7. Mengapa Terasa Salah?

105 18 0
                                    

7. Mengapa Terasa Salah?

Hanya karena kamu bisa bahagia setelah menyakitiku, jangan pernah anggap kalau aku juga bisa merasakan hal yang sama. Hidup setiap orang berbeda-beda, begitu pula cara mereka merasa. Ada yang terlalu gampang terluka, dan kamu menyakitiku, orang yang sampai detik ini masih belum sembuh karena selamat tinggal-mu.

⌂⌂⌂⌂

Hari ini ada mata pelajaran yang paling Azilia sukai dari sisi fangirl-nya.

TIK.

Karena pada pelajaran ini, Azilia punya alasan membawa hard-disk miliknya, laptop miliknya lalu bertukar video-video Wanna One dengan Sinta, atau dengan Nur, atau dengan siapa saja yang seingatnya mengaku Wannable.

“Wanna One Go lo udah punya semua episode belum sih?” tanya Sinta yang mulai sibuk memilah-milah beberapa file yang ada di laptop Azilia, sementara Azilianya sibuk bertukar video dengan Nur.

“Udah, tapi sub indonya nggak ada,” jawab Azilia. “Eh Sin, gue kayaknya pengin suka Seventeen aja deh.”

Sinta berdecak. “Bukannya waktu itu lo yang bilang harus setia sama Wanna One?”

“Ganteng-ganteng, Sinta.” Azilia memegangi layar laptopnya, karena kesadarannya masih terjaga, dia tidak jadi menggaruk-garuk layar laptop itu.

“Mubazir ya disia-siain?” Sinta juga setuju dengan pendapat Azilia.

“Eh ada loh kawan aku nonton Korea besoknya meninggal.” Bocil yang tadinya sibuk bercerita tiba-tiba mencelutuk, membuat Azilia, Sinta, dan Nur menoleh sedih padanya.

“Bocil ah!”

“Nggak woi.” Nana menengahi mereka. “Masalahnya, Bocil tuh punya temen nggak sih sebenarnya?”

“Woi? Maksud lo apa ngomong kek gitu?” Bocil maju mendekati Nana. “Jangan ngomong terlalu jujurlah, nggak sopan ya sama orangtua.”

“Iya Kakak, ampun, aku salah.”

Melihat kelakuan teman-temannya itu, Azilia hanya bisa geleng-geleng kepala. Sambil berdoa guru TIK mereka yang duduk di meja tidak mengetahui bahwa sebenarnya mereka tidak sedang mempelajari fomurla-formula Microsoft Excel.

Kemudian Bocil duduk di kursi yang sama dengan Azilia, menunjuk layar laptop. “Ini siapa namanya nih, Zi?”

Azilia tersenyum lebar. “Itu Daniel! Kenapa? Bocil mau kenalan?”

“Lo ada foto cetaknya?”

“Gue ada.” Tanpa diminta, Sinta menjawab. “Mau nggak, Cil? Gue kasih gratis nih.”

“Mau, biar nanti aku santet,” jawab Bocil horror yang dihadiahi gerutuan-gerutuan seperti ‘ih bocil jahat’ dan adik-kakaknya.

“Eh, woi? Main domino, yok?” ajak Meli karena dia juga sudah bosan menjelajah Instagram lewat laptop miliknya.

“Gila apa lo! Di depan ada pak Adudu!” Nana menyahut, dengan suara nyaringnya. Sampai-sampai semua orang yang ada di kelas menoleh padanya untuk mengingatkan memelankan suara.

Iya, guru TIK Azilia namanya Ade. Tapi, karena kata anak-anak mukanya berbentuk kotak dan mirip Adudu—alien berwarna hijau di animasi Boboiboy, dia jadi punya julukan tersendiri.

“Bosen banget elah,” gerutu Meli.

“Sinilah, biar gue yang pake laptop. Mau chat sama abang Sinta,” kata Bocil. Bukan rahasia lagi kalau dia naksir kea bang laki-laki Sinta yang kuliah kedokteran. Azilia mengakui kalau abang Sinta memang boyfriends material banget. Selain jadi dokter, dia jago bahasa Inggris, suka baca buku, terus pendiam.

ReabsorbWhere stories live. Discover now