5. Kecewa

6.8K 372 10
                                    

Akan ada saatnya seseorang datang dengan niat untuk membahagiakan tanpa ada niat untuk meninggalkan.

***

Dalam pikiran Fanya bahkan tak pernah terlintas untuk yang namanya pacaran. Ia tidak mengerti kenapa Devan tiba-tiba mengklaim dirinya sebagai pacarnya.

"Lo kenapa suka sama gue?" tanya Fanya.

"Cinta gak butuh alasan, kadang memang sulit diucapkan. Cinta juga tak mengenal waktu dan tempat, perasaan itu bisa muncul kapan saja dengan orang yang tidak bisa kita duga," jelas Devan dengan yakin.

"Tapi kan lo tahu sendiri kalauㅡ"

Devan memotong. "Lo pasti terbiasa, tinggal lo niat aja, itu akan membantu lo dan usaha pastinya harus."

Ucapan Devan memang ada benarnya, ia tidak bisa mengucapkan apa-apa lagi selain tersenyum.

"Lo sendiri di rumah?" tanya Devan memecah keheningan.

"Mama gue di rumah sakit, masih koma dan papaㅡ"

"Iya udah, papa lo gue tahu," potong Devan.

Fanya jadi teringat papanya, ia sebenarnya rindu kehadiran papanya. Andai saja papanya tidak melakukan hal kriminal, ia pasti sekarang sedang bersamanya. Mama juga, kalau tiga bulan yang lalu tidak mengalami kecelakaan tabrak lari, pasti mama ada di sini.

Devan yang tahu keadaan Fanya pasti tidak baik, ia langsung membawa tubuh Fanya ke dekapannya. Ia mengusap punggung Fanya berusaha menenangkan.

Devan menundukan kepalanya sedikit agar dapat melihat wajah Fanya. "Lo lapar ya?"

Dalam dekapan, Fanya mengangguk. Ia memejamkan matanya sebentar, lalu ia membuka matanya dan menatap wajah Devan dari dekat.

"Masih jam setengah delapan, ayo!" ajak Devan menarik lengan Fanya hingga berdiri.

"Gue ganti baju dulu." Fanya menaiki tangga dengan cepat, ia hanya memakai hoodie dan celana selutut.

"Makan apa?" tanya Devan lembut.

"Terserah," balas Fanya.

"Gak ada makan terserah," sanggah Devan sambil menyalakan mesin mobilnya.

"Sate aja," ucap Fanya memutuskan.

"Bagus, gue juga lagi pengen sate. Gue tahu dimana tempat makan sate yang enak."

Selama perjalanan, Fanya hanya melihat ke arah jendela. Sedangkan Devan fokus menyetir.

"Mas, satenya 2 porsi ya!" pesan Devan.

"Siap! Aduh, sekarang kesininya bawa pacar ya?" Mas sate tersebut tertawa kecil.

"Iya nih mas, pacar baru," ucap Devan sambil melirik sekilas ke arah Fanya.

"Lo sering kesini?" tanya Fanya.

"Iya, gue kesini suka sama temen gue kadang juga mama gue," jawab Devan.

Fanya hanya beroh ria, matanya menatap ke sekeliling. Sepertinya Devan suka kuliner. Ia tidak pernah diajak ke tempat seperti ini, ia beruntung Devan mengajaknya, ia juga jadi senyum-senyum sendiri.

Attention [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang