Thirteen : Rick Mario

308K 8.8K 251
                                    

Apa yang kurasa sudah jadi milikku, jangan harap siapa pun dapat menyentuhnya barang sejengkal pun!

•Devan•

Devan

"Please, jangan menangis. Itu membuatku sakit."

Selang beberapa detik setelah aku mengatakan itu ke Citra ponselku berdering dan nama Steff yang tertera di layar.

Aku mengangkatnya dengan Citra yang masih berada di depanku.

"Ada apa, Steff?"

Dahiku berkerut mendengar napas milik Steff terengah-engah di ponsel, ia terisak pelan kemudian.

"Steff? Are you okay?"

"Dev, please...ke sini sekarang. Aku mem-butuhkanmu."

"Apa yang terjadi? Kau tak apa-apa---shit!"

Aku segera memasukkan kembali ponselku ke saku celana setelah Steff memutusnya tiba-tiba.

Citra menatapku dengan wajah bingung, "Ada apa? Siapa yang menelpon?" tanyanya seraya menghapus jejak-jejak air matanya yang masih tertinggal menggunakan punggung tangan.

"Lupakan kata-kataku tadi. Aku harus pergi."
Setelahnya aku bergegas membuka pintu utama dan pergi mencari Steffani menggunakan mobilku tanpa mempedulikan panggilan Citra lagi.

Aku tau Citra sedang sedih, tapi tak ada yang lebih penting dari Steffani. Tidak, meskipun istriku sendiri.

🛌🛌🛌

"Hei, kau kenapa?"
Tanyaku begitu menemukan Steffani terbaring lemas di ranjang apartemennya.

Dia bergegas bangkit ketika melihatku dan langsung menghambur dalam pelukanku.

Steffani terisak cukup keras dalam pelukanku, aku masih tak tau apa yang terjadi padanya.

Bahunya berguncang kuat begitu juga dengan remasan tangannya di kemejaku.

Aku terus-terusan mengelus kepalanya dan sesekali menciumi puncak kepalanya untuk menenangkan. Sungguh aku tak tega melihatnya begini. Sebenarnya apa yang terjadi?

"Sssstttt, beritahu aku apa yang terjadi, okay? Tenanglah, semuanya akan baik-baik saja. Aku di sini, katakan padaku siapa yang berani membuatmu menangis?"

"Rick, Dev...Rick."
Bisiknya setengah berbisik.
Aku mengangkat sebelah alis, pasalnya nama itu sungguh asing di telingaku.

Rick?

"Who's Rick, Steff?"

"Dia...dia menjebakku untuk tidur bersamanya."

Segera saja aku melepaskan diri dari pelukan Steffani.
Aku menatapnya dengan tatapan tak percaya.

"Sorry, Dev. Sorry...aku benar-benar dijebak dan aku---"

Aku bergerak kembali membawa Steffani dalam pelukanku, "Sssttt, tenanglah. Aku akan mendapatkannya kemudian membunuhnya."
Geramku dengan kedua tangan terkepal kuat.

Akan kutemukan orang yang berani menyentuh wanitaku.

Lihat saja.

My Perfect Wife ✔️ [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang