4

3.8K 365 12
                                    

Mobil silver elegan itu sudah terparkir digarasi rumah mewah ini, Joohyun menghela nafasnya. Ia lelah karena seharian penuh ia mendapatkan 3 pasien operasi. Dia ingin menjadi seperti Chanyeol saja jika begini, karena pasien anak-anak lebih rentan meskipun regenerasi sel mereka lebih cepat dari orang dewasa.

Tak ada yang membalas salamnya, dan Joohyun semakin bingung melihat kondisi rumah yang riuh akan kehawatiran. Dan sampai, ia melihat sosok Jungkook yang sibuk mengetikkan sesuatu pada ponselnya dengan wajah pias.

"Apa yang terjadi. " Jungkook meringis, karena genggaman Joohyun pada lengannya erat.

"Se- Sehun hy- hyu- hyung" seakan lidahnya mati rasa bocah itu tak bisa menjawab perkataan singkat kakak perempuannya.

Tak ambil pusing, Joohyun bergegas ke kamar Sehun. Nalurinya berkata ini bukanlah hal yang baik, ia terpaku melihat adik kesayangannya yang berusaha meraup oksigen dengan Goong Yo yang berada memeluknya.

"Minggir. " dia tak perduli sopan santun sekarang, yang ada di benaknya hanya Sehun tak boleh pergi. Dengan cekatan Joohyun mengambil peralatan medis yang memang sudah berada tersimpan di bufet kamar Sehun.

"Appa pegangi tangannya. " Joohyun tak punya pilihan selain mengintubasi Sehun, ini memang sangat menyakitkan. Kemudian ia menyuntikkan cairan epinefrin pada lengan Sehun, dengan cekatan tangan terbiasa itu mengambil ambu bag dan memberi Sehun oksigen lebih, wanita itu berhembus lega. Ia senang adiknya masih disini, meskipun ia tahu adiknya tak pernah merasa bahagia.

Joohyun tahu, Sehun sedang menangis meskipun peluh ikut campur di wajah pucat adiknya. Dia tahu tatapan terluka adiknya, namun ia tak tahu cara menyembuhkannya.

Haejin datang beberapa menit setelahnya, dan memindahkan Sehun keatas ranjang untuk lebih menyamankan tubuh yang semakin kurus itu.

Goong yo dan Ji hyun hanya terdiam tanpa kata didepan kamar Sehun, betapa terpukulnya wanita paruh baya itu. Hatinya hancur melihat Sehun diambang kematian untuk kesekian kalinya, ia menyalahkan dirinya atas kejadian yang sudah berlalu malam ini.

"Sehun sudah baik saja, jangan hawatir. Dia mengalami syok kardiogenik ringan, beruntunglah Joohyun menanganinya dengan tepat sehingga Sehun tak mengalami henti jantung dan kemungkinan buruk lainnya. "

Haejin menjeda perkataannya sejenak, mengehembuskan nafasnya kemudian dan melihat sepasang pasutri yang memiliki reaksi berbeda. "Apa yang sebenarnya terjadi, kalian tidak bertengkar di depan Sehun bukan? " pasutri itu hanya terdiam. "Ku harap itu bukan hal yang buruk. " meskipun Haejin mengerti itu adalah hal yang buruk.

Setelah kepulangan Haejin dari rumah itu, Ji hyun tak hentinya berada di samping Sehun yang belum membuka matanya sedari tadi. Karena kata Joohyun bocah itu sedang terpengaruh bius, sesekali wanita itu mengusap dada bidang putranya yang naik turun. Dia bahagia putranya sedang bermimpi indah sekarang.

"Eomma ini sudah malam, sebaiknya beristirahat. Biar aku saja yang menjaga Sehun hyung. " Ji hyun tersenyum pada putra bungsunya yang terkadang anak itu menjadi topik pertengkarannya dengan Goong yo. Tidak, Jihyun tak menyalahkan Jungkook sama sekali, karena dia hanyalah korban yang sama seperti Sehun hanya saja. Kondisi mereka berbeda, dia hanya bocah remaja yang manis tak tahu apa-apa.

"Benarkah, tapi sepertinya kau juga harus pergi tidur. Kegiatan mu besok jauh lebih banyak bukan? Eomma akan mengantar jemputmu besok. " Jungkook hanya bergeming, ia selalu terbuai di posisinya sekarang. Sangat menyukai pelukan hangat ibunya ini, bahkan ia pernah tertidur tak membiarkannya melepas pelukan itu.

"Maafkan aku eomma. " Jihyun beralih menangkup pipi kemerahan itu, menggernyit tak mengerti apa maksud putranya ini. "Karena aku menganggu keluarga ini. " ia mengelak, menggelengkan kepalanya.

souls (end) Where stories live. Discover now