Ten : Bad Day

366K 10.5K 413
                                    

Ingat, jangan pernah menyakiti seseorang yang mencintaimu. Jika Tuhan sudah berkehendak untuk membalaskan perbuatanmu, di saat itulah yang dinamakan karma terjadi.

•Malvin•

Gambar di mulmed : Nauval Larsson

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gambar di mulmed : Nauval Larsson.

Devan

Splash!

Aku menatap jasku hingga ke ujung sepatu lalu cepat-cepat beralih memandang tajam wanita yang kini berada di hadapanku.

"Shit! Apa kau tak punya mata? Lihatlah, pakaianku jadi basah karenamu!"

Wanita bernama Irene---yang kulihat dari nametag di seragamnya itu menatapku takut-takut, "Ma-maaf, Pak Devan, saya sungguh tak sengaja melakukannya. Maafkan saya."

Menggerakkan telunjukku tepat di wajahnya, office girl di depanku itu tampak tersentak dengan wajah sudah memucat karena ketakutan. "Kau pikir maafmu bisa membuat pakaianku kering? Dasar tak berguna, mulai sekarang kau dipecat!"

"Tapi Pak---"

"Apa aku perlu mengulanginya?"

Wanita yang mengikat rambutnya model simpul itu kelihatan hampir menangis namun ditahannya dan segera membereskan bekas tumpahan teh hangat yang ada di lantai, memandangku sebentar, "Kalau begitu, saya permisi. Sekali lagi maafkan saya."
Setelahnya dia langsung beranjak pergi dari ruanganku.

"Sial! Kenapa banyak sekali yang membuatku kesal pagi ini? Pertama, Citra dan temannya yang bernama Novel itu. Lalu office girl bodoh yang menabrakku hingga membuat pakaian mahalku basah! Untung saja tehnya tak terlalu panas. Jika panas, aku akan memintanya untuk tidur denganku---"

"Siapa yang akan kau ajak untuk tidur denganmu?"
Tiba-tiba saja sebuah suara familiar memotong gerutuanku, membuatku berdecak malas sembari terus berusaha membersihkan pakaian menggunakan tisu.

"Kau."
Jawabku acuh dan langsung disambar heboh oleh teriakan Al.

"K-Kau akan mengajakku tidur bersamamu? Seriously? Dev, ayo kita ke psikolog. Pantas saja kau tak menyukai istrimu ternyata kau seorang gay---"

Kontan saja aku segera membalikkan badan dan memberi tatapan mematikan ke arah Malvin yang masih berdiri di depan meja di ruanganku. "Siapa yang gay?"

"Tentu saja kau, siapa lagi."

"Mengapa memangnya jika aku memintamu untuk tidur berdua denganku?"
Aku yang tadinya sangat kesal kini berubah nakal berusaha mati-matian menyembunyikan senyumku yang akan muncul ketika melihat ekspresi melongo yang ditunjukkan Malvin.

Pfftt!
Teman sekaligus sekretarisku itu memang terkadang idiotnya muncul, dan hal itu selalu membuatku ingin meladeninya hingga akhirnya menjadi hiburan tersendiri untukku.

My Perfect Wife ✔️ [TAMAT]Where stories live. Discover now