Part 31 - Rasakan Ini!

1.2K 229 98
                                    

"Bekal buatan Bomi ahjumma... Akhirnya aku bisa memilikinya tanpa mengemis padamu terlebih dahulu!" D.o menggoyangkan pinggulnya ke kanan dan kekiri di depan kelas. Kepalanya diangguk-anggukan ke sana kemari. Membuat para gadis yang melihatnya terkikik geli.

"Jadi kau tidak akan memalak bekal Na Eun lagi?" tanya Chen malas.

D.o berhenti bergoyang. Ia membalikkan tubuhnya ke arah Chen. Lalu duduk di sebelahnya. Menatapnya dengan mata yang memicing.

"Memangnya sejak kapan aku pernah memalak bekal Naeun? Dia sendiri yang memberikan bekalnya padaku!"

"Yayaya...  Terserah padamu." Chen memutar bola matanya.

"Lagipula, ia tidak pernah membuatkanku makanan lagi semenjak kita berlibur bersama dulu. Dulu aku mengira ia sedang bermain tarik ulur. Tapi sepertinya tidak begitu." D.o mengelus dagunya.

Chen berdehem, "Mengapa tak kau tanyakan saja padanya?"

D.o mengangkat alisnya, "Kenapa aku harus melakukannya? Aku bahkan senang dengan perubahan sikapnya ini. Dengan ia menyerah sendiri, aku tak perlu menyia-nyiakan rencana jahatku untuk menyingkirkannya. Chanyeol, adik tiriku itu harus mendapatkan yeoja yang terbaik dari yang terbaik."

Mendengar jawaban D.o, Chen merasa ia tak punya kesempatan lagi. Jujur, Chen memang tak suka bila Naeun mengejar-ngejar adiknya. Tapi ia juga tidak ingin Naeun menjauhinya. Rasanya benar-benar canggung bila kau sekelas dengan seseorang yang bahkan tak mau menatap wajahmu.

Melihat perubahan ekspresi Chen, D.o tak bisa menahan diri untuk menggodanya.

"Atau ... Sebenarnya kau yang penasaran mengapa Naeun berubah? Aih, Chen-ah kau ini benar-benar! Memanfaatkan orang lain untuk mencapai tujuan sendiri itu tidak baik loh."

"S-siapa yang penasaran!" Chen mengelak.

"Lalu mengapa kau gugup begitu?" D.o menyikut lengan Chen main-main.

"A-aku tidak!"

D.o terus saja menggoda Chen. Jarang-jarang kan ia punya kesempatan untuk melihat ekspresi gugup sahabatnya itu? Naeun memang tidak cocok dengan Chanyeol, tapi dengan Chen...  Sepertinya D.o bisa mempertimbangkannya. Aih, mengapa anak-anak jaman sekarang cepat sekali dewasanya? D.o hanya menggeleng prihatin.

"Ngomong-ngomong tentang Naeun, apa yeoja itu tidak masuk hari ini?" tanya D.o.

"Mana kutahu!"

Chen memang bilang begitu. Namun ia diam-diam ikut menyapukan pandangannya mencari Naeun. Kelas sudah hampir dimulai, dimana yeoja itu?

***

Bola-bola lumpur beterbangan entah dari mana. Murid-murid taman kanak-kanak yang sedang melaksanakan apel pagi menjerit panik dan segera berlari menghindar. Para guru berusaha menggiring mereka untuk masuk ke kelas.

"Lihat? Dengan ini kita tidak perlu ikut upacara." ucap Sehun. Tangannya penuh dengan lumpur.

"Kau benar!" Seulgi tertawa. Entah sejak kapan yeoja itu mulai dekat dengan Sehun. Mungkin karena kenakalan mereka berada pada frekuensi yang sama. Karena itu mereka bisa akrab setelah lama bermusuhan.

Chanyeol yang melihat tingkah nakal mereka hanya diam. Tidak ingin ikut campur. Hanya ia yang tidak ikut melempar. Ia takut eommanya akan mencubitnya bila ia pulang dengan pakaian kotor nanti.

"Sehun-ah, Seulgi-ya sebaiknya kalian segera mencuci tangan sebelum Ssaem melihat kalian." ucap Chanyeol mengingatkan.

"Benar juga! Kita harus segera menghilangkan barang bukti! Ayo Ranger kuning kotoran!" ajak Sehun.

"Baiklah Ranger motif bunga-bunga!" ucap Seulgi, "Chanyeol-ah, tunggu kami disini ne?"

Chanyeol ingin ikut tapi Sehun dan Seulgi sudah berlari ke toilet sekolah. Sambil mengerucutkan bibirnya cemberut, Chanyeol berjongkok di tempat sambil menunggu kedua orang itu. Ia tidak tahu saja, sebelum Sehun dan Seulgi sampai ke toilet, kedua orang itu tertangkap basah oleh Luhan dan digiring ke ruang BK.

Chanyeol menunggu dengan sabar. Untuk mengusir kebosanan, ia memilih untuk memperhatikan semut-semut yang berbaris di tanah.

Sedang asik-asiknya memperhatikan semut, tiba-tiba Chanyeol merasakan kerah bajunya ditarik kencang. Chanyeol yang merasa tercekik pun menoleh dan mendapati Krislah yang menariknya.

"Appa!"

Kris menyeringai, ia menarik kerah baju Chanyeol dan melangkah cepat menuju mobilnya. Chanyeol yang ingin melarikan diri diam-diam membuka semua kancing seragamnya. Untung saja saat ini ia hanya memakai kemeja lengan pendek tanpa rompi. Sehingga ia bisa melepaskan kemejanya dengan mudah dan berlari dari Kris. Kris yang sadar Chanyeol berhasil melarikan diri pun mengejarnya. Sayang sekali dengan kaki-kaki kecilnya, Chanyeol dengan mudah ditangkap kembali oleh Kris. Kris yang takut Chanyeol melarikan diri lagi mengangkat tubuh anaknya itu dan menggendongnya.

"Appa! Lepaskan! Lepaskan!"

"Kau pikir kau bisa lari dariku?"

"Tolong!!! Tolong!!! Sehun-ah!!! Sehun-ah!!!" Chanyeol sesenggukan.

"Diamlah atau aku akan memukulmu!"

Chanyeol yang sedang meronta tanpa sengaja melihat Naeun yang terkunci di depan gerbang karena terlambat. Yeoja itu juga sepertinya terkejut melihatnya. Chanyeol baru saja akan berteriak meminta tolong pada yeoja itu, tapi Naeun malah berlari entah kemana.

Oh, bagus sekali! Chanyeol tersenyum miris. Tamatlah riwayatnya. Sekarang takkan ada yang bisa menolongnya. Ia hanya bisa pasrah saat Kris memasukkannya ke dalam mobil.

"Hentikan penculik itu!!!" sebuah teriakan yang memekakkan telinga membuat Kris yang baru saja ingin menutup pintu mobilnya merasa terkejut. Puluhan, bahkan ratusan siswa TK dan SD berlari ke arahnya dan menerjang tubuhnya hingga ia terantuk pintu mobil. Sehun mengambil tindaknan pertama dengan mendendang organ vital Kris yang bisa ia gapai. Membuat Kris jatuh terduduk di tanah. Melihat mangsa mereka tak berdaya, para murid itu malah meningkatkan jumlah serangannya. Ada yang memukuli Kris hingga terjatuh ke tanah. Ada yang melompat-lompat di atas tubuh Kris, ada pula yang menggigiti tubuh namja itu. Luhan segera membuka pintu mobil dan mengeluarkan Chanyeol dari dalam mobil.

"Rasakan ini! Rasakan ini!"

Ah, jadi ini alasan Naeun tidak masuk kelas? Jika Chanyeol menceritakan hal ini pada Chen, ia pasti akan tertawa terbahak-bahak.

***

"Apa! Chanyeol hampir diculik?" Bomi menjerit, "Kantor polisi? Oh tuhan! Aku akan segera ke sana!"

Ia segera mengambil tas dan mantelnya dan melangkah keluar ruangan. Ia benar-benar tidak habis pikir dengan Kris. Bagaimana bisa namja itu menculik anaknya sendiri! Memang keuntungan apa yang bisa ia dapat dengan menculik Chanyeol? Dulu saja, namja itu menolak untuk mengasuh Chanyeol walau hanya sedetik. Tapi mengapa sekarang namja itu malah ingin menculiknya?

"Yak! Pencium Ulung! Kau mau kemana?"

Tanpa menoleh pun Bomi sudah tahu siapa yang memanggilnya. Ia menghela nafas dan tetap melanjutkan langkahnya. Hari ini, Baekhyun memang memiliki jadwal pertemuan dengan Kai. Sepertinya pertemuan mereka telah selesai. Karena itu Kai muncul di sini dan mengganggunya.

Kai mengejar langkah Bomi, "Jangan mengabaikanku begitu."

Bomi menghentikan langkahnya. Ia menatap Kai, "Terserah padaku mau menjawab pertanyaanmu atau tidak."

"Kau ingin ke kantor polisi bukan? Kau hanya akan menghancurkan usaha kami bila kau ke sana." ucap Kai santai.

Bomi mengerutkan dahinya, "Kami?"

******

Maaf agak telat setengah jam dari yang dijanjikan. Ini udah selesai pas jam setengah sepuluh. Tapi Cherry mandi dulu sebelum ngepost ini jadi telat deh hehehehe...

***

Makassar, 26 Mei 2018

D'Jandas [Exo Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang