PART 17

7.6K 289 7
                                    

Hai... Tolong doain zara ya supaya zara bisa sehat.. Zara baru sakit, dan ini sakit blm sembuh padahal dah 3 hari :'( hiks hiks.. Doain ya semua....

Jantung Bintang tak karuan rasanya, seperti baru saja terluka namun hilang seketika, "Lalu mengapa ustadz sempat meninggalkan saya cukup lama?"

Hanan tertawa terbahak-bahak. "Apanya yang lucu?!" gerutu Bintang sebal.

"Saya bukan meninggalkan kamu. Saya sedang sibuk bekerja untuk mengumpulkan modal menikah kita. Dan alhamdulillah, Kyai juga ikut membantu jadi sekarang sekiranya sudah cukup," Jelas Hannan sambil menatap dalam mata Bintang.

Bintang malu, "Maafkan saya sudah soudzon."

Hannan tersenyum simpul, "Itu wajar di usia mu yang masih ABG."

Bintang kesal dibilang Hannan ABG, tapi itu memang fakta jadi ia harus menerimanya.

"Jadi bagaimana? Kamu sudah siap kan?" Hannan bertanya ketiga kalinya.

Bintang tersenyum tersipu malu dengan perpaduan baper se-dunia dan akherat, "InsyaAllah saya mau dan siap hehe."

"Alhamdulillah.." Hannan mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangannya yang dingin karena nervous yang luar biasa.

"Assalamu'alaikum!" Suara Ummu Hira muncul menyelimuti rumah ini.

"Waalaikumsalam," Bintang bangkit lalu mencium telapak tangan Hira dengan penuh sopan santun. Begitu juga Hannan.

"Eh? Pada ngapain kalian disini? Kok berduaan aja?" Hira menatap Hannan menggoda "jangan mencari kesempatan dalam kesempitan deh,Hannan!"

"Eh.. Tidak Ummi, tadi saya hanya menanyakan siap tidaknya jika pernikahan saya dengan Bintang jatuh seminggu lagi," Hannan menggaruk kepala nya yang tidak gatal.

"Oh gitu ya... Calon mantu ummi harus bisa masak dong!" Hira menatap Bintang menantang.

"Eh? Bisa dong Ummi, sini biar Bintang masakan. Masakam terenak se dunia wkwkwk," Bintang mengambil alih belanjaan Hira lalu beranjak ke dapur.

"Lihatlah Hannan.. Kamu memang tidak salah memilihkan mantu untuk Ummi," Hira menepuk pundak Hannan lalu menyusul Bintang ke dapur.

"Ya iyalah! Hannan gitu loh!"

***

"Mau masak apa sayang?"


"Masak nasi kebuli, Umm! Ummi suka kan?" Tanya Bintang dengan penuh semangat.

"Kebetulan itu kesukaan Ummi, Hannan dan Kyai," Hira tersenyum senang karena dengan ini mereka tidak usah membeli mahal mahal lagi.

"Oh ya? Alhamdulillah..." Bintang mengusap dadanya bersyukur.

Bintang terus melanjutkan masaknya ditemani Hira yang hanya melihat dari kursi pojok dapur. Hira masih dirundung rasa penasaran yang tinggi akan hasil masakan Bintang nanti. Hannan sedari tadi juga mengintip dari balik tembok yang menghubungkan dapur dengan ruang tamu. Menatap dalam calon istrinya yang cantik dan jago memasak adalah impiannya sedari dulu. Entah mengapa Hannan sudah mantap ingin menikahinya.

Setengah jam menanti, akhirnya nasi kebuli buatan Bintang sudah jadi. Hannan yang mengintip langsung berlari ke ruang tamu supaya tidak ketahuan mengintip. Hira bangkit dari duduknya sambil membantu membawakan ke meja makan.

"Hannan!" panggil Hira. Tanpa berlama-lama Hannan berlari kecil ke arah meja makan.

"Baunya enak bangett!!" Hannan langsung mengambil nasi kebuli itu tanpa ijin dahulu.

HALAL? (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang