"Yaiyalah gue catet, enak lo aja kalo gue gak catet" jawab Felma dan mulai mencatat kembali dengan senang hati.

Bila berurusan dengan Felma harus dijauhkan, maka teruslah untuk bermimpi. Faktanya justru Felma memiliki daya pikat dan pesonanya sendiri, dilengkapi promosinya yang selalu manjur untuk menghipnotis uang anak anak SMAGAR untuk masuk ke dalam kantong pribadinya.

"WOY AWAS AWAS MURID CACAT MAU LEWAT" teriak seseorang, membuat orang orang disekitarnya menyingkir seketika.

Mereka penasaran, walaupun SMAGAR merupakan sekolah ramah disabilitas belum ada satu orangpun disabilitas yang bersekolah disana. Tatapan mereka terkunci pada sesosok lelaki yang duduk diatas kursi  roda dengan menunduk. Tawa tawa merendahkanpun memenuhi koridor.

"Lumpuh? Hahaha. Ups kelepasan"

"Coba dong berdiri"

"Dateng deh siswa yang bikin repot . Amit amit deh gue satu kelas ama dia"

"Cacat aja sih mending, nah ini botak segala. Untung aja cilok sama kepalanya gak ketuker"

"Hahahah, sialan lo"

"Gue selalu berdoa ada murid baru kaya nan tampan.Yang dikirim malah menjijikan, iuhh"

"Pindahan SLB mana lo?"

"Diem diem aja, gak bisu kan lo?"

"Gue heran kenapa dia keterima disini"

Pertanyaan dan makian terlontar dimana mana, menyuarakan rasa tidak puas dan kesenangan  atas kedatangan murid baru itu. Felma yang sedang menghitung keuntungan hasil dari barang-barang yang ia kreditkan awalnya tidak tertarik terhadap keributan yang memekkakkan telinga itu. Pasalnya ia tau ada beberapa siswa yang memiliki moral minus, dan dengan adanya kedatangan objek seperti itu pasti akan menjadi sasaran empuk bagi mereka.

Tapi tunggu dulu!

Siswa Cacat? bukankan ia bisa membantu dan meminta bayaran? hahaha membayangkan saja sudah menyenangkan, pikir Felma penuh kesenangan.

Felma yang awalnya duduk langsung berdiri kembali di atas kursi koridor, melongok dimana si cacat berada.

Disana!

Tanpa memperdulikan orang lain ,Felma menerobos masuk mengusir kasar orang orang yang menghalagi jalannya. Banyak yang ingin mengumpat, tetapi ketika melihat orang itu Felma mereka hanya bisa menelan ludah dan suka rela menyingkir.

Siswa cacat itu menduduk tidak bergerak sama sekali, karena jalannya didepannya jelas jelas diblokir. Kondisinya amat amat memprihatinkan, dengan senyuman cerah Felma langsung memegang pegangan bagian belakang kursi roda.

"APA LO LIAT LIAT HAH?"

"MINGGIR LO PADA, MAU GUE TABRAK SEKALIAN" titah Felma.

Desahan kekecewaan dan keluhan mulai terdengar lagi. Felma jelas jelas mengganggu kesenangan mereka, tapi titahnya tetap dituruti. Mulai menyingkir tanpa seorangpun yang tersisa.

"Hidup si Felma ganggu mulu"cicit seseorang diantara kerumunan.

Sayangnya pendengaran Felma terlalu tajam untuk mendengar itu.

"Kalo lo mau ngomongin gue sini kedepan, kenapa tuhan nyiptain mulut itu di depan bukan di belakang supaya ngomong itu hadep hadepan. MAJU SINI CEPET"

Hening

Sekarang tak ada seorangpun bergerak dan bersuara lagi. Felma mulai tersenyum puas, kerumunan itupun perlahan lahan menipis dengan meninggalkan ketidakpuasan yang kental. Mereka terlalu lemah untuk beradu mulut dengan Felma.

Kapten Cacat Vs Ratu KreditWhere stories live. Discover now