Part 15 - Cinderella

3.1K 496 46
                                    

Irene tak tahu harus berkata apa. Di depannya, orang yang ia kenal sebagai guru dari anaknya ..., orang yang hanya ia kenali wajah dan namanya saja ..., berlutut di depannya dengan senyuman yang bahkan mengalahkan hangatnya matahari sambil mengatakan ...

"Irene-ssi, Maukah kau menjadi istriku?"

Keringat dingin membasahi tengkuk Irene. Baiklah-baiklah, kalian pasti bingung mengapa bisa ada adegan seperti ini secepat ini. Mari mundur ke beberapa jam yang lalu untuk mengetahui mengapa adegan ini bisa terjadi.

***

Pertemuan orang tua berlangsung dengan lancar. Eumm baiklah, tidak selancar itu sebenarnya bagi Irene dan Bo Mi. Mereka terlihat yang paling blink blink di tengah-tengah para ibu-ibu rumah tangga lainnya. Walaupun mereka tak menginginkan hal itu, tapi tetap saja mereka menjadi pusat perhatian.

"Irene-ya, berdoalah agar kita bisa pulang dengan selamat." bisik Bo Mi.

"Ada apa? Mengapa tiba-tiba memintaku berdoa seperti itu?" tanya Irene heran.

"Lihatlah kesana," Bo Mi menunjuk ke kumpulan wali siswa lain dengan matanya, "Salah satu dari ahjumma yang ada disana sedang mengutuki kita karena suaminya melirik ke arah kita terus."

Irene berdecak, "Apa kubilang tadi! Kita pakai baju kaos dan celana training saja!"

Bo Mi mendengus, "Kau ingin membuat anak-anak kita malu? Mana mungkin kita ke pertemuan orang tua dengan memakai kaos dan celana training? Ini saja sudah pakaianku yang paling sederhana."

Luhan sendiri berulang kali tertangkap basah menatap ke arah dua orang itu. Setiap ketahuan, ia hanya tersenyum manis. Mungkin Irene akan merasa risih dengan tingkahnya. Tapi Luhan tak peduli. Ini satu-satunya kesempatannya. Mumpung adiknya tersayang tidak mengintili Irene seperti biasa. Muahahahaha :v.

"Lihat? Luhan ssaem saja mungkin merasa terganggu karena kita jadi yang paling mencolok. Ia juga melirik ke arah sini terus." gerutu Irene.

"Abaikan saja, ia melirik ke sini karena ia senang melihatmu. Kau tak lihat senyumnya sudah seperti kucing gendut yang suka tersenyum di film Alice in Wonderland itu? Aku sendiri penasaran apa rahangnya tidak kaku karena tersenyum terus?" canda Bo Mi.

Acara pertemuan itu pun dimulai. Ini membahas mengenai pentas seni yang akan dilaksanakan untuk penamatan anak-anak mereka nanti. Pertunjukan utama mereka adalah drama Cinderella. Dan melalui pengambilan suara yang telah dilakukan sebelumnya, Sehun akan menjadi pangeran, Seulgi akan menjadi Cinderella, dan Chanyeol akan menjadi ibu tiri.

"Tunggu!" Bo Mi segera mengacungkan tangannya, "Mengapa anakku mendapat peran jadi wanita? Dan lagi, apa perannya tidak tertukar? Bukankah seharusnya Sehun menjadi ibu tiri dan Chanyeol menjadi pangeran?"

Irene mengangguk setuju. Oh ini bukan berarti ia meragukan anaknya, tapi sepertinya peran ibu tiri memang lebih cocok untuk Sehun.

"Ini permintaan dari Chanyeol sendiri. Dan lagi, kami khawatir kalau Sehun yang menjadi ibu tirinya, ia akan berlebihan menyiksa Seulgi. Mungkin akan lebih kejam dari Ibu tiri Cinderella." ucap Luhan.

Umm masuk akal juga. Bo Mi dan Irene tidak bisa protes lagi kalau itu alasannya :v.

***

Chen dan D.o menatap kelas mereka dengan bosan. Sekarang mereka sedang free class karena guru yang mengajar, Luhan malah ikut pertemuan orang tua siswa. Padahal itu pertemuan orang tua siswa tk kan? Chen dan D.o tahu guru mereka itu modus datang ke sana hanya untuk bisa dekat dengan Irene. Dasar orang dewasa -_-.

D'Jandas [Exo Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang