[13] Try To Unlove You?

67 12 38
                                    

“Semua sikap itu seakan mendukungku untuk melupakanmu.” –Amala Rivania

🍰🍰🍰

“PADA dasarnya, cuma Lo alasan utama gue buat nonjok Dhanu, Mal.”
Amala mengernyit, berpikir keras tentang maksud kata-kata yang keluar dari mulut Denta. Keheningan menyelimuti keduanya. Hanya detak jarum jam saja yang didengar Amala.

“Lupain Dhanu.”

Sepatah kata itu berhasil memecah keheningan. Lagi. Denta lagi-lagi membuat Amala melongo dengan ucapannya. Sebenarnya cowok itu kenapa, sih?

Plis, Den. Lo ngomong yang jelas dikit napa.”

Denta terdiam beberapa saat. Berusaha memikirkan kata-kata yang tepat agar cewek di sebelahnya itu paham. Selang beberapa menit, cowok itu membuang napas kasar.

“Pulang sana!” usirnya. Cowok itu mengibas-ngibaskan tangannya. “Besok sekolah ‘kan?”

“Besok Minggu, Den.”

Denta memutar bola mata. Ia menarik selimut hingga menutupi setengah badannya. “Terserah. Pulang sebelum gue iket lo di sini!”

“Ya udah. Iket aja.”

“Mal...,” gumam Denta pelan dan penuh penekanan. Membuat Amala langsung menoleh sambil menyengir. Terkesan dipaksakan.

“Bercanda. Iya gue pulang, nih.” Cewek itu cepat-cepat bangkit. Ia menepuk-nepuk piyamanya sesaat. “Suatu saat, lo harus jelasin semua itu, oke?”

Denta mengacak rambutnya berkali-kali. Frustasi. Terlalu berlebihan memang, tapi itulah yang dirasakannya. Bahu cowok itu terlihat naik turun. Matanya terpejam sesaat. Kedua tangan terkepal kuat di sisi tubuhnya. Ia menarik napas dalam, lalu mengembuskannya. Perlahan, kepalan tangannya melemah. Kelopak mata cowok itu kini terbuka, menatap lekat-lekat pantulan dirinya dalam cermin berukuran besar itu.

“Oke, kita coba sekarang.” Denta menghela napas lagi. Ditatapnya cermin itu dengan wajah serius.

Ada dua alasan. Yang pertama karena Zoya, dan kedua ... karena Lo.

“Sebenernya simple, Mal. Yang pertama Zoya. Ya itu karena dia pindah ke sekolah kita. Dan yang bawa dia ke sini itu Dhanu, Mal!” Rahang Denta mengeras ketika sekelebat bayangan terlintas di kepalanya. Bayangan di kantin saat itu. Saat Denta melihat Dhanu dan Zoya dari kejauhan.

“Waktu di kantin itu, Dhanu secara nggak langsung nyakitin dua hati sekaligus. Pertama lo, dan kedua gue. Lo pasti sakit hati ‘kan pas lihat Dhanu deket begitu sama Zoya?”

Denta terkekeh pelan menatap bayangannya sendiri. Menganggap seolah bayangan itu wajah bodoh Dhanu. “Tapi Dhanu salah, Mal. Dikiranya gue bakal sama kaya lo. Nyatanya, gue malah sakit hati saat lihat lo seluka itu. Saat lihat lo serapuh itu...,”

Denta terkekeh lagi, namun kedua tangannya kembali mengepal. Tatapan yang awalnya melunak, kini seakan menghunus cermin di depannya. “Dan lo tahu yang terjadi selanjutnya. Sampe rumah ya gue langsung adu jotos sama Dhanu. Biasa, urusan cowok.”

Detik berikutnya, cowok itu mengusap wajah dengan kasar, kemudian mengerang pelan. “Kenapa kesannya belibet banget, ya?”

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 29, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

MavinWhere stories live. Discover now