PART 4

7.7K 425 15
                                    

Plis sekali lagi jangan jadi silent readers ya ukhtiii cantik😌
Karena banyak yg coment next. Demi kalian liburan aku buat nulis part part selanjutnya. Luv u semuaaa❤

"Bintang, maaf saya belum bisa menerima lamaranmu itu," Kata Hannan dengan tatapan sendu.

Bintang nampak pucat seketika saat mendengar ucapan Hannan, "Kenapa ustadz menolak saya?"

"Saya mendapat beasiswa di Mesir, Bintang. Menikahlah jika ada yang mengkhitbahmu, jangan terlalu memikirkanku di Mesir. Yang saya takutkan adalah jika orang yang dipersiapkan Allah ternyata ada disana. Sekali lagi saya minta maaf, Bintang," jelas Hannan.

Mata Bintang berkaca-kaca, "Setidaknya jika ustadz akan melanjutkan pendidikan ke Mesir tidak usah memberi perhatian lebih dari seorang guru terhadap siswanya!" Teriak Bintang sambil terisak.

"Ustadz harusnya bisa menjaga hati! Ustadz harusnya jangan memberi harapan jika semua itu dusta! Ustadz PHP" Gerutu Bintang dalam HATI.

"Maafkan saya Bintang," Ucap Hannan lirih.

Bintang menangis tersedu-sedu lalu pergi meninggalkan Hannan sendirian. Ketika Bintang meninggalkan Hannan, Hannan melihat Bintang yang sudah ditunggu pria yang jauh lebih tampan darinya. Mereka meninggalkan Hannan sendirian, sebelum mereka menghilang mereka menoleh ke arah Hannan dan tersenyum simpul. Hannan merasakan dadanya yang sangat sesak.

"BINTANGG??!!!!" Teriak Hannan.

"Sayang, bangun," Nada perempuan itu sambil mengelus lengan Hannan perlahan.

Hannan berusaha sekuat tenaga untuk membuka kelopak matanya. Dia melihat perempuan cantik itu senyum hangat kepadanya.

"Mimpi apa sayang?" Tanya Hira.

Hannan duduk dari tidurnya, "Aku mimpiin santri disini ummi, namanya Bintang."

"Yang kecelakaan itu?" Hira meyakinkan.

"Iya ummi. Kemarin dia memberikan aku surat lamaran. Dia menawarkan diri untuk menjadi istriku ummi, tapi disisi lain Hannan juga pengen ngebanggain ummi dan almarhum abi. Hannan ingin menerima tawaran beasiswa itu ummi," Hannan memeluk ummi nya.

"Turuti kata hatimu sayang, jodoh akan datang dengan sendirinya. Banyak akhwat disana yang menginginkanmu, tapi beasiswa ke Mesir itu jarang ada yang mendapatkannya. Jangan sia-siakan kesempatan emas itu jika kamu tidak ingin menyesal," Ummi mengelus punggung Hannan lembut.

"Jadi ummi ingin aku menerima beasiswa itu?"

"Ummi tidak memaksa, ikutilah kata hatimu sayang," Hira bangkit dan beranjak keluar dari kamar. Sebelum ia keluar, ia menutup pintu kamar Hannan.

"Susu hangatnya diminum sayang," kata Hira dengan suara yang tidak terlalu jelas.

Hannan sekilas melirik susu hangat di meja sebelah ranjangnya. Hannan meminumnya dalam sekejap. Ia langsung beranjak ke kamar mandi dan menegakkan sholat shubuh.

"Ya Allah.. semoga keputusanku kali ini tepat. Aamiin," Hannan mengusap wajahnya lembut.

Hannan keluar kamar, ia melihat Hira dan Kyai sedang duduk menikmati teh hangat sambil berbincang-bincang.

"Abi, sepertinya cucu abi sedang jatuh cinta," kata Hira kepada Kyai.

"Alhamdulillah kalau gitu, kapan rencanya mau nikah?" Tanya Kyai.

Hannan yang tadinya hanya menguping langsung mengeluarkan diri, ia duduk di sebelah Kyai.

"Hannan akan menikah setelah lulus, Kyai," Hannan nyambung pembicaraan mereka.

HALAL? (COMPLETE)Where stories live. Discover now