part 13

1.1K 99 25
                                    

Only you!
And no one else can fix me only you.

🌺🌺🌺

Setelah menempuh perjalanan selama dua puluh menit, sampailah mereka di depan gedung bertingkat. Dilihat dari bentuk bangunannya ini seperti gedung produksi tapi juga seperti penginapan, entahlah selagi ada Milo dia aman. Kalau Milo mau macam-macam tinggal tendang saja tidak susah bukan?

"Ayo masuk! tenang enggak usah takut ada babang Milo disini," ajak Milo dengan membuka pintunya setelah meminta kunci kepada satpam yang bertugas menjaga bangunan ini.

"Awas lo macam-macam sama gue, gue tendang juga lo! Ini tempat apaan sih?"

"Apanya yang di tendang?"

"Muka lo!"

"Buset ... kejam banget dah. Ini tempat pembuatan kain."

"Owhhh punya lo ya?"

"Bukan, punya Daddy gue."

"Sama aja kali."

"Beda lah, kalau punya gue itu berarti gue yang merintis dari awal."

"Iya deh iya."

"Sebaiknya lo tutup mulut selama di sini takut penunggu di sini pada keluar! jangan banyak bacot!"

"Lo bacot! walaupun gue diam mereka tetap datang kan ada rajanya disini."

"Shuttt ..."

Dira menatap Milo dengan kesal. Siapa yang bacot? Enak aja, batinnya menggerutu. Milo membawanya memasuki lift menuju lantai paling atas. Walaupun di sini penerangan cukup terang tetap saja dirinya merasa takut karena cuma ada dia dan Milo saja, pak satpam ada di depan. Setelah pintu lift terbuka Dira langsung menggenggam tangan Milo, dia cewe wajar kalau merasa takut di tempat asing. Sekalian modus lah haha ...

Milo menoleh kearah tangannya yang di genggam Dira sambil tersenyum tipis sebentar tidak ada yang sadar kecuali dia dan Tuhan. Milo terus berjalan menuju tangga yang berada di ujung ruangan, tangga menuju atas gedung, tempat tujuannya mengajak Dira kesini. Dira memperhatikan sekitarnya, banyak mesin-mesin yang tidak diketahuinya apa namanya dan buat apa mesin itu. Karena penasaran dia melepaskan tangan Milo kemudian jalan mendekat kearah mesin itu. Milo yang merasa tangannya dilepas segera menoleh ke samping.

"Kemarin ada yang iseng pengen megang mesin itu, terus beberapa detik kemudian tangannya malah jadi pengganti bahan baku di sini," ucap Milo santai sambil menyandarkan badannya di dinding, Dira yang mendengar ucapan Milo langsung memberhentikan niatnya kemudian bergidik ngeri.

"Masa sih? terus gimana orangnya?" tanya Dira dengan muka penasaran.

"Orangnya enggak papa, soalnya gue cuma bercanda."

"Yeee ... gue kira beneran," gerutu Dira dan melanjutkan yang sempat tertunda.

Tit ...

Mendengar suara mesin tadi menyala, Milo langsung berlari menuju Dira. Takut apa yang di ucapkannya tadi menjadi kenyataan. Milo langsung menarik badan Dira kebelakang menjauhkan badannya dari mesin produksi tadi. Dengan mata menatap tajam kearah Dira, Milo segera menekan tombol off. Dira yang melihat itu menatap Milo sambil meringis.

Escape (Completed)Where stories live. Discover now