24 • Penurunan Selera

173K 8.2K 80
                                    

Pelajaran biologi siang ini entah kenapa terasa begitu membosankan. Materi yang di bahas adalah seputaran sistem pencernaan. Brisia heran kenapa materi semacam ini muncul lagi di SMA, padahal materi ini sudah sempat muncul di SD dan SMP.

Sudah kesekian kalinya Brisia menguap menahan kantuk. Untung kelas hari ini sedang terasa panas, jika kelas hari ini terasa dingin Brisia dapat memastikan ia sudah tertidur sejak awal pelajaran berlangsung.

Ponselnya yang ia simpan di laci tiba-tiba saja bergetar, Brisia kini bimbang. Ingin melihat isi ponselnya tapi takut ketahuan Bu Sri. Tidak dilihat membuat Brisia kepo setengah mati. Brisia menoleh ke sebelah tempat Ghea duduk, gadis itu kini tengah memainkan ponselnya sambil senyum senyum tidak jelas. Ah, paling-paling sedang chat sama Brian. Maklum baru jadian, jadi anytime anywhere kerjaannya chat terus.

Melihat Ghea, adrenalinnya serasa terpacu. Sedari tadi Ghea bermain ponsel tidak ketahuan sama sekali. Berarti Brisia juga harus mampu seperti Ghea. Brisia merogoh lacinya, kemudian ia mengambil ponselnya lalu di letakkan di atas rok abunya.

Tangannya gemetar perasaan takut ketahuan tetap saja muncul, maklum Brisia tak terbiasa seperti ini. Tapi rasa keponya mengenai penyebab ponselnya bergetar jauh lebih besar. Siapa tahu kan ada pesan dari Bang Dikta yang tiba-tiba saja ngajak kencan?

Brisia menghela napasnya ketika melihat ternyata yang ia harapkan tidak terjadi. Bukan Dikta ternyata yang mengirim pesan, tapi itu Devano. Brisia tak tertarik membacanya sama sekali sebenarnya, tapi ya mau bagaimana lagi ponselnya terlanjur keluar jadi sangat sayang jika harus di masukkan kembali.

Fakde

Brisiayang❤

Brisia diam-diam mengulum senyum ketika membaca pesan itu. Brisiayang? Entah kenapa geli sendiri membacanya. Brisia menatap ke arah Bu Sri yang sedang sibuk menuliskan fungsi enzim di depan, ketika keadaan sudah di rasa kondusif baru lah Brisia mengetikkan balasan untuk Devano.

Kebiasaan gak jelas.

Hanya butuh waktu kurang dari semenit ponselnya kembali bergetar dan Devano membalas pesannya.

Wuih langsung di bales..

Lagi diajar padahal.

Sok tahu banget.

Liat ke kaca deh.

Brisia mengerenyitkan dahinya. Hal apa yang bisa di temukan di kaca? Apakah menarik?

Untuk menjawab beragam pertanyaan di kepalanya Brisia akhirnya memutuskan untuk menatap kaca, mengikuti instruksi Devano. Dan ternyata apa yang Brisia lihat membuat dirinya mengejapkan mata berulang kali.

Di sana ada Devano tengah tersenyum sambil melambai ke arahnya. Brisia punya satu pertanyaan, kok Devano ada disana? Memang dia telah masuk hari ini?

Lo kok di sana?

Udah masuk sekolah?

Ya menurut lo aja Bri,

Padahal tadi simpangan
pas di kantin.

Orang ganteng di lupain
masa😭

Brisia berpikir sejenak, mencoba mengingat apakah dirinya bertemu Devano atau tidak di kantin. Ternyata bayangan itu terlintas di kepalanya. Dasar Brisia ini, masih muda tapi sudah pikun.

BRIDEWhere stories live. Discover now