Part 17 - Sebuah Kebenaran

3.2K 485 67
                                    



Bo Mi melempar tasnya ke atas ranjang. Kegiatan di kantor cukup melelahkan. Baekhyun tak berhenti berulah dan menggodanya. Ditambah lagi saat di cafe, ia harus bertemu dengan Xiu Min. Oh benar-benar sial kuadrat.

Bo Mi kesal, oh tentu saja. Padahal ia belum menyingkirkan Baekhyun yang selama ini selalu menempelinya. Sekarang bertambah lagi satu orang yang akan menempelinya. Beginilah resikonya kalau menjadi seorang janda cantik -_-.

Tiba-tiba ponselnya berdering. Bo Mi mengambil ponselnya. Tunggu, ini nomor telpon si berengsek Kris bukan?

From : xxxxxxxxxxxx

Kau dimana? Eomma menanyakanmu! Kau datang hari ini bukan?

"Ah astaga bagaimana aku bisa lupa?" Bo Mi mengutuki kebodohannya. Ia terlalu sibuk melamun mengasihani nasibnya hingga ia lupa pada janjinya.

"Waeyo Eomma?" tanya Chanyeol yang melihat wajah panik eommanya.

"Chen-ah ayo segera mandi! Chanyeol juga!" Bo Mi segera menggendong Chanyeol dan membawanya ke kamar mandi.

"Ada apa? Mengapa Eomma tiba-tiba menyuruhku mandi?" suara Chen terdengar dari luar kamar mandi.

Bo Mi sibuk melepas baju Chanyeol dan mengisi bathup dengan air. Ups! Para gadis dimohon jangan mengintip ya!

"Eomma lupa Eomma sudah berjanji membawa kalian ke rumah Halmeoni pada appamu! Yang jelas pergilah mandi sekarang!" teriak Bo Mi agar Chen yang ada di luar kamar mandi bisa mendengarnya.

Mata Chen berbinar. Rumah neneknya? Chen segera berlari ke kamar mandi di lantai dua rumahnya. Rumah neneknya itu seperti surga bagi Chen. Banyak kue, mainan, permen dan juga buku-buku dongeng untuk dibaca. Semua disediakan oleh neneknya untuknya dan Chanyeol bila mereka datang berkunjung.

"Eomma dimana kaosku yang ada gambar mobilnya?" tanya Chen.

"Eomma belum sempat mencucinya. Pakai yang lain saja." ucap Bo Mi.

Chen kembali masuk ke dalam kamarnya dan mencari pakaian lain. Bo Mi terkikik karena Chanyeol terus saja menggoyang-goyangkan bokongnya seperti menari saat ia memakaikannya celana. Anaknya itu pasti senang sekali karena akan ke rumah neneknya. Chanyeol dan Chen sudah bersih dan juga wangi. Bo Mi mengambil tas dan kunci mobilnya di dalam kamar.

"Chen-ah, Chanyeol-ah, kemarilah!"

Chen dan Chanyeol menghampiri Eomma mereka. Bo Mi berlutut di depan kedua anaknya. Berusaha menyamakan tinggi mereka.

"Dengar, sekeras apapun nanti Halmeoni membujuk kalian agar membantunya untuk menyatukan Eomma dan Appa ... Jangan pernah setuju untuk membantunya. Mengerti?" pinta Bo Mi.

"Tidak usah diberitahu pun kami sudah tahu Eomma." ucap Chen sambil menyeringai.

Bo Mi ikut menyeringai dan menepuk kepala kedua anaknya, "Anak pintar, baiklah ayo ke rumah Halmeoni!"

"Ayo!"

***

Irene menghela nafas. Ia menatap kedua orang yang saling bersitegang di depannya dengan tatapan malas. Tak lama ia pun mulai berteriak,

"Sehun-ah jangan gigit Samcheon, itu tidak sopan! Xiu Min oppa kau apakan kepala anakku itu? Cepat lepaskan!"

Xiu Min dan Sehun tidak pernah akur. Bahkan sejak Sehun bayi, mereka tidak pernah akur. Jika saja Sehun bukan anak dari adiknya, mungkin Xiu Min sudah melemparkan anak itu dari puncak gunung sejak dulu.

D'Jandas [Exo Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang