Bab 38 : Bitch

4.1K 288 142
                                    

Tekan ☆Sebelum baca, oke Syantik dan tamvan? Oke dong 😆😆😂😂 (maksa amat gua)

Happy Reading!

***

Kehamilan Elena sudah menginjak usia tujuh bulan saat ini. Perutnya sudah membesar, berjalan pun sudah tidak bisa secepat dulu.

Harry tidak pernah marah-marah atau berbuat hal-hal yang aneh lagi. Itu semua karena Elena yang selalu memantau-nya. Jika Harry ingin bertindak sesuatu yang tidak baik, Elena yang maju dan berbicara baik-baik dengan Harry.

Terkadang, mereka berakhir dengan percintaan panas di atas ranjang. Namun bagi Elena, itu lebih baik. Dari pada suaminya itu harus berbuat sesuatu yang keji atau menyakiti orang lain.

Bercinta dengan suami itu menyenangkan.

Selain mendapatkan pahala, kau juga akan merasakan nikmat yang luar biasa.

"Harry, kau ingin aku memasak apa?" Elena berjalan menuju ruang tv, lalu duduk di samping Harry yang sedang menonton tv.

Ini baru jam setengah tujuh, sebentar lagi waktu makan malam tiba. "Mau aku masakkan apa, Harry?" Lagi, Elena bertanya.

Ia tidak pernah marah dan membentak Harry. Karena ia tau, hanya kasih sayang dan kelembutan lah kunci kesembuhan suaminya.

Harry merengkuh tubuh Elena ke dalam dekapannya. Tangan besar itu mengusap perlahan perut buncit Elena. "Tidak perlu, sayang. Biar aku saja yang memasak untuk kita berdua."

Elena menggeleng, ikut mengusap perutnya di atas tangan Harry. "Tidak, Harry. Dokter bilang, kandunganku sudah cukup besar dan kuat. Aku harus banyak bergerak, agar nanti persalinanku berjalan dengan lancar."

Harry mengangguk mengerti. Mengecup pelipis Elena sayang, ia berucap. "Baiklah. Kita masak bersama saja, sayang. Bagaimana?"

"Setuju!" Seru Elena antusias. Harry terkekeh, lalu mengecup puncak kepala Elena lembut.

"Sayang, nanti kau melahirkannya caesar saja, ya?"

Elena menggeleng pelan. "Tidak mau. Aku ingin normal."

"Tapi kau akan kesakitan, sayang." Harry berucap, satu tangannya tetap mengusap lembut perut buncit Elena.

Elena tersenyum tulus, membawa tangan Harry yang berada di atas perutnya untuk ia kecup. "Tidak masalah. Kata mama, melahirkan normal itu membuat kita merasakan bagaimana menjadi seorang wanita yang sempurna. Seorang ibu."

"Kau merindukan mama-mu, sayang?" Harry bertanya lirih, merasa tidak enak jika menyinggung perihal keluarga Elena.

Elena mengangguk. "Ya, tentu saja. Aku akan pulang, jika mereka juga bisa menerima-mu sebagai keluarga, Harry."

"Terima kasih, istriku." Ucapnya tulus. Elena mengangguk. "Kau wanita paling berharga yang pernah aku miliki, Elena."

***

Harry sedang mengangkat telfon dari seseorang tak di kenal. "Siapa?"

"Aku, kau lupa padaku, huh?" Suara wanita di sebrang sana menyahut.

SCARED [ Harbara ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang