Part 12 (s)

133 5 1
                                    

Mengusir?

Selesai makan, Vano mencuci piringnya. Dia memang anak yang mandiri, karena sejak kecil dia memang sudah dilatih untuk mandiri. Karena biasanya dia memang melakukan ini itu sendiri.

"Trey,"

"Apaan?" Tanyanya, yang masih fokus terhadap acara yang ada di tv. Kebetulan kali ini, gosip sedang menayangkan aktor kesukaannya.

"Aku pulang dulu," pamit Vano.

"kenapa?" Tanya Trey. Perempuan itu sempat, melirik Vano sebentar.

"Biasa, ada latihan basket." 

"Maksudnya,  kenapa gak dari tadi. Haha...," ucap Trey terbahak, tapi terhenti karena  mendapatkan cubitan di pipinya.

"Bener-bener ya, ayo ikut Aku!"

"Ogah banget."

"Ayolah, emang gak takut apa, nanti dede  gemes ini digodain cabe-cabean,"  ucap Vano dengan so imut. Membuatnya jengah. Emang apa masalahnya kalau dia digodain cabe-cabean. Kan Vano cowok, kenapa juga harus takut.

"Ish, jijik banget deh No, biarin aja. Itu artinya, mereka suka sama kamu."

"Akunya yang gak mau, ayolah."

"Maksa banget sih No,"

"Iya dong."

"Yaudah, bentar. Siap-siap dulu."
Akhirnya gadis itu mengalah, dia juga kebetulan sedang jenuh.

Trey sudah siap, dengan celana berwarna abu-abu, dengan model  joger dipadukan  kaos lengan pendek, ditambah topi yang di belikan Vano. Tidak ketinggalan,.sepatu putihnya. Dilengannya dia memakai jam tangan dan membawa air minum.

"Yaampun Trey, bawa minum segala, nanti kan gampang bisa beli."

"Ini air lemon dodol"

"Buat apa?"

"Buat nyiram muka kamu, puas?"

"Sensi banget sih cantikkk" ucap Vano menggoda dan dihadiahi pukulan di lengannya.
 
Mereka pergi, tapi tidak langsung ke tempat latihan. Melainkan ke rumah Vano dulu.

"Rumah siapa?" Tanya Trey  bingung.

"Aku. Ayo masuk!" Ajaknya tanpa beban. Dia tau Trey kaget.

"Assalamualaikum," ucap Vano sedikit kencang.

"Waalaikumsalam," jawab seseorang yang berjalan dari arah dapur, sepertinya itu adalah asisten rumah tangganya.

"Mamah mana Bi?"

"Tadi ada rapat di departemen katanya Den."  Vano mengangguk.

"Cila dan Cleo mana Bi?"

"Di tempat main Den."

"Yaudah, aku ganti baju dulu, kamu tunggu di sini atau terserah kalau mau  jalan-jalan. "

"Aku tunggu di ruang tamu aja" ucap Trey, sambil duduk. Vano meniki tangga.

"Diminum Non," ucap asisten rumah tangga yang tadi bicara dengan Vano.

"Iya Bi, terima kasih."

"Iya Non, Bibi pamit ke dapur dulu yak, lagi masak."

"Ouh iya bi" jawabnya  ramah.

Vano turun dari tangga, dengan kaos oblong hitam dan celana olahraga selutut khusus untuk bermain basket. Sepatu merah yang biasa dia pakai untuk bermain basket, sudah dipakainya sejak di kamar tadi.

"Ayo kita brangkat!" Dia menganggukan kepalanya,  tanda setuju.

"Ka Vanoooo" panggil dua anak kecil kemungkinan berumur 5 taun. Mungkin ini yang tadi ditanyakan oleh Vano.

"Cila Cleo."

"Kangen kak,"

"Soo banget, tadi kan ketemu," ucap vano terkekeh. Mendapatkan perlakuan manis dari dua bocah itu.

"Ka Vano mau kemana?"

"Main basket."

"Ikutttt."

"Eh jangan dong,"

"Pelit."

"Nanti ya, Kak Vano beliin eskrim deh."

"yaudah deal," ucap kedua anak kecil itu.

Trey yang melihat adegan adik dan kaka itu itu pun menghangat hatinya. Vano terlihat lebih dewasa dan god man.

"Hai Kakak cantik, kenalin Aku Cila," ucap anak kecil berbaju pink yang membawa boneka itu mengulurkan tangannya. Lalu dijabat olehnya.

"Aku Cleo." yang membawa mobilan robot berwarna merah hitam.

"Hai juga, kenalin namaku Trey." 

"Salam kenal Kak Trey, nanti kita main yak."
"Ok," ucap trey sambil tersenyum.

"Yaudah Kakak sama Kak Trey, pergi dulu ya." Vano mencium kedua anak itu,  kemudian pergi mengajak Trey untuk segera pergi.

Remaja Jatuh Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang