15

2.4K 345 63
                                    

Salju sudah menebal di penghujung desember, tak sampai sepekan tahun baru akan datang. Halaman gereja nampak ramai, banyak anak kecil yang bermain lempar salju. Sesekali mereka terjatuh sebab ulahnya sendiri, tapi hanya tawa yang membahana terdengar. Sedangkan para orang tua sedang bercakap ringan atau hanya saling sapa.

Ini hari natal, beberapa menit yang lalu misa telah usai. Tak ada wajah yang tercetak sedih sekarang, hanya penuh suka cita karena berkah yang diberikan.

Beberapa menit yang lalu keluarga besar 'OH' baru saja datang dari beribadah, rumah itu tampak lebih ramai dari biasanya. Terpampang jelas di tengah ruang keluarga pohon natal yang tinggi menjulang berdiri kokoh dengan pernak-pernik natal. Dan di bawahnya banyak sekali kotak hadiah dengan berbagai macam ukuran, entah dari siapa.

Sudah menjadi tradisi dalam keluarga itu, memberi hadiah tanpa nama lalu diletakkan begitu saja di bawah pohon. Jungkook tampak berbinar, anak itu seperti tak pernah menerima hadiah seumur hidupnya. Menenggelamkan dirinya dalam tumpukan hadiah, lalu mengeceknya satu persatu.

Joohyun berdecak jengah, kekanakan sekali pikirnya. Tak peduli suara decakannya itu terdengar atau tidak oleh kedua orang tuanya, yang jelas dia sudah membenci apapun setiap perilaku anak itu.

Seperkian detik kemudian Sehun bergabung, menelusupkan dirinya juga seperti anak kecil. Memang kalau sudah hari natal tidak peduli umur, siapa saja bisa bersenang-senang. Kedua anak lelaki keluarga 'OH' itu masih sibuk dengan hadiah mereka, membuka hampir seluruh hadiah.

Tak lama dari kesibukan itu teriakan sang ibu menggema, memerintahkan untuk sarapan. Bisa dibilang ini makan siang, kedua anak itu berbinar ketika melihat masakan kesukaan mereka tersaji, aromanya begitu menggoda. Tanpa pikir panjang Jungkook segera mendaratkan pantatnya. Di susul Sehun yang duduk di seberang bersama kakak perempuannya.

"Masakan Eomma memang juara, selalu membuat orang jatuh cinta. " Jungkook membuka suara, bersemangat memuji kenikmatan dari masakan ibunya.

Sang kepala keluarga tersenyum mendengar ucapan anak bungsunya, menggemaskan menurutnya. Ingin sekali ia mengusak kepala anak itu, jika saja duduk tepat di sampingnya. Suasana yang hangat dan hanya bisa dirasakan ketika hari spesial seperti ini, sebab keluarganya dapat makan satu meja bersama.

Suara si bungsu mendominasi suasana sarapan pagi ini, sudah menjadi kebiasaan mereka untuk sarapan usai misa di gereja. Sesekali Sehun menanggapi dengan senyuman ketika sang adik menyeretnya dalam topik pembicaraan.

Lalu kemudian Goong yo berdehem ringan, hendak menyampaikan sesuatu dengan wajah sumringahnya.

"Nanti malam bersiaplah, kita akan pergi ke Lotte World. Kalian suka bukan? "

"Tentu saja appa kami menyukainya. " Sehun menaikkan sudut bibirnya simpul, Jungkook memang sangat menarik di mata ayahnya. Bisakah dia seperti itu juga?

"Hyung, kau juga ikut bukan? "

Sehun menggerjap, hampir saja dia terbawa melow drama hatinya sendiri. "Ya itu pasti. " dan terkekeh kemudian. Detik berikutnya, bocah itu menoleh pada atensi kakak perempuannya. Berniat menanyakan hal yang sama tapi dia tidak berani.

Joohyun sedikit teralihkan konsentrasi makannya karena Sehun menepuk lengannya ringan, dan kemudian gadis itu menghela napas karena semua mata tertuju padanya. "Aku tidak bisa ikut. " jawabnya simpul seolah ia tidak butuh kebersamaan dengan keluarganya.

"Liburkan dirimu, ini hari natal. " Interupsi Goong yo dan sedetik kemudian meneguk air putih dalam gelas.

"Itu sudah giliran shif ku, tidak bisa dirubah lagi. IGD mungkin akan sangat membutuhkan dokter, mengingat hari ini Natal. " jelasnya panjang lebar.

souls (end) Where stories live. Discover now