Billionaire Idea - 14 - Critical Hit

24.7K 1.9K 239
                                    


Bab ini ditulis oleh @Shireishou untuk Sexy Project

Jika bisa, William ingin menyeret Axel keluar dari apartemennya dan melemparkan pria itu ke hadapan Mysha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika bisa, William ingin menyeret Axel keluar dari apartemennya dan melemparkan pria itu ke hadapan Mysha. Ia tak habis pikir bagaimana seorang CEO yang dahulu kerap tampil di garda depan dengan penuh percaya diri, juga acap kali bertindak sangat berani demi mendapatkan tender, kini justru bersembunyi di sini. Mengurung diri dan tak berani menghadapi kenyataan.

Sudah tak terhitung berapa kali ia bolak-balik menyambangi apartemen Axel dan berusaha membujuknya untuk menemui Mysha. Namun, hanya kegagalan bertubi didapat.

William tahu, ia tak bisa tinggal diam. Tidak ada perkembangan berarti sejak enam bulan yang lalu Axel meninggalkan Mysha. Sebanyak dan sesering apa pun dirinya hadir di sisi Mysha, ia hanya seperti bayang-bayang. Pikiran wanita itu hanya untuk Axel. Meski pedih, tapi William tak bisa mengelak akan kenyataan pahit itu. Cinta Mysha belum bisa beralih padanya.

Di kantor, ia memandangi laptopnya sembari terus berpikir. Pekerjaan tak begitu menyita perhatian. Mysha mengerjakan semua tanggung jawabnya dengan sangat baik, meski William sadar, itu untuk melipur lara kehilangan Axel.

William mengempaskan tubuhnya ke sandaran kursi. Pandangannya menerawang ke langit-langit ruangan berharap menemukan sebuah ide untuk membuat semua keruwetan ini terurai lepas. Tiba-tiba pandangannya tertuju pada sesuatu.

Tak sampai satu detik ia langsung menegakkan tubuhnya, mengangkat gagang telepon dan mulai melakukan panggilan.

Tak sampai satu detik ia langsung menegakkan tubuhnya, mengangkat gagang telepon dan mulai melakukan panggilan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"For God sake! Apa kau tidak bosan datang sesering ini?!" Mata sebiru langit itu menatap nyalang. "Aku saja bosan melihat wajahmu! Apa perlu kusuruh security melarangmu naik?!"

"Apa kau sudah membuka attachment yang kukirim?" Tak mengacuhkan lawan bicaranya, pria bernetra tegas itu langsung masuk ke pokok pembicaraan. Hari sudah cukup malam dan ia ingin semua lekas selesai.

"Langsung kuhapus."

Rahang William mengeras. Fail yang sudah ia persiapkan, begitu mudah dihapus. Pria itu bahkan bisa menduga kalau Axel sama sekali tak berniat membukanya.

END The Cold Billionaire x Rasa Membara dalam DadaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang