9. Ancaman

5.5K 303 5
                                    

Kemanapun kau acuh, cinta takkan pernah rapuh. Berpaling pun tak mampu hilangkan cinta. Percayalah...

[Sammy Simorangkir-Tak Mampu Pergi]

***

Pulang dari pantai kemarin membuat Fanya sedikit tenang. Devan mampu membuat Fanya tertawa lepas, itu cukup untuk Fanya.

Sejak tadi, Fanya sedang melamun memikirkan liburan singkat kemarin. Itu moment yang harus disimpan di dalam memorinya. Baru kali ini juga Fanya sebahagia itu.

"Ganti baju yuk!" ajak Misel yang kelelahan karena guru olahraganya menyuruh lari sepuluh keliling.

"Masih ada setengah jam lagi, tenang aja," ucap Fanya sambil tersenyum.

"Tumben lo senyum, habis ngapain hayoh sama Devan," tukas Misel dengan kekehan kecil.

"Eh? Astaga, gue gak ngapa-ngapain kali Sel," ucap Fanya membenarkan.

"Ya udah ayok! Gue udah gak nyaman pake baju olahraga, mau sampai kapanpun gue benci sama yang namanya olahrga," oceh Misel dengan kesal.

Fanya terkekeh pelan mendengar ocehan Misel itu.

"Eh, Fanya!" sapa Sandra yang tidak sengaja melihat Fanya sedang berjalan dengan temannya.

"Eh Sandra, lagi ngapain?" tanya Fanya.

"Ini abis dari toilet," balas Sandra.

"Gak abis bolos, kan?" tanya Fanya berniat bercanda.

"Ya enggaklah, aneh aja lo mah dari kemarin Fan." Sandra tertawa pelan. "Ya udah gue duluan ya!"

Fanya hanya mengangguk pelan sedangkan Misel menatap Fanya kebingungan.

"Lo kenal kapan sama Sandra itu? Terus kemarin kata Sandra itu maksudnya apa?" tanya Misel sangat kepo.

"Yahhh gue terlanjur harus cerita sama lo," ucap Fanya pasrah.

"Jahat lo gak cerita," cerca Misel dengan kedua tangannya melipat di dada.

Fanya sepanjang jalan menuju kelasnya menceritakan kejadian kemarin berlibur singkat ke pantai. Dari mulai berangkat, di mobil berantem gara-gara hal sepele. Havis yang sangat usil, menyembunyikan ponsel Devan di dashboard. Lalu dirinya bersama yang lain menaiki wahana banana boat.

"Seru kayaknya ya, lo gak aja sih," ucap Misel dengan wajah cemberut.

"Gue juga diajak dadakan sama Devan," kata Fanya.

"Oh ya? Tapi kalau pun gue ikut kan gak pada kenal sama yang lain." Misel memasukan baju olahraganya ke dalam totebag.

"Sel, lo bakalan ketagihan ketemu temennya Devan, mereka semua kocak," ucap Fanya memberitahu.

"Kapan-kapan gue ajak." Fanya berucap seraya merangkul Misel keluar dari tempat ganti baju.

Misel menoleh. "Oke! Akhirnya lo berubah Fan!"

Fanya mengernyitkan dahi. "Berubah jadi power ranger?"

"Serah lo deh, kayaknya lo ketularan begonya sama teman Devan," ucap Misel terkekeh pelan.

Attention [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang