IM S-2 Part 18

599 36 7
                                    

Pagi All,maafya kalo banyak typo sana sini padahal penulis udah berusaha keras ngedit tapi pas udah up masih aja ketemu sama bang typo dimana-mana.

Pagi ini juga,penulis lagi betulin eps sesuai urutan yang udah jadi,just info,season 1 itu berakhir di eps "Lamaran",part selanjutnya udah masuh season 2 dan tinggal beberapa part season 2 juga akan berakhir,jangan bosan ya,alurnya memang lambat tapi penulis udah nyelepin clue di beberapa eps yang akan menjadi inti cerita di season 3,so Happy Reading dan tinggalin jejak kalian dengan Vote,koment,lebih bagus lagi jika mau share hehehe,love U All

Minggu,08 April 2018

**********

Naya mengucek2 matanya,terbangun,genangan sisa airmata nampak jelas mengering di sepanjang pipinya.

"Kou sudah bangun Nay?"suara lembut itu menyapanya.

"Amar.."ujarnya saat tersadar,jadi semalaman dia tertidur di lengan Amar.

"Syukurlah kou tidak apa2,jangan menghilang lagi,kou tidak tahu aku sangat kuatir,bundamu sampai menangis karena semalaman kou tidak pulang"Amar membantunya berdiri.

"Aku gak mau pulang Amar"Naya malah menangis memeluk Amar kuat2.

"Aku takut,mbak Arin akan memarahiku lagi"isaknya.

"Tapi.."

"Kita tunggu saja sampai ayah dan bunda datang,aku takut Amar.."kata Naya membuat Amar akhirnya membawanya duduk lagi,Naya memegangi lengannya kuat2 dan Amar hanya bisa mengelus rambut keriting Naya yang sedikit berhamburan.

Saat orang tuanya datang Naya berlari memeluk ayahnya erat2,beberapa warga kampung juga ikut mencari karena malam itu di kompleks perumahan mereka,ada 2 anak kabur dari rumahnya,Ayah meminta Naya tidak mengulangi lagi perbuatannya dan meski hari itu bunda memarahinya habis2an tapi Naya merasa lega bisa kembali ke rumah dengan orang tuanya setelah semalam ketakutan tidur di luar rumah.

Tidak hanya dirinya,Arin juga kena marah dari kedua orang tuanya.

"Kou itu saudara tertua,harusnya bisa menjaga adikmu saat kami pergi sebentar saja,ada apa sih denganmu Rin,kenapa kou jadi seperti ini"bunda2 sampai menitikkan airmata saat mengucapkannya.

"Kou sudah SMP, Naya itu baru TK bagaimana bisa kou setega itu membiarkannya tidur di luar rumah"lanjutnya membuat Arin akhirnya juga menangis merasa semakin benci pada adik bungsunya yang dianggap sudah merebut semua perhatian orang serumah darinya.

Sejak kehadiran si bungsu,semakin banyak tanggung jawab yang dibebankan padanya,harus mengatur jadwal belajar Awa dan Zahra,harus membantu bunda menyelesaikan beberapa pekerjaan rumah seperti menyapu,mencuci piring dan mengangkat jemuran,belum lagi tuntutan akan dirinya sebagai kakak tertua semakin besar,harus rajin belajar,harus pintar,harus sopan,harus mengalah,dan keharusan2 yang lainnya karena dia adalah teladan yang akan dicontoh oleh adik2nya ditambah Ayah selalu menyalahkannya jika Naya menangis,menyebutnya tidak dewasa dan gak bisa ngemong adiknya,ayah yang dulu begitu memperhatikan dan menyayanginya mendadak berubah lebih memilih Naya daripada dirinya,rasanya begitu menyakitkan,membuatnya benar2 ingin menyingkirkan Naya dari rumah.

Naya melihat semua itu dengan takut2 juga sedih karena menganggap dirilah penyebab mbak Arin dimarahi ayah bundanya.Awa dan Zahra yang masih kecil tak berani membela Naya karena itu artinya mereka cari masalah dengan kakaknya,jadi saat bermainpun diantara mereka tidak ada yang mengajak Naya.

Amarlah yang pada akhirnya yang menjadi teman setianya,saat kakaknya gak ada yang mau mengajaknya bermain Amar datang,mengajaknya naik sepeda, memboncengnya sepanjang hari kesana kemari membuat Naya kecil bisa tertawa bahagia.

Imperfect Mate (REPOST)Where stories live. Discover now