown Land Developer.
Banyak wanita antre untuk memperebutkan...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Ada luka yang masih mengerak di relung hati Mysha. Sampai kapan nyerinya akan sirna tanpa jejak? Kadang wanita itu merasa bahwa yang ia butuhkan hanyalah penjelasan penuh kejujuran. Ditinggalkan tanpa ada penyelesaian membuatnya tak tenang.
Mysha meregangkan tubuh. Pekerjaannya hari ini telah selesai. Diliriknya ponsel yang terletak di sisi kanan meja. Tak ada tanda-tanda William menghubunginya. Ada rasa aneh menyisip. Keinginan untuk tahu di mana pria itu berada sekarang. Apa ini artinya ia merindu?
Mysha menggeleng. Memang sudah hampir satu tahun berlalu, tapi hawa gigil tetap terasa setiap mengingat Axel. Entah karena pengaruh musim gugur yang baru datang, atau karena hatinya belum juga bisa menerima kehangatan.
Dering ponsel membuyarkan lamunan. William menghubunginya. Mungkin hendak mengonfirmasi tentang rencana makan malam mereka hari ini. Namun, dugaan Mysha meleset.
"I'm so sorry." William terdengar penuh rasa bersalah. "Ada urusan mendesak. Aku harus pergi malam ini."
Perasaan tidak enak menyergap. Sesuatu tampak tidak beres. Ini sudah kesekian kalinya William membatalkan janji untuk makan berdua dengannya.
"Ada masalah?"
"Tidak ada yang perlu kau khawatirkan."
Balasan dari William selalu sama. Mysha tahu, tapi ia tak pernah menyerah untuk bertanya.
"Will...." Ada nada menggantung ragu.
"Ya?"
"Tolong, jangan pernah berbohong padaku." Mysha berbisik lemah. Kekhawatirannya akhirnya terungkapkan juga. Sesuatu yang paling enggan ia kemukakan, tapi begitu terasa menyesakkan.
Axel dulu juga perlahan menghilang tanpa alasan jelas. Meninggalkannya dalam kegamangan. Berapa kali pun Mysha mencoba mendekat, Axel mundur menjaga jarak. Hingga akhirnya pertunangan mereka dibatalkan sepihak.
Apakah saat ini William juga akan melakukan hal yang sama padanya? Apa memang seorang Mysha Natasha tidak boleh berharap untuk mencintai dan mendapatkan cinta yang sama? Mungkin Mom benar. Tak banyak pria di dunia yang bisa setia pada satu cinta.
"Will?" Mysha menyadari sedari tadi William tak berkata apa-apa.
"Aku tak akan berbohong padamu. Aku bersumpah." Ada helaan napas terdengar. "I'm sorry, aku sedang terburu-buru. Lain kali kita bicarakan soal ini."
"Ok. Thank you, Will."
Sambungan telepon pun diputus. Mysha kembali menekuri langit-langit kamar. Apa kekhawatirannya terlalu berlebihan? Toh dirinya dan William belum mengikat hubungan apa pun. Kenapa ia menjadi secemas ini?
